-->

BIOSEKURITI HARGA MATI

Pembersihan kandang yang termasuk dalam tindakan biosekuriti dilakukan untuk meminimalisir adanya sumber bakteri dan virus. (Sumber: wattagnet.com)

Penyakit infeksi akibat virus tentunya makin menambah ruwet dalam beternak. Karena tidak ada obat yang pakem untuk mengatasi itu. Beternak sebenarnya susah-susah gampang, namun lebih banyak susahnya ketimbang gampangnya.

Begitulah keluhan yang sering terdengar dari beberapa peternak. Bukan tanpa alasan, berbagai aspek menjadi dalil dalam sulitnya beternak, salah satunya penyakit. Peternak sudah tidak asing lagi dengan penyakit-penyakit seperti AI, ND, Gumboro, Marek dan lain sebagainya.

Selain itu, ada faktor lain yang dapat memengaruhi kejadian penyakit di suatu daerah, misalnya perubahan cuaca ekstrem yang tidak menentu, sanitasi dan biosekuriti yang kurang optimal, serta kesalahan manajemen pemeliharaan dapat menyebabkan ayam menjadi langganan serangan penyakit.

Memahami Pentingnya Biosekuriti
Biosekuriti singkatnya adalah berbagai tindakan atau upaya yang dilakukan agar penyakit tidak dapat masuk dan keluar dari peternakan. Tindakan biosekuriti merupakan harga mati dalam suatu usaha budidaya ternak, terlebih lagi di zaman now penyakit semakin berkembang. Oleh karenanya tidak ada celah bagi peternak teledor dalam hal ini.

Biosekuriti memiliki peranan sangat penting sebagai garda terdepan pencegahan terhadap penyakit unggas, sehingga penyakit tidak dapat masuk, baik antar individu unggas atau kandang maupun antara kandang dengan lingkungan. Penerapan biosekuriti yang baik dapat menekan penyebaran penyakit pada suatu peternakan.

Menurut Drh Jumintarto, Technical Manager PT Kerta Mulya Saripakan, setidaknya aspek biosekuriti menjadi salah satu inti dari budidaya ternak selain vaksinasi. “Saya rasa harusnya biosekuriti ini harus dikuatkan sama seperti aspek pemeliharaan (pakan, bibit berkualitas, dll), tapi pada kenyataannya aspek ini sering kendor,” ujar Jumintarto saat ditemui Infovet dalam suatu seminar.

Menurutnya, banyak faktor yang menjadi kendala dalam penerapan aspek biosekuriti, mulai dari biaya, sumber daya manusia, tidak praktis, sampai ke alasan yang paling klise, yakni malas. “Padahal biosekuriti adalah harga mati, tidak bisa ditawar-tawar lagi. Setidaknya jika kita tidak mau ayam kita tertular penyakit dari luar, kita juga harus mencegah agar ayam di peternakan sekitar kita atau masyarakat tertular oleh penyakit yang disebabkan di peternakan kita,” jelas dia.

Kontrol Lalu Lintas Ternak, Manusia dan Kendaraan
Banyak hal yang bisa diartikan sebagai aspek biosekuriti, pertama yang harus diperhatikan adalah mengontrol lalu lintas ternak dan manusia. Secara umum tindakan ini dapat berupa memberlakukan kontrol tehadap lalu lintas manusia, mengunci pintu dan melarang pengunjung, atau mengizinkan masuk orang tertentu dan personil yang dibutuhkan (profesional) setelah mereka didesinfeksi. Sepatu khusus, baju penutup dan topi khusus yang telah didesinfeksi juga harus dikenakan ketika tamu datang ke peternakan.

Hal ini bukan tanpa alasan, sebab tangan bisa juga menyebabkan infeksi dan harus didesinfeksi sebelum masuk bangunan kandang atau meninggalkannya. Pada peternakan yang menjalankan biosekuriti ketat (breeding farm) prosedur tadi akan diimplementasikan dengan sangat baik, misalnya... (CR)


Selengkapnya baca Majalah Infovet edisi Maret 2019.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer