Pemerintah mengimbau agar peternak meningkatkan kualitas telur (Foto: Infovet) |
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, I Ketut
Diarmita turun ke lapangan langsung untuk meninjau pasar serta mengadakan
pertemuan dengan peternak ayam petelur di Provinsi Jawa Timur, Rabu
(31/10/2018).
Pada pertemuan tersebut, Ketut menyampaikan beberapa langkah
sebagai solusi untuk memperbaiki harga telur di tingkat peternak. Peternak diimbau
agar meningkatkan kualitas telur dengan cara segera meregenerasi ayam yang
sudah tua dan afkir, karena hal tersebut membuat produksi peternak tidak ekonomis
dalam pemeliharaannya. Selain itu, Ketut menganjurkan supaya peternak memperbaiki
kualitas telur.
“Kualitas telur mempengaruhi masa simpan telur agar bisa
lebih lama, sehingga saat harga telur turun, penjualan masih bisa ditahan,” kata
Ketut dalam keterangan resmi yang diterima Infovet, Kamis (1/11/2018).
Kementan juga meminta kepada perusahaan Pembibit untuk
meningkatkan kualitas DOC, sehingga DOC yang diproduksi dan dijual ke para
peternak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI).
“DOC yang tidak memenuhi SNI harus dimusnahkan untuk menjaga
kualitas dan tidak merugikan para peternak,” tegas Ketut.
Peternak diimbau untuk membangun kebersamaan dengan
menguatkan koperasi yang mengarah berbentuk Korporasi sesuai kebijakan
pemerintah, sehingga diharapkan dapat mampu bersaing serta memiliki posisi
tawar yang lebih kuat ketika membeli DOC dan pakan.
![]() |
I Ketut Diarmita |
“Saya berharap Koperasi Putra Blitar terus membangun
jaringan, agar distribusi telur bukan hanya memenuhi kebutuhan DKI Jakarta,
namun harus mengembangkan pemasaran ke provinsi-provinsi lain yang tingkat
kebutuhan telurnya tinggi,” imbuh Ketut.
Bukan hanya masalah harga telur
yang cenderung turun, peternak ayam juga tengah menghadapi masalah bahan baku
pakan yaitu jagung.
Pakan menduduki porsi tertinggi dalam usaha peternakan ayam
petelur yakni 71% dari biaya produksi. Peternak mandiri umumnya belum mempunyai
manajemen stok pakan yang baik untuk mendukung keberlangsungan usahanya.
Ketut juga menyampaikan harapannya agar dimasa mendatang
Bulog dapat terlibat dalam bisnis jagung untuk membantu suply kebutuhan
jagung para peternak rakyat.
Sementara itu, Ketua Satgas Pangan Irjen Pol Setyo Wasisto
yang hadir dalam pertemuan tersebut mengimbau
agar para trader telur dan jagung
untuk menjaga kestabilan harga, demi terciptanya iklim usaha perunggasan yang
baik dan berdaya saing.
Selain bertugas memantau distribusi jagung maupun telur, Tim
Satgas Pangan Polri bertugas untuk memastikan lancarnya distribusi bahan
pangan.
“Saya mengimbau supaya tidak ada pihak yang coba
bermain-main dalam distribusi jagung dan telur, karena ini menyangkut kebutuhan
pangan masyarakat banyak,” tegas Irjen Setyo Wasisto.
Tim Kementerian Pertanian juga telah melakukan pertemuan
dengan Pemerintah Kabupaten Blitar dan disepakati langkah-langkah untuk mengatasi
permasalahan jagung dan rendahnya harga telur.
Langkah tersebut antara lain Kabupaten Toli-Toli siap
mensuplai jagung ke Blitar, kemudian Kabupaten Blitar disarankan untuk meneruskan
dan meningkatkan skala volume telur ke DKI melalui Koperasi Putra Blitar. Peternak
Probolinggo dan Tasikmalaya diharapkan dapat mensuplai telur ke Kalimantan
Selatan melalui Bulog Divisi Kalimantan Selatan, dimana harga telur di wilayah
tersebut saat ini sangat tinggi. (NDV)
0 Comments:
Posting Komentar