![]() |
Ilustrasi peternakan sapi (Foto: Dok. Infovet) |
Menteri
Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendukung sepenuhnya program
Provinsi Bali mencapai Satu Juta Ternak Sapi Bali di 2025.
Hal
tersebut disampaikannya saat menyaksikan penandatangan tiga nota kesepahaman
antara Kementerian Pertanian dengan Gubernur Bali di Denpasar, 4 Januari 2020.
Salah
satu nota kesepahaman tersebut adalah terkait Populasi Sejuta Sapi Bali
Mendukung Program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan).
Menurut
Mentan, Bali merupakan provinsi yang memiliki potensi pertanian dan peternakan
yang sangat besar. Dengan adanya nota kesepahaman ini, maka Kementan akan
mendukung sepenuhnya program-program pertanian dan peternakan di Bali.
"Pada
hari ini telah ditandatangani tiga buah nota kesepahaman antara Kementan dan
Pemda Bali. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pembangunan pertanian menuju
pertanian yang maju, mandiri, dan modern" ungkap Syahrul dalam keterangan
tertulis di Jakarta, Senin (6/1/2020).
Lebih
lanjut Mentan juga menyampaikan harapannya bahwa dengan meningkatnya produksi
dan produktivitas maka ke depan produksi pertanian tersebut bisa diekspor.
Langkah ini lanjutnya sejalan dengan gerakan tiga kali ekspor atau Gratieks.
Sementara
Gubernur Bali, Wayan Koster menyampaikan bahwa Provinsi Bali merupakan provinsi
yang berbasis pertanian, dan penyediaan pangan merupakan salah satu program
utama saat ini.
Dukungan
Kementan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian di Bali
dipandangnya sangat penting dalam membantu program Pemda dan masyarakat Bali.
"Bali
kaya akan komoditas pertanian lokal seperti jeruk, salak, kopi, sapi, kambing
dan lain-lain. Namun komoditas-komoditas ini belum diberdayakan secara optimal.
Ke depan, diharapkan bantuan Kementan untuk mengoptimalkan potensi ini,"
jelasnya.
Khusus
terkait Program satu juta ternak Sapi Bali pada 2025, Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut Diarmita menyampaikan target tersebut
dapat dicapai apabila ada peningkatan jumlah induk sapi sebesar 30 persen-45
persen dari populasi saat ini, dan didukung oleh peningkatan kelahiran pedet
sebesar 80 persen-85 persen dari Indukan jumlah sapi.
Sementara
itu angka pemotongan sapi betina produktif di Bali harus bisa diturunkan hingga
5 persen-10 persen dari pemotongan tercatat saat ini, dan angka kematian pedet
harus diturunkan ke angka di bawah 5 persen dari sapi yang lahir.
"Apabila
parameter-parameter tersebut tercapai, maka program sejuta ternak Sapi Bali
akan kita capai. Ditjen PKH selalu siap mendukung program ini, karena hal ini
sejalan dengan Sikomandan, salah satu program penting dari bapak Mentan SYL,"
pungkasnya. (Sumber: liputan6.com)