-->

DOSEN POLTANA MAPENA BERDAYAKAN PETERNAK KAMBING - DOMBA DI DESA BRINGIN

Tim Dosen POLTANA MAPENA Memberikan Materi Penyuluhan Pada Peternak
(Foto : Radar Tuban)


Tim dosen Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena Tuban menggelar program pemberdayaan masyarakat di Desa Bringin, Kecamatan Montong. Program yang dimulai Mei dan berakhir Agustus 2024 tersebut menggandeng mitra peternak kambing dan domba anggota BUMDesa Suryonegoro. Kegiatannya, mengoptimalisasi budidaya ternak kambing dan domba serta digital marketing.

Program tersebut merupakan hibah kompetitif nasional dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi tahun 2024. Ketua tim pengabdian, drh Lia Nur Aini mengatakan, kegiatan ini sangat penting untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat desa setempat.

Khususnya peternak Desa Bringin dalam meningkatkan pengetahuan dan keahlian beternak kambing dan domba. Mengacu data BPS 2021, Kecamatan Montong menempati urutan keempat terbanyak jumlah populasi ternak kambing dan domba di Kabupaten Tuban.

‘’Potensi masyarakat ini perlu pendampingan berkelanjutan untuk meningkatkan perekonomian. Itu karena peternakan merupakan salah satu pondasi ketahanan pangan Kabupaten Tuban,’’ ujarnya.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut berlangsung di BLKK Komunitas Desa Bringin. Hadir pada pembekalan tersebut Ketua BUMDesa Suryonegoro, Sugiyanto dan 20 peternak anggotanya.Selama kurang lebih empat bulan, peternak mendapatkan penyuluhan dan pelatihan yang fokus pada optimalisasi budidaya.

Materi yang diberikan berupa teknik budidaya ternak yang baik, pencatatan produksi, manajemen hijauan pakan ternak, pembuatan silase, pembuatan Urea Molases Block, dan pendampingan budidaya maggot lalat Black Soldier Fly (BSF) serta digital marketing.

Khusus materi optimalisasi budidaya, peternak didampingi oleh Ir. Teguh Dwi Putra, S.Pt., M.Sc. IPM. ASEAN. Eng. Materi pengecekan kesehatan ternak dan pengetahuan manajemen kesehatan ternak disampaikan drh. Lia Nur Aini, M.Si. Sedangkan pelatihan digital marketing melalui pembuatan media sosial untuk pemasaran ternak dibimbing oleh Afsah Indah Maulidah S.Pi., M.P.

Peserta sangat antusias mengikuti program tersebut. Terbukti, banyak yang menyampaikan pertanyaan. Diskusi pun berlangsung hidup. Terutama terkait temuan-temuan masalah baru peternak seperti standarisasi harga jual kambing dan domba hidup.

Selama ini, peternak kambing dan domba di Desa Bringin mengalami kerugian saat menjual ternak hidup. Pemicunya, tidak adanya standarisasi harga yang pasti dari pemerintah.

Untuk mendukung keberlanjutan program pengabdian tersebut, pada akhir kegiatan pengabdian masyarakat digelar focus group discussion (FGD) yang mengundang berbagai stakeholder dari instansi pemerintah.

FGD dihadiri oleh Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Tuban dan pemerintah Desa Bringin, lembaga filantropi Nurul Hayat Tuban, Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Tuban, Pemerintah Desa Bringin Montong, serta Politeknik Pertanian dan Peternakan Mapena.

’Hasil dari FGD ini, diharapkan para stakeholder mampu mengawal keberlanjutan program pengabdian sesuai dengan porsi tugas masing-masing untuk membantu dalam meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Bringin melalui kegiatan ketahanan pangan, yakni peternakan,’’ ujar Lia Nur. (INF)


PEMDES JATIMULYO GELAR SEKOLAH PETERNAKAN DOMBA

Salah Satu Peternak Yang Membawa Mengikuti Sekolah Peternakan Domba
(Foto : Istimewa)


Pemerintah Desa Jatimulyo Kecamatan Petanahan, Kebumen, Jawa Tengah bekerjasama dengan Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Klirong menggelar sekolah peternakan domba. Program tersebut bertujuan untuk penguatan kapasitas peternak domba di Desa Jatimulyo.

Selain melakukan kegiatan vaksinasi, penyuntikan vitamin dan pemberian obat cacing pada ternak, juga diberikan edukasi terkait managemen pakan domba, managemen kandang dan penanganan penyakit. Dengan demikian diharapkan para peternak dapat beternak dengan baik.

Kepala Desa Jatimulyo Sabit Banani menyampaikan kegiatan tersebut menyasar ke 150 peternak. Ini baik yang kelompok maupun pembudidaya mandiri dengan populasi hewan ternak lebih dari 1.000 ekor hewan ternak baik domba, kambing maupun sapi.

“Model sekolah ini sebenarnya semacam klinik konsultasi yang dikolaborasi dengan kegiatan Puskeswan. Dalam hal ini peternak dapat mengkonsultasikan kondisi ternaknya,”  kata Sabit, Rabu (3/7)

Sabit menambahkan, adanya sekolah peternakan tersebut bisa membuat para peternak agar bisa berbudi daya dengan baik. Ini agar nantinya muncul ketahanan ekonomi bagi masyarkat.

"Yang jelas masyarakat bisa lebih mengeksplorasi, menyiapkan sumber daya pakan  dan berbudidaya dengan baik. Dari budi daya yang baik tersebut muncul ketahanan ekonomi bagi warga desa," ungkanya.

Sementara itu dokter hewan dari Puskeswan Klirong drh Zaskia Putri Pertiwi menyampiakan pemberian vaksinasi tersebut rutin dilakukan saat kegiatan Puskeswanling sejak 2 tahun lalu . Selain itu diberikan pula setiap 3 bulan sekali. Selain itu juga diberikan edukasi agar perkembangan dan kesehatan ternak bisa lebih baik dan menekan angka kematian pada ternak.

“Dalam puskeswanling atau yang dulu biasa disebut pesta patok ini diberikan adalah pengobatan pencegahan berupa pemberian vitamin dan obat cacing untuk kambing dan sapi," Jelas dokter Zaskia.

Syukur salah satu peternak di Dukuh Karangtanjung mengaku dengan adanya perhatian dari pemdes setempat dibidang peternakan memberikan dampak yang siginifikan. Ternak-ternak jadi lebih sehat dan memiliki nafsu makan tinggi sehingga memilki harga jual yang tinggi.

"Kita selalu mengikuti setiap program dari kelompol peternak. Karena dari segi kesehatan sangat menonjol, makanya juga brokoh dan hampir tidak ada kematian ternak,” ucapnya. (INF)

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer