Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Mensana | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PERSIAPAN MAKSIMAL, HARAPKAN HASIL OPTIMAL

Persiapkan awal pemeliharaan yang maksimal agar pertumbuhan ayam optimal. (Foto: Infovet/Ridwan)

Pada awal minggu kehidupannya, ayam membutuhkan panas tertentu sampai bulu-bulu tubuhnya tumbuh dengan lengkap/sempurna. Periode indukan/brooding merupakan masa kritis pada periode kehidupan anak ayam dan sangat berpengaruh kepada pertumbuhan dan hasil akhir (performance) di masa kemudian. Indukan dapat diartikan atau didefinisikan sebagai tempat menjaga atau memelihara ayam mulai umur satu hari/day old chick (DOC) sampai lepas masa pemenuhan akan kebutuhan pemanas buatan yang selanjutnya bertujuan agar dapat tumbuh baik hingga usia yang diinginkan, misalnya 4-6 minggu.

Indukan yang efisien adalah ditandai oleh dihasilkannya ayam yang sehat, tingkat kematian rendah dan pertambahan bobot badan (weight gains) baik. Dengan demikian indukan yang baik adalah yang dapat mendukung keluarnya potensi genetik ayam tersebut secara optimal.

Untuk mendapatkan apa yang disebutkan di atas, perlu kiranya mengetahui bagaimana cara untuk mendapatkannya, maka itu sebaiknya ikuti prosedur berikut sebagai pedoman.

A. Mempersiapkan Kandang Sebelum DOC Datang
1. Segera setelah ayam terjual/panen habis, keluarkan seluruh sekam/litter (untuk kandang postal), kotoran, bulu-bulu, debu dan kotoran lainnya dari lantai, langit-langit, dinding, serta peralatan yang terpakai selama pemeliharaan secepat dilakukan. Jangan sisakan litter bekas di sekitar kandang, demikian juga serangga, cacing/telur cacing, tikus dan burung liar harus dalam kondisi yang terkontrol. Buang seluruh kotoran, bakar bulu-bulu ayam, potong dan rapihkan rumput dan semak/tanaman liar, serta perbaiki jalan di sekitar areal kandang/farm.

2. Setelah kandang kosong… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2021. (MAS-AHD)

TAHUN BERGANTI PENYAKIT MENANTI, BAGAIMANA MENGHADAPINYA?

Beberapa penyakit viral dan bakterial masih menghantui peternakan unggas di Indonesia. (Foto: Dok. Infovet)

Tahun 2020 tinggal menunggu hitungan hari, namun begitu di tahun itu penyakit unggas tetap datang silih berganti. Sebagai bentuk introspeksi diri, mari sama-sama mengevaluasi apa saja penyakit yang terjadi di 2020 demi masa depan yang lebih baik lagi.

Meskipun 2020 sempat terkendala COVID-19, PT Mensana Aneka Satwa dan PT Sanbio tetap melakukan kunjungan kepada peternak. Berdasarkan laporan kunjungan dari para dokter hewan dan technical services di seluruh penjuru Indonesia, pada 2020 kasus penyakit unggas yang banyak terjadi pada broiler masih didominasi oleh penyakit CRD kompleks, Gumboro dan sedikit laporan mengenai Slow Growth oleh cemaran Mikotoksikosis.

Sedangkan pada ternak layer, kasus penyakit masih didominasi penyakit yang sebabkan penurunan produksi pada ayam masa bertelur seperti ND (G7), AI (H9N2), IB dan Coryza, sedangkan untuk fase starter-grower-prelayer (pullet) di dominasi oleh IBD dan ND.

Bisa dibilang penyakit-penyakit pada 2020 masih didominasi penyakit klasik layaknya CRD kompleks, ND, Coryza dan Gumboro. Sementara itu tim Mensana-Sanbio belum menemukan adanya penyakit infeksius baru yang menginfeksi unggas di Indonesia.

Penyakit disebutkan di atas merupakan penyakit infeksius yang disebabkan virus dan bakteri. Sebagaimana diketahui bersama misalnya saja Gumboro alias Infectious Bursal Disease (IBD) merupakan penyakit yang hampir selalu ada dan ditemui oleh tim Mensana-Sanbio di lapangan umumnya pada broiler.

Mencegah Penyakit Viral
Gumboro masih bisa dibilang merupakan salah satu momok di peternakan unggas Indonesia. Selain tidak bisa disembuhkan, penyakit ini juga dapat menurunkan kinerja sistem imun (imunosupresif) karena menyerang sistem imun ayam. Oleh karena itu, amatlah penting bagi peternak untuk mengutamakan pencegahan terhadap penyakit ini.

Penyakit viral lainnya yang masih sering ditemui di lapangan yakni ND, terutama dari genotipe 7 alias ND (G7). Serupa dengan Gumboro, penyakit ND juga masih menjadi “primadona” dan banyak dijumpai di peternakan unggas rakyat. Namun begitu, ND (G7) ini bersifat lebih ganas daripada strain lainnya dan dapat menyebabkan mortalitas 50-90%, dengan tingkat morbiditas di atas 80%.

Dalam mencegah berbagai penyakit viral pada unggas, tentunya dibutuhkan program vaksinasi yang tepat. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam suatu program vaksinasi yaitu:
• Kondisi ayam. Ayam dengan kondisi sehat akan menghasilkan titer antibodi yang baik. Oleh karena itu, sangatlah penting agar ayam dijaga tetap sehat dan tidak mengalami stres sebelum waktu vaksinasi.

• Faktor manusia. Vaksinator harus memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik dalam melakukan vaksinasi. Abai terhadap hal ini tentunya juga akan mengakibatkan kegagalan vaksin.

• Lingkungan. Peternak harus dapat mengondisikan kandang sedemikian rupa agar ayam tetap nyaman dan tidak stres. Perhatikan kepadatan, ventilasi dan faktor lainnya. Ingat, stres akan menurunkan imunosupresi dan juga dapat menjadi faktor kegagalan program vaksinasi.

• Metode vaksinasi. Vaksinasi harus dilakukan dengan cara/metode yang tepat, teknik yang tepat dan waktu yang tepat untuk meningkatkan presentase keberhasilan vaksinasi dan menghasilkan titer antibodi yang baik.

• Kualitas vaksin. Sebagai salah satu produsen vaksin terkemuka di Indonesia, PT Sanbio Laboratories telah banyak memproduksi vaksin unggas berkualitas. Produk vaksin Gumboro dan ND (G7) milik Sanbio, Sanavac IBD Series, Sanavac Gumboro Series dan Sanavac ND (G7) Series merupakan vaksin berkualitas dan homolog dengan virus di lapangan. Selain itu, produk vaksin Sanbio merupakan produk yang telah teregistrasi di Kementerian Pertanian dan terjamin mutu dan kualitasnya. Banyak peternak telah membuktikan hal ini.

Mengatasi Penyakit Bakterial
Di 2020, penyakit bakterial juga masih mendominasi peternakan unggas di Indonesia. Penyakit-penyakit semacam CRD kompleks dan Infectious Coryza masih menjadi langganan dan kerap ditemui oleh tim Mensana-Sanbio di lapangan.

Penyakit CRD kompleks sebaiknya… Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Desember 2020 (CR)

AIR DAN UDARA KEBUTUHAN VITAL BAGI PERTUMBUHAN AYAM

Konsumsi air berpengaruh pada performance, bahkan anatomis, fisiologis dan sistem imun bagi ternak ayam. (Foto: Infovet/Ridwan)

Seperti diketahui bersama bahwa air, udara dan pakan adalah tiga serangkai yang merupakan unsur vital yang sangat berpengaruh kepada penampakan prestasi pencapaian standar genetik pada pemeliharaan ayam breeder maupun komersil. Apabila terjadi ketimpangan dalam konsumsi salah satu unsur tadi, sudah dapat dipastikan performance yang diharapkan tidak akan tercapai dan itu bersifat mutlak.

Air merupakan unsur yang tidak tergantikan dalam kehidupan, hal ini terindikasi bahwa kualitas dan kuantitas air tidak dapat diabaikan. Ada korelasi antara asupan air dan asupan pakan, dimana dua hal tersebut akan sangat berpengaruh kepada performance hewan. Bahkan air tidak hanya berpengaruh kepada hal itu saja, tetapi juga kepada anatomis, fisiologis dan sistem imun/kekebalan dari hewan tersebut.

Umumnya para peternak ayam lebih menitikberatkan perhatiannya kepada pakan daripada air, padahal bila air mengalami masalah akan sangat berpengaruh pada performance ayam (hal tersebut banyak dikupas pada berbagai artikel).

Fungsi dan Sumber Air
Air mempunyai banyak fungsi terutama fungsi biologis, diantaranya membantu transfer nutrisi antar sel, sekaligus mengeluarkan bahan-bahan yang bersifat racun bagi tubuh, kemudian mengatur suhu tubuh dan juga berpartisipasi aktif dalam proses reaksi biokimia dalam tubuh.
Semua fungsi air tersebut secara tidak langsung akan berpengaruh kepada bentuk tubuh dan juga yang paling penting dalam fungsinya tersebut adalah sebagai pelumas persendian dan melindungi sistem syaraf sel (National Research Council, 1998).

Sementara ada tiga sumber utama air untuk kebutuhan tubuh hewan. Pertama, air yang berasal dari air minum yang diminum hewan tersebut. Kedua, air yang berasal dari bahan makanan, sebagai contoh beras jagung mengandung air kisaran 12-14 % yang berarti setiap 100 kg jagung yang dikonsumsi oleh hewan, maka hewan tersebut akan mendapatkan 12-14 kg air. Ketiga, air yang berasal dari hasil metabolisme nutrisi (air hasil oksidasi nutrisi), sebagai contoh bila 1 gram lemak, protein dan karbohidrat  teroksidasi umumnya akan didapat masing-masing 1,2 gram; 0,6 gram dan 0,5 gram air. Untuk setiap 1 kcal energi metabolisme terhasilkan 0,14 gram air metabolisme. Air yang berasal dari pakan dan metabolisme merepresentasikan 20% dari kebutuhan air hewan.

Air yang Hilang
Cara utama pengeluaran air tubuh dari hewan adalah dengan cara respirasi, transpirasi dan ekskresi yang biasanya dikeluarkan bersama feses atau urin. Pada hewan muda dan ayam petelur kehilangan air itu dapat juga karena terjadinya pembentukan jaringan baru dan cairan pada pembentukan telur (cairan sebagai isi telur = putih telur + kuning telur). Hilangnya air dari tubuh dengan cara respirasi tergantung dari tingkat kelembapan lingkungan dan tingkat tinggi atau rendahnya suhu/temperatur lingkungan.

Ternyata dari penelitian telah ditemukan… (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi Oktober 2020) (AHD-MAS)

MENSANA SIAP MENGHADAPI TANTANGAN TERKINI


Peserta annual meeting PT Mensana Aneka Satwa berwisata ke Jungleland, Sentul, Bogor (Foto: Dok. Mensana)


Pada tanggal 9-11 Maret 2020, PT Mensana Aneka Satwa menyelenggarakan Annual Meeting ke XXV di Hotel Avenzel, Cibubur yang diikuti oleh seluruh Divisi Marketing, jajaran Manajemen kantor pusat dan perwakilan beberapa divisi. Annual Meeting ini merupakan evaluasi kerja selama tahun 2019 dan puncaknya adalah pengumuman juara Tour De MAS 2019. Untuk Annual Meeting kali ini, Mensana tidak menghadirkan nara sumber dari luar, namun diisi dengan produk knowledge dari beberapa divisi yang terkait dari PT Mensana Aneka Satwa dan PT Sanbio Laboratories.

Acara dibuka oleh Direktur PT Mensana Aneka Satwa, Dani Ong dilanjutkan dengan paparan hasil kerja 2019 dari beberapa cabang dan materi update produk baik dari PT Mensana Aneka Satwa maupun PT Sanbio Laboratories bagi para AHTS. Dengan maraknya inovasi produk dilapangan saat ini maka diharapkan seluruh divisi siap menghadapi tantangan di tahun 2020 ini. Hal ini sangat sesuai dengan tema yang diambil pada Annual Meeting ke XXV ini yaitu “Bersiap Diri Menghadapi Tantangan Terkini”.

Untuk acara hiburan, seluruh peserta diajak berjalan-jalan menikmati Jungleland Adventure Theme Park yang terletak di Kawasan Sentul Nirwana, Sentul City, Bogor - hambalang bogor. Para peserta dimanjakan dengan beberapa wahana yang ada. Untuk menambah keseruan acara, diadakan acara fun game yang harus diikuti oleh seluruh peserta. Hadiah yang disediakanpun cukup menarik. Tidak heran jika para peserta sangat antusias untuk menjadi pemenangnya. Disamping hadiah fun game, tersedia juga hadiah door prize bagi para peserta yang tidak menjadi pemenang fun game.

Kegiatan semakin semarak diisi dengan hiburan berlanjut pada malam harinya yaitu lomba menyanyi yang diikuti oleh penyanyi perwakilan dari cabang masing-masing. Malam kesenian menjadi meriah ketika diadakan lomba yang sekarang sedang banyak digemari oleh semua usia, yaitu lomba tik tok. Seluruh cabang wajib mengikuti lomba tik tok ini dengan tema berhubungan dengan produk Mensana. Tujuannya adalah untuk lebih meningkatkan kerjasama tim masing-masing cabang.

Pengumuman juara Tour De MAS 2019 merupakan puncak acara Annual Meeting ke XXV ini. Para juara terdiri dari juara Group dan Perorangan. Kepada para juara ini diberikan hadiah berupa ibadah umroh, ibadah ke Yerusalem, wisata ke Australia, Hongkong, Singapura serta uang tunai. Manajemen Mensana mengucapkan selamat kepada para pemenang, baik Juara Tour De MAS 2019 maupun para pemenang lomba. Semoga prestasi ditahun 2020 ini lebih baik. (Rilis Mensana/INF)



ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer