![]() |
Tuntutan peternak salah satunya agar Presiden Jokowi mengganti Menteri Pertanian (Foto: Istimewa) |
Hari
ini, Senin (15/10/2018) Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) menggelar
aksi demonstrasi di Pendopo Pemerintah Kabupaten Blitar, Kanigoro. Tuntutan
peternak diantaranya agar Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman turun
dari jabatannya dan protes mereka terkait harga jagung yang mahal.
Aksi
demo yang diikuti peternak layer Blitar raya ini mempertanyakan mengapa Mentan menyatakan
stok jagung melimpah, namun pada kenyataannya peternak kesultan memperoleh
jagung untuk pakan dan bahkan harganya selangit.
Peternak
meneriakkan perihal jagung yang diekspor ke Filipina dan Malaysia, padahal
peternak rakyat amat membutuhkan. PPRN menuntut pemerintah menyediakan jagung
yang cukup dengan harga yang wajar sesuai aturan Kemendag yaitu Rp 3.150 di tingkat petani dan Rp 4.000 di tingkat
peternak.
Sukarman
selaku Ketua PPRN mengkritisi Kementerian Pertanian yang selalu berujar jika produksi
jagung sudah swasembada, sehingga tidak memerlukan lagi impor.
![]() |
“Fakta
di lapangan, jagung ternyata sebagian besar
diserap perusahaan feed mill lewat
pedagang saat panen di sentra-sentra produksi sehingga peternak kesulitan
memperoleh jagung dengan harga yang wajar,” ungkapnya.
PPRN
juga mendesak pemerintah untuk menstabilkan harga telur di tengah melambungnya
harga bahan pakan ternak yang menembus Rp5.300/kg itu.
Harga
telur terus anjlok, menurut Sukarman. Sumber yang dirangkum dari surabaya.bisnis.com, data pada Selasa
(9/10/2018), harga telur ayam menembus Rp16.000-Rp16.300/kg, jauh bila dibandingkan harga acuan yang baru yakni Rp18.000-Rp20.000/kg di tingkat peternak.
Jika
permasalahan harga telur dan pasokan jagung tidak segera diatasi pemerintah, peternak
Blitar berencana melakukan demo ke Jakarta. (NDV)