Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini fakultas peternakan | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Gandeng Organisasi Alumni, Fapet Unsoed Siap Jadi Pusat Unggulan Peternakan

Dari kiri : Teguh Munajat , Achmad Sodik, Ismoyowati, Agus Kadarisman (hallo.id)
Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Unsoed Purwokerto Prof Ismoyowati siap meningkatkan kerjasama dengan alumni dalam rangka menjadikan Fapet Unsoed menjadi pusat keunggulan dan pengembangan sumber daya pedesaan dan kearifan lokal secara berkelanjutan. Hal ini disampaikan dekan dalam pemaparan visi misi dan program kerja pengembangan Fapet Unsoed di acara Temu Alumni Tahunan Keluarga Fapet (Kafapet) Unsoed , di Ciawi Bogor, minggu, 29 Oktober 2017.

Prof. Ismoyowati adalah dekan Fapet yang baru dilantik bulan Juli lalu periode untuk 2017-2022 menggantikan Prof. Achmad Sodik yang menjabat tahun 2010-2017.  Telah menjadi tradisi Kafapet Unsoed, setiap tahun mengadakan Temu Alumni Tahunan yang diikuti oleh lebih dari 300 orang perwakilan alumni dari seluruh Indonesia. Dalam setiap acara temu alumni dilakukan diskusi dengan topik aktual di bidang peternakan. Tahun 2016 lalu acara temu alumni di Gedung Kementerian Pertanian diisi dengan  sarasehan peternakan nasional yang hasilnya telah diserahkan ke Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagai sebuah rekomendasi untuk pemerintah dalam mengambil kebijakan bidang peternakan. Tahun ini panitia sepakat acara temu alumni tahunan diisi dengan pemaparan visi misi dekan baru untuk didiskusikan dengan peserta temu alumni.

Ismoyowati  mengharapkan Kafapet  terus memberi masukan untuk meningkatkan daya saing Fapet Unsoed bukan hanya di tingkat nasional tapi juga di internasional. Dengan perkembangan teknologi dan bisnis yang demikian cepat, Fapet Unsoed juga akan menyempurnakan kurikulum Fapet agar dapat mengikuti perkembangan zaman.Ia mengharapkan Kafapet Unsoed sebagai pihak yang tahu kebutuhan industri dapat memberikan masukan mengenai perbaikan kurikulum.

Menanggapi hal ini Bambang Suharno yang bertindak sebagai moderator mengatakan, saat ini dengan adanya pelarangan Antibiotic Growth Promoter (AGP) membuat peternak unggas banyak beralih dari kandang open house manjadi kandang closed house. Dengan makin banyaknya peternak melakukan investasi kandang closed house , satu orang sarjana peternakan bisa mengelola 150 ribu ekor ayam.  Sarjana yang dibutuhkan di masa depan adalah yang menguasai teknologi closed house. Sementara itu ilmu mekanisasi peternakan sudah dihapus dari kurikulum Fapet Unsoed. "Hal ini tentunya perlu menjadi pertimbangan dalam menyusun kurikulum ke depan," ujar Bambang.

Hal senada juga disampaikan Budi Purnomo, alumni Fapet Unsoed yang berprofesi di media digital. Mengutip pengamat bisnis, ia mengatakan di masa depan akan banyak profesi yang hilang, akibat berkembangnya teknologi digital. Beberapa diantaranya profesi tukang pos, teller bank, kasir dan sebagainya. Banyak teknologi yang bisa menggantikan manusia, sehingga menjadi tantangan dunia pendidikan tinggi untuk menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan masa depan. 

"Dunia peternakan juga akan mengikuti arah teknologi digital dalam mengelola budidaya, breeding, pakan dan sebagainya," kata Budi.

Sementara itu Ketua Kafapet Jabodetabek Rony Fadilah mengusulkan agar program magang dan pembekalan oleh alumni untuk mahasiswa ditingkatkan agar lulusan Fapet Unsoed lebih berdaya saing lagi. "Saat ini lulusan Fapet Unsoed umumnya dikenal berkualitas bagus oleh industri peternakan, namun tetap harus ditingkatkan agar lebih bagus lagi," tambahnya.

Terhadap semua masukan peserta, Dekan Fapet menyambut antusias untuk melanjutkan kerjasama antara Fapet dan alumni yang telah terjalin selama ini. Pihaknya terbuka untuk menerima masukan dan saran demi kemajuan Fapet Unsoed.

Sementara itu Ketua Umum Kafapet Unsoed Pusat Bambang Riyanto Japutro menyatakan, sebagai tindak lanjut dari temu alumni tahunan ini, pihaknya akan proaktif menyusun masukan untuk perbaikan kurikulum maupun untuk hal yang lainnya demi membantu terlaksananya visi misi dan program kerja yang telah dipaparkan dekan. 

Pendidikan bertaraf internasional

Dalam Temu Tahunan Alumni Fakultas Peternakan Unsoed yang bertema "Semangat Sumpah Pemuda, Semangat Kita Semua" itu  Ismoyowati, memaparkan misi untuk menyelenggarakan pendidikan bidang peternakan yang memenuhi standar nasional dan internasional.
Untuk mencapai sasaran tersebut, ia memaparkan sejumlah program kerja yang mempercepat proses tercapainya visi dan misi yang sudah ditargetkan.
Ia mengatakan, setidaknya ada 6 program kerja utama yang akan dijalankan, yaitu : 
Pertama, penguatan kelembagaan dan tata kelola. Kedua, peningkatan  kualitas akademik. Ketiga, penguatan daya saing mahasiswa dan alumni.
Keempat, pengembangan sarana dan prasarana pendidikan. Kelima, pengembangan kualitas SDM (dosen dan tenaga pendidikan) dan manajemen pendidikan. Serta, keenam, internasionalisasi Fapet Unsoed.
Khusus mengenai internasionalisasi Fapet Unsoed, ia memaparkan sejumlah program, antara lain penyelenggaraan seminar internasional, meningkatkan karya ilmiah terindeks internasional, serta meningkatkan kerjasama internasional.
Achmad Sodik Rektor UNU
Acara Temu Alumni Tahunan juga disertai acara ucapan terima kasih kepada Prof Achmad Sodik yang secara konsisten selama menjabat Dekan tahun 2010-2017 selalu hadir dalam acara temu alumni tahunan untuk berinteraksi dan berdiskusi dengan alumni. Kafapet juga menyampaikan selamat atas posisi barunya sebagai Rektor Universitas Nahdatul Ulama (UNU) Purwokerto.
Dalam sambutannya  Prof Achmad Sodik menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang telah terjalin baik antara Fakultas dengan alumni dan mengharapkan terus ditingkatkan di masa yang akan datang.***







KONTRIBUSI PETERNAKAN TROPIS UNTUK KEDAULATAN PANGAN

Foto bersama usai acara pembukaan
ISTAP ke-7, di Kampus Fapet UGM, Selasa (12/9).
Dalam pelaksanaan the 7th International Seminar on Tropical Animal Production (ISTAP), pada 12-14 September 2017, Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA, menyatakan, bahwa peternakan di negara-negara tropis seperti Indonesia secara signifikan mampu untuk meningkatkan kedaulatan pangan.

“Peran peternakan di negara tropis menjadi penting untuk membangkitkan kemandirian, karena fungsi peternakan sebagai tabungan, akumulasi modal, serta suplai input bagi tanaman pangan,” ujar Prof Ali Agus, dalam siaran persnya usai pembukaan acara, Selasa (12/9), di Fapet UGM, Yogyakarta.

Diungkapkannya, upaya untuk mengukur kontribusi peternakan pada kedaulatan pangan di negara tropis sangat penting untuk mengidentifikasi keunggulan dan daya saing komoditas serta produk turunannya. Sebab, para petani/peternak di negara tropis tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol mekanisme produksi pangan dan kebijakannya. Hal ini disebabkan karena petani di daerah tropis seringkali dicirikan dengan skala usaha yang kecil dan subsisten.

“Hewan ternak telah melekat pada kehidupan peternak kecil di negara-negara tropis. Oleh karena itu, melibatkan rumah tangga petani kecil dalam mekanisme produksi dan kebijakan berarti ikut mengamankan kedaulatan pangan sebuah negara,” katanya.

Menurutnya, penyelenggaraan ISTAP ke-7 yang mengambil tema “Contribution of Livestock Production on Food Sovereignty in Tropical Countries” merupakan kontribusi penting dalam perkembangan kedaulatan pangan nasional.

Sementara, Rektor UGM, Prof. Ir. Panut Mulyono, M.Eng., D.Eng, menyatakan, kedaulatan pangan tidak hanya diartikan sebagai ketersediaan pangan, melainkan akses terhadap pangan yang berbasis potensi lokal. “Indonesia dan negara tropis lain kaya akan sumber daya ternak lokal dan keanekaragaman ternak. Ini adalah aset potensial yang berguna dalam pasar domestik maupun internasional di masa mendatang,” kata Prof Panut.

Kendati begitu, lanjut dia, produksi ternak di negara tropis cenderung masih dijalankan oleh peternak kecil. “Permasalahan seperti ketidakseimbangan supply-demand, kapasitas dan kapabilitas peternak yang masih rendah dan kurangnya inovasi-teknologi, masih menjadi tantangan. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, diperlukan sinergi antar stakholders terkait,” ucapnya.

Ketua Panitia ISTAP, R. Ahmad Romadhoni Surya Putra, S.Pt., M.Sc., Ph.D., mengungkapkan, kegiatan ini merupakan seminar Tropical Animal Production yang tertua di Indonesia. “Seminar ini sudah dimulai sejak awal 90-an dengan melibatkan seluruh peserta dari berbagai penjuru dunia. Pada penyelenggaraan kali ini, ISTAP dihadiri lebih dari 250 peserta yang berasal dari 11 negara di wilayah tropis,” katanya. (RBS)

Keluarga Alumni Fapet Unsoed Gelar Sarasehan Peternakan Nasional


Konsumsi pakan ternak tahun 2020 yang akan datang menurut perkiraan GPMT (Gabungan Perusahaan Makanan Ternak ) bisa mencapai 26 juta ton, atau naik 62,5% dibanding konsumsi pakan tahun 2015 yang sebesar 16 juta ton.  Angka ini menunjukan prospek usaha peternakan sangat cerah dengan pertumbuhan rata-rata12,5% per tahun, jauh di atas pertumbuhan ekonomi nasional yang rata-rata 5% per tahun. Namun dunia usaha peternakan masih menghadapi sejumlah tantangan, di antaranya sering terjadi oversupply ayam broiler yang menyebabkan harga jatuh di tingkat peternak, ketergantungan impor bahan baku pakan, pro kontra kebijakan pengendalian supply bibit, isu kartel dan sebagainya. Sementara itu di usaha sapi potong, ketergantungan terhadap impor daging masih cukup tinggi.

Masalah-masalah di atas akan menjadi bahasan menarik dalam sarasehan peternakan nasional yang akan diselenggarakan Keluarga Alumni Fakultas Peternakan Unsoed yang akan diselenggarakan di auditorium gedung D Kementerian Pertanian  dengan topik bahasan "Situasi Peternakan Terkini, Masalah dan Solusi", pada Minggu 4 September 2016 mendatang.

Acara tersebut berbarengan dengan Temu Alumni Tahunan dengan tema Satu Keluarga. Satu Tujuan, Bersatu untuk Maju. Ketua Panitia Temu Alumni Tahunan Puji Hartono mengatakan, sarasehan nasional terselenggara atas kerja sama antara Kafapet Unsoed, Fapet Unsoed, dan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Sarasehan akan menghadirkan Narasumber yaitu Plh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Dr Ir Riwantoro (Alumni Fapet 81), Dekan Fapet Unsoed Prof Ahmad Sodiq (Alumni Fapet Unsoed 87), Guru Besar Monash University Ausralia Prof Mulyoto Pangestu (Fapet Unsoed 82), Teguh Sudaryanto (Pengusaha Peternakan Ayam  alumni Fapet Unsoed 89), Tri Nugrahwanto  (Praktisi feedlot Sapi Potong, alumni Fapet Unsoed 83), dan Shita Annisa Doman (alumni Fapet Unsoed 88). Moderator acara ini yakni Bambang Suharno (wartawan senior Peternakan, alumni Fapet Unsoed 85). Artis Cici Tegal direncanakan akan hadir untuk meramaikan acara ini.

Diharapkan melalui sarasehan ini, alumni Fapet Unsoed dapat memberikan masukan yang konstruktif dan komprehentif mengenai situasi peternakan saat ini, baik kepada pemerintah maupun pihak terkait lainnya. Ia menambahkan, alumni Fapet Unsoed sudah berkiprah banyak di bidang peternakan dari industri hulu hingga hilir, mulai dari usaha breeding, feedmill, budidaya, feedlot, industri obat hewan, peralatan peternakan, industri pengolahan, birokrat, peneliti, tenaga pengajar, konsultan dan sebagainya. Mereka akan hadir untuk ikut mendiskusikan permasalahan riil peternakan.

Ketua Kafapet Unsoed Wilayah Jabodetabeksesuci (Jakarta Bogor Tangerang Bekasi Serang Sukabumi Cianjur) Roni Fadilah menuturkan, pengambilan tema Satu Keluarga. Satu Tujuan, Bersatu untuk Maju dilandasi fakta bahwa Fapet Unsoed telah meluluskan lebih dari 8.000 sarjana peternakan yang tersebar ke seluruh wilayah Indonesia dengan beragam profesi, namun tetap mempunyai satu tujuan,  yaitu pengabdian yang tidak henti untuk negeri tercinta Indonesia.  ”Acara Temu Alumni Tahunan Fapet Unsoed akan dihadiri oleh alumni dari berbagai daerah, seperti Jabar dan Banten, Jateng, Jatim, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi,” ujarnya di Jakarta, .

Rony menambahkan, pada temu alumni tahunan ini juga akan diadakan pelantikan kepengurusan baru Kafapet wilayah Sumatera Selatan, Lampung, dan Sulawesi oleh Ketum PP Kafapet Unsoed  Bambang Riyanto Japutra. Tiga kepengurusan tersebut menyusul kepengurusan Kafapet yang sudah terbentuk sebelumnya yaitu wilayah Jabodetabeksesuci, Bandung Raya, Priangan, Pantura, Barlingmascakep (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, kebumen) Joglosemar (Jogja Solo Semarang), dan Surabaya.

Bagi alumni yang berminat hadir bisa menghubungi 0812 9333 289 (Rony), 0812 9416 2405 (Puji), 0812 1991 9286 (Yudhi).

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer