Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

JOKOWI: SAATNYA DOMBA DAN KAMBING MENJADI ALTERNATIF PRIORITAS SUMBER PROTEIN HEWANI

KEBUN RAYA BOGOR - Dalam rangka mendorong peningkatan peran dan kontribusi ternak domba dan kambing yang mempunyai potensi tinggi dalam hal populasi dan produktivitas, Pemerintah memfasilitasi penyelenggaraan “Temu Wicara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Kontes Domba Garut-Kambing dengan Presiden Republik Indonesia” yang diinisiasi oleh peternak yang bergabung dalam Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI).
Acara ini dilangsungkan pada Sabtu, (27/8) di Kebun Raya Bogor, dan dihadiri oleh lebih kurang 1.000 orang peserta dari unsur-unsur Menteri Kabinet Kerja, Kepolisian Rl, Komisi IV DPR Rl, Gubernur Provinsi Jawa Barat, DPRD Provinsi Jawa Barat, Para Bupati/walikota se Provinsi Jawa Barat, DPRD Kota Bogor, peternak domba dan kambing, serta Pemerintah Pusat dan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan seluruh Indonesia.
Kedaulatan bangsa salah satunya diukur dari kemampuannya menyediakan pangan bagi rakyatnya. Hal ini dapat diwujudkan apabila Indonesia mempunyai kedudukan yang kuat di kancah perdagangan internasional. Peran sektor pertanian (termasuk di dalamnya peternakan dan kesehatan hewan) tidak hanya sebagai penyedia pangan, namun juga berkontribusi dalam penyerapan tenaga kerja, dan penghasil devisa.
NAWA CITA Kabinet Kerja tentang kedaulatan pangan, produktivitas rakyat dan kemandirian ekonomi, digunakan sebagai acuan kebijakan pengembangan komoditas domba dan kambing sebagai sumber protein hewani. Ini mengingat komoditas tersebut terbukti dalam kurun waktu 2011-2015 populasinya tumbuh rata-rata 5,8% per tahun.
Pada tahun 2015, populasi ternak domba dan kambing mencapai 36 juta ekor yang menyebar di seluruh wilayah Indonesia, dan didominasi oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Pertumbuhan populasi ternak tersebut diprediksi akan tetap meningkat pada periode lima tahun berikutnya (2017-2021).
Berdasarkan Proyeksi FAO-OECD Agriculture Outlook Tahun 2015-2025 konsumsi daging global diperkirakan mencapai 35,3 kg per kapita/tahun, dari 1,3 kg pada tahun 2015. Walaupun daging domba dan kambing tidak termasuk dalam pangsa produk yang diperdagangkan secara global, namun untuk pemenuhan kepentingan tertentu (ritual keagamaan), komoditas ini mempunyai segmentasi pasar global yang sangat menjanjikan di wilayah Asia, Afrika, dan Pasifik.
Mempertimbangkan aspek teknis, pemenuhan lokal dan perkembangan isu perdagangan global, diprediksi pada tahun 2018 Indonesia akan mampu mengekspor domba dan kambing. Pada tahun itu, populasi domba dan kambing yang siap diekspor sebanyak 800 ribu ekor, dan diperkirakan ekspor semakin meningkat pada tahun 2021 menjadi 1,5 juta ekor.
Sementara itu, Kontes Domba diikuti oleh 759 ekor domba memperebutkan Piala Kemerdekaan untuk kategori Raja Pedaging, Ratu Bibit, Raja Kasep, Raja Petet. Peternak yang dilibatkan sebanyak 731 orang.   Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan hibah 100 ekor kambing dari Presiden kepada kelompok ternak. Kambing tersebut merupakan hasil produksi BBPTU HPT Baturraden  dengan rincian 75 ekor kambing Peranakan Etawa (PE) dan 25 Ekor kambing Saanen Penyerahan kambing hibah oleh Kementerian Pertanian, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan melalui BBPTUHPT Baturraden.
Hibah kambing ini juga dalam rangka mendorong pembangunan peternakan dan kesehatan hewan khususnya dalam pengembangan ternak domba dan kambing sebagai salah satu penghasil sumber protein hewani. Sehingga total seluruhnya domba dan kambing yang ikut dalam acara ini berjumlah 953 ekor.
Pada usia 180 tahun, yang merupakan usia sangat matang sejak lahirnya Peternakan dan Kesehatan Hewan pada tanggal 26 Agustus 1836, acara ini menjadi momentum kebangkitan sekaligus penyadaran kepada seluruh masyarakat peternakan Indonesia memberikan perhatian lebih serius kepada peningkatan produksi dan skala usaha komoditas domba dan kambing, sehingga mampu berperan menjadi alternatif prioritas utama sumber protein hewani. (wan)

Workshop Teknik Kepemimpinan Terbaru: “Modern Leadership with Emergenetics Model” (Bersertifikat)

Apakah Anda percaya bahwa science dapat membantu meningkatkan efektifitas kepemimpinan Anda? Apakah Anda menyadari bahwa tantangan kepemimpinan saat ini dan di masa mendatang adalah Flexibility dan Adaptability dalam mengelola tim Anda ? Adaptability dan Flexibility ini diperlukan bukan hanya karena berkembangnya tuntutan kepuasan tim Anda tetapi juga faktor eksternal yang tidak beraturan, chaos, uncertain, dan berubah-ubah dengan cepat.

Model Emergenetics adalah hasil dari riset neuroscience terkini dan mampu membantu meningkatkan adaptability dan flexibility Anda sebagai pimpinan. Saat American Airlines dan US Airways merger di tahun 2015 senilai $ 11 Milyar, mereka menggunakan emergenetics untuk membantu penyatuan dua kultur kepemimpinan yang berbeda. 

Indo Livestock 2016 Digelar 27-29 Juli 2016

Pameran peternakan skala internasional terbesar di Indonesia yakni Indo Livestock Expo & Forum 2016 kembali diselenggarakan pada 27-29 Juli 2016, di Jakarta International Convention Center (JCC).

PT Napindo bersama FMPI menggelar jumpa pers,  
Indo Livestock 2016 besok siap digelar
selama tiga hari, 27-29 Juli 2016 di JCC Senayan.
Pameran yang sudah sebelas kali digelar ini sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat khususnya di bidang peternakan. Ini terbukti dari meningkatnya peserta pada pameran kali ini. "Peserta berkembang menjadi 570 dari 38 negara. Ada sekitar 10 paviliun negara, diantaranya Indonesia, Amerika, UK, Turki, Thailand, China, Korea, dll," ujar Vice President PT Napindo Media Ashatama selaku penyelenggara pameran, Arya Seta Wiriadipoera, saat konfrensi pers Indo Livestock Expo & Forum 2016, di Hotel Sultan, Senayan, Jakarta, Selasa (26/7).

Ia menambahkan, selain pameran peternakan, disuguhkan pula seminar-seminar menarik yang membahas seputar industri peternakan yang bertujuan menambah wawasan para pengunjung. "Akan ada banyak seminar, seperti seminar dari Asosiasi Ilmu Nutrisi Indonesia (AINI), kemudian seminar media dari Majalah Infovet, dan banyak lagi lainnya," tambahnya.

"Selain itu, ada juga kegiatan Technical Product Presentation yang bertujuan memperkenalkan teknologi peternakan bagi masyarakat. Dan tentunya pameran ini gratis bagi para pengunjung," katanya.

Selain beberapa kegiatan yang bermanfaat, pameran ini juga konsisten dalam mendukung program peningkatan konsumsi protein asal hewan yakni Susu, Daging, Telur dan Ikan (SDTI), yang bekerjasama dengan beberapa kecamatan di Jabodetabek. "Kegiatan ini untuk menggugah para orang tua dalam memberikan informasi untuk anak-anaknya, bahwa dengan mengkonsumsi protein hewani akan sangat bermanfaat ke depannya," timpal Devi selaku Project Manager pameran.

Pameran yang dilaksanakan selama tiga hari ini juga mendapat apresiasi dari para stakeholder di bidang peternakan. Sebab, lewat pameran seperti ini industri peternakan akan semakin luas dikenal masyarakat. "Pameran seperti sangat menggairahkan, karena bisa dilihat bahwa industri peternakan memberi keuntungan bagi para pelakunya. Industri di bidang peternakan seperti teknologi, obat, peralatan ternak sangat beruntung ada pameran ini. Semoga Indo Livestock lebih sukses lagi," ucap Ketua Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI), Don P Utoyo, yang turut hadir dalam acara tersebut.

Pada pameran ini, dipersembahkan pula beberapa penghargaan Indo Livestock Industry Award bagi asosiasi/organisasi dan perorangan. Penghargaan tersebut antara lain, Nastiti Adiguna Satwa Nugraha untuk budidaya dan inovasi produk, Praja Widya Satwa Nugraha untuk kelembagaan dan pengembangan SDM, Widya Karta Satwa Nugraha untuk pengembangan SDM, kemudian Cipta Piranti Satwa Nugraha untuk rekayasa input, Cipta Piranti Adi Satwa Nugraha untuk rekayasa input berdaya saing, dan Adi Karsa Nugraha untuk kategori individu atau perorangan. Penghargaan-penghargaan tersebut akan diberikan pada acara Opening Ceremony Indo Livestock 2016 (27 Juli 2016).

Jika ingin mengetahui dan menambah wawasan seputar ilmu peternakan secara langsung, segara hadiri pameran Indo Livestock Expo & Forum 2016, pada 27-29 Juli 2016, di Jakarta Convention Center, Senayan. Dan sebagai informasi, pengunjung yang hadir tidak dipungut biaya alias gratis. (rbs)

Indo Livestock 2016, Etalasenya Industri Peternakan Indonesia

PLH Dirjen PKH (no 6 dari kiri) bersama ketua asosiasi dan pimpinan Napindo
Menggabungkan Indo Livestock 2016, Indo Feed 2016, Indo Dairy 2016, dan Indo Fisheries 2016, pameran peternakan terbesar di Indonesia diikuti oleh lebih dari 500 exhibitor dari 40 negara dengan lebih dari 15.000 pengunjung dari dalam dan luar negeri.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian kembali bekerjasama dengan PT Napindo Media Ashatama untuk menggelar Indo Livestock Expo & Forum di tahun ini. Ajang berkumpulnya industri peternakan nasional dan internasional ini akan dilaksanakan di Jakarta Convention Center Jakarta pada 27-29 Juli 2016 mendatang.
Project Manager PT Napindo Media Ashatama, Devi Ardiatne menuturkan sedikitnya lebih dari 15.000 pengunjung diharapkan menghadiri Expo, Seminar, dan Presentasi Teknis. Forum yang menggabungkan Indo Livestock 2016, Indo Feed 2016, Indo Dairy 2016, dan Indo Fisheries 2016 ini diharapkan dapat diikuti oleh lebih dari 500 peserta pameran dari 40 negara dan 10 pavilion negara.
“Indo Livestock sudah terbukti sebagai etalasenya industri peternakan Indonesia. Ajang ini menjadi tempat bertemunya perusahaan peternakan dengan pelanggan dan calon pelanggannya. Informasi terkini mengenai kemajuan teknologi industri peternakan dapat diperoleh di pameran ini langsung dari ahlinya dari dalam dan luar negeri,” terang Devi.


Pameran peternakan terbesar ini selalu jadi magnet
bagi pelaku industri peternakan dalam dan luar negeri.
10 Paviliun Negara 
Pameran yang diselenggarakan untuk yang ke-11 kalinya ini akan menghadirkan 10 paviliun negara. Diantaranya adalah paviliun Indonesia, Amerika Serikat, Belanda, Britania Raya, Eropa, Korea Selatan, Taiwan,Thailand, Tiongkok, serta Turki.
Devi Ardiatne selaku Project Manager PT Napindo Media Ashatama mengatakan masing-masing paviliun jumlah perusahaannya berbeda-beda. Seperti paviliun negara dari Korea Selatan menghadirkan 9 perusahaan, Belanda 6 perusahaan, Taiwan 2 pavilion masing-masing untuk sektor Livestock dan Fisheries dengan jumlah keseluruhan 13 perusahaan, Britania Raya 4 perusahaan, sementara dari Tiongkok membawa lebih banyak lagi, yaitu 40 perusahaan, selebihnya adalah independent stand.
Persiapan saat ini sudah mencapai lebih dari 80 persen. Kesiapan tersebut meliputi tempat acara, penjualan, kontraktor pendukung, pembukaan pameran, seminar dan presentasi produk dari masing-masing peserta. Hingga saat ini kami masih menerima perkembangan terbaru.
"Penyelenggaraan Indo Livestock tahun 2016 ini kami menggunakan 3 Hall, yaitu Hall A, Hall B dan Hall Cendrawasih (C). Hall A lebih banyak untuk sektor peralatan, Hall B merupakan sektor campuran; peralatan, feedmill, dairy, animal health, perikanan dan paviliun negara sedangkan Hall C dialokasikan untuk perusahaan animal health," Kata Devi.

Indo Livestock Award 
Tidak lupa, Napindo bekerjasama dengan YAPPI (Yayasan Pengembangan Peternakan Indonesia) juga memberikan award (penghargaan) kepada insan-insan peternakan. Penghargaan ini memiliki berbagai kategori diantaranya kategori budidaya dan inovasi produk (Nastiti Adiguna Satwa Nugraha); kategori kelembagaan dan pengembangan sumber daya manusia (Praja Widya Satwa Nugraha); kategori rekayasa input (Cipta Piranti Satwa Nugraha); serta kategori individu dalam pengembangan peternakan (Adi Karsa Satwa Nugraha). Award-award tersebut akan diserahkan pada saat pembukaan Indo Livestock 2016.

Banyak seminar teknis dari perusahaan untuk mengupdate
ilmu pengetahuan paling mutakhir.  
Kampanye SDTI
Seperti tahun sebelumnya, setiap menjelang Indo Livestock, Napindo menyelenggarakan kegiatan Gerakan Konsumsi Protein Hewani Susu, Daging, Telur, dan Ikan (SDTI). Corporate Communication PT Napindo Media Ashatama, Endah Wibowo mengatakan, kampanye SDTI ini merupakan bentuk komitmen Napindo untuk turut serta mencerdaskan bangsa dengan meningkatkan kesadaran kepada masyarakat guna menjadikan kebiasaan minum susu setiap hari serta mengonsumsi daging, telur, dan ikan sebagai protein hewani.
Kampanye SDTI sudah dimulai sejak 2008. Program-programnya berbeda setiap tahun. Di 2016 ini Napindo melaksanakan kampanye bekerjasama dengan beberapa kecamatan se-Jabodetabek menggandeng ibu-ibu PKK (Pembina Kesejahteraan Keluarga). Dokter ahli gizi turut disertakan dalam mensosialisasikan pentingnya protein hewani bagi kecerdasan bangsa.
"Kami melihat antusiasme yang besar dari peserta kampanye SDTI ini. Hal ini membuat kami yakin untuk terus menyelenggarakannya setiap tahun. Masih banyak masyarakat yang belum mengerti pentingnya mengonsumsi protein. Semoga dari hal kecil yang kami lakukan akan berdampak besar di kemudian hari,” pungkas Endah. (adv)

AYO IKUTI SEMINAR INFOVET DI INDOLIVESTOCK 2016, GRATIS!!!....


Pameran peternakan internasional Indolivestok Expo & Forum akan berlangsung 27-29 Juli 2016 di Jakarta Convention Center (JCC). Pameran ini diikuti oleh lebih 40 negara dan dikunjungi oleh ribuan orang dari berbagai daerah di Indonesia dan dari luar negeri.

Majalah Infovet akan ikut memeriahkan pameran ini dengan membuka stand pameran di blok CA 10 dan juga menyelenggarakan Seminar Leadership yang sangat perlu Anda ikuti.

Gratis untuk 30 pendaftar pertama
AYO DAFTAR SEGERA!!!
"Modern Leadership With Emergenetics Model"
Rabu, 27 Juli 2016 (Pukul 13.00 – 16.00 WIB)
Ruang Theather 6, Jakarta Convention Center (JCC), Area Indolivestock Expo & Forum

Menghadirkan pembicara:
Ir. Agus E. Purwanto, MM.
Certified Associate – Emergenetics International (www.emergenetics.com)– Asia, NLP, practicioners bersertifikat, profesional di bidang penjualan

Seminar bertujuan untuk:
 Meningkatkan produktivitas Anda sebagai pimpinan, mencegah misunderstanding, dan konflik di kantor, mengelola hubungan yang menyenangkan dan efektif dengan orang di lingkungan pekerjaan.

*Pendaftaran Rp 100.000/orang
*Gratis untuk 30 pendaftar pertama

Pendaftaran: Mariyam 08777 829 6375 (Telp/WA)
Email: gallus.marketingeo@gmail.com

PT Gallus Indonesia Utama
Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI)
Grand Pasar Minggu, Jl Raya Rawa Bambu 88A
Pasar Minggu-Jakarta Selatan
www.gita-asohi.com,www.majalahinfovet.com,www.jurnalpeternakan.com
www.infoakuakultur.com. Email:gallusindonesiautama@gmail.com, asohipusat@gmail.com, Telp: 021.782 9689

PM Selandia Baru Kunjungi Fonterra Brands Indonesia

Fonterra Brands Indonesia (FBI) mendapat kunjungan dari Perdana Menteri (PM) Selandia Baru, John Key, guna merayakan kerjasama di bidang pertanian dan peternakan yang selama ini sudah terjalin bersama Indonesia.
Mendag Selandia Baru, Todd McClay, dan PM Selandia Baru, John Key,
saat didampingi Presdir FBI, Achyut Kasireddy, dalam kunjungannya ke Cikarang, Jawa Barat.
Dalam kunjungannya itu, John disambut hangat oleh Presiden Direktur Fonterra Brands Indonesia, Achyut Kasireddy. Pada acara singkat itu, Achyut menyampaikan kepada para hadirin bahwa Selandia Baru dan Indonesia telah menjalin kerjasama yang harmonis.
“Selandia Baru dan Indonesia telah menjalin hubungan kerja sama yang baik selama 65 tahun, dan sebagai perusahaan terbesar asal Selandia Baru, Fonterra telah berkontribusi selama lebih dari 30 tahun di Indonesia,” ujar Achyut dalam acara kunjungan PM Selandia Baru ke Pabrik Fonterra di Cikarang, Jawa Barat, Selasa (19/7).
Lebih lanjut ia mengatakan, Indonesia merupakan pasar prioritas bagi Fonterra dengan potensi pertumbuhan yang besar. “Indonesia merupakan pasar utama Fonterra. Investasi kami memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan susu berkualitas tinggi lebih banyak lagi sebagai upaya kami dalam memenuhi permintaan susu masyarakat Indonesia yang semakin meningkat,” katanya.
Fonterra, lanjut dia, juga memiliki program yang membantu para peternak susu lokal dalam memperbaiki peternakannya baik dari segi produksi maupun kualitas susunya. “Sebagai perusahaan susu berbasis koperasi yang dimiliki oleh para peternak di Selandia Baru, kami juga selalu mencari cara untuk mengembangkan industri susu Indonesia dengan bekerjasama dengan komunitas peternak sapi perah lokal untuk membantu meningkatkan keahlian mereka melalui program Fonterra Dairy Scholarship, yang saat ini telah memasuki tahun keempat,” ucapnya.
Hal itu bertujuan untuk meningkatkan produksi susu di Indonesia. Menurut data Kementerian Pertanian, konsumsi tahunan untuk produk susu naik menjadi 313 ons per kapita pada 2014 dari yang sebelumnya 209 ons pada 2013. Sejak beroperasinya Fonterra September lalu dengan modal sebesar US $ 25.980.000 (Rp 340 miliar) merupakan invetasi terbesar di Asia Tenggara dalam satu dekade terakhir. Sampai saat ini sudah sekitar 60% produksi atau sekitar 16.000 ton susu bubuk per tahun dan 87.000 paket produk susu per hari yang di pasarkan di Indonesia.
John menyambut positif kontribusi yang dilakukan Fonterra dalam meningkatkan konsumsi susu khususnya di Indonesia. Ia menyebut perusahaan ini bisa menjadi yang terdepan dalam permintaan produksi susu di Asia. “Ini adalah pasar dimana mau tidak mau tidak hanya meningkatkan permintaan tetapi juga keamanan dan kualitas produksinya. Disitulah Fonterra cocok,” kata John di acara kunjungan tersebut.
Ia menambahkan, Fonterra merupakan contoh bentuk kerjasama yang menguntungkan dalam industri persusuan. “Ini adalah bukti Pemerintah Selandia Baru untuk membuka jalan bagi perusahaan lain untuk mengembangkan jangkauannya di dunia,” tambahnya.
Serupa dengan PM John Key, Menteri Perdagangan (Mendag) Selandia Baru, Todd McClay, yang ikut mendampingi menyebut, hal ini semakin memperkuat peluang investasi bagi perusahaan-perusahaan lain di Selandia Baru yang ingin berinvestasi di Indonesia.
“Indonesia merupakan pasar dengan potensi yang besar. Komitmen jangka panjang Fonterra untuk Indonesia hendaknya mendorong perusahaan asal Selandia Baru lainnya untuk melihat kesempatan tersebut,” sebut McClay.
Dalam kesempatan itu, PM John Key bersama para delegasinya termasuk Mendag Todd McClay, yang didampingi oleh Achyut Kasireddy, dan Chief Operating Officer of Farm Source Fonterra, Miles Hurrell, serta Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam, Gellwyn Daniel Hamzah Yusuf, bersama-sama mengunjungi Pabrik Fonterra di Cikarang, sekaligus mengunjungi beberapa stand kelompok sapi perah lokal yang menjalin program kerjasama dengan Selandia Baru, seperti Indonesian Dairy Excellence Activity (IDEA) dan Fonttera Dairy Scholarsip. (rbs)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer