Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Fapet Unpad | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

FAPET UNPAD-HIPPAPI GELAR KONTES AYAM PELUNG 2019

Kontes Ayam Pelung Nasional ke-17 yang dilaksanakan di Plaza Fapet Unpad. (Foto: Sjamsirul)

Minggu, 1 September 2019, Unit Kegiatan Mahasiswa-Kelompok Profesi Ternak Unggas (UKM-KPTU) Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Padjadjaran (Unpad), bekerjasama dengan HIPPAPI (Himpunan Peternak Penggemar Ayam Pelung Indonesia) menggelar Kontes Ayam Pelung Nasional ke-17 yang bertempat di Plaza Fapet Unpad.

Dari pantauan tim Infovet, kontes bertajuk “Pesona Pelung Ciri Khas Nusantara” diikuti sebanyak 172 peserta dari lima Provinsi, diantaranya Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta dan Sumatera Selatan. Acara kontes dibuka dengan sambutan Pembina UKM-KPTU, DR Ir Wiwin Tanwiria, mewakili Dekan Fapet Unpad.

“Kontes ini diselenggarakan tiap tahun dengan tujuan sebagai ajang silaturahmi antara peternak, penggemar, civitas akademika dan penentu kebijakan, disamping untuk pelestarian plasma nutfah ayam Pelung,” tutur Wiwin. 

Sementara Ketua DPW HIPPAPI Jawa Barat yang juga Wakil Ketua DPP HIPPAPI Biro Organisasi, Agus Abdurahman, menuturkan pihaknya baru mampu menyelenggarakan sekedar kontes saja, belum meningkat menjadi kegiatan festival, baik secara lokal atau nasional untuk lebih secara luas memamerkan dan mempromosikan ayam Pelung.

“Untuk itu perlu ada kalaborisasi antara pemerintah daerah dengan DPP/DPW HIPPAPI, perguruan tinggi setempat, organisasi perunggasan dan peternak, agar bisa memamerkan produk-produk ayam lokal dan ayam ras setempat, sehingga masyarakat dapat menikmatinya,” kata Agus yang juga pemilik pembibitan ayam Pelung di daerah Cianjur ini.

Pada kegiatan kontes ayam pelung kali ini, dihadirkan empat juri bersertifikat. Dari hasil penjurian diperoleh juara umum ayam Pelung milik Iwan Pale (Renggo Team Farm Cianjur/Sukabumi/Cililin). Kemudian kategori Penampilan Suara dan Fisik diraih oleh Farid peserta asal Cianjur (Juara I), Iwan Pale (Juara II) dan H. Engran peserta asal Garut (Juara III). Untuk kategori Bobot Badan diserahkan kepada Armofai peserta asal Karawang (Juara I-bobot 5,45 kg), Deni Opik asal Bandung Timur (Juara II-bobot 5,41 kg) dan H. Dawan asal Bandung Selatan (Juara III-bobot 5,35 kg).

Agus Abdurahman menyatakan, bahwa ayam Pelung yang telah beberapa kali meraih kejuaraan harganya akan terus meningkat bisa mencapai Rp 15-20 juta per ekor bahkan lebih.

Selain menggelar kontes, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan pagelaran Seni Pencak Silat Remaja Khas Pasundan, pagelaran musik, serta berbagai stand kuliner berbahan produk peternakan. Selain itu, juga diadakan pengundian door price berupa enam boks berisi DOC Ayam Sentul dengan masing-masing boks berisi 25 ekor DOC dan penyerahan sebanyak 21 piala kepada peserta yang menjadi juara. (SA)

Pelatihan Pembiakan dan Manajemen Sapi Komersial

Foto bersama pembukaan pelatihan pembiakan manajemen sapi komersial (Foto: Unpad) 

Universitas Padjadjaran (Unpad) melalui Fakultas Peternakan (Fapet) memfasilitasi pelatihan pembiakan dan manajemen sapi komersial di Indonesia, pada 16-28 September 2018. Pelatihan ini digelar Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector (The Partnership), pada  16 - 28 September 2018.

Seeperti dikutip dari situs www.unpad.ac.id, program pengembangan keterampilan ini bertujuan untuk mendorong transfer pengetahuan dan kapabilitas bagi pemerintah dan industri sapi potong komersial di Indonesia.

Kegiatan tersebut diikuti oleh sejumlah peserta dari perusahaan pembiakan sapi potong dan perusahaan kelapa sawit yang memiliki usaha pembiakan sapi potong terintegrasi. Secara keseluruhan, kegiatan ini digelar di Indonesia dan Australia, 16  September hingga 6 Oktober 2018.

Pelatihan berisi kegiatan kelas di Provinsi Banten dan Lampung, serta  kunjungan lapangan ke sejumlah perusahaan peternakan sapi.

Kunjungan dilakukan ke PT Lembu Jantan Perkasa di Kota Serang, Banten, juga perusahaan mitra dari Program kemitraan Indonesia dan Australia untuk Pembiakan Sapi secara Komersial (IACCB) yaitu PT. Buana Karya Bhakti dan PT Cahaya Abadi Petani di Kalimantan Selatan, serta PT Superindo Utama Jaya dan KPT Maju Sejahtera di Lampung.

“Program pelatihan ini didukung sepenuhnya pemerintah Australia melalui program the Partnership yang sudah dimulai sejak tahun 2013 dengan alokasi pendanaan mencapai $60 juta. Melalui program ini, Indonesia dan Australia berupaya untuk meningkatkan rantai pasokan daging merah dan sapi potong di Indonesia dan mempromosikan investasi dan perdagangan yang stabil diantara kedua negara,” ujar George Hughes sebagai perwakilan Kedutaan Besar Australia di Indonesia, saat acara pembukaan.

Direktur Eksekutif Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo), Joni Liano, menyampaikan bahwa program pelatihan ini menunjukkan komitmen pemerintah Australia dalam mendukung pengembangan industri sapi potong di Indonesia, khususnya dalam hal hal pembiakan.

Peserta pelatihan yang sudah berjalan dua angkatan ini adalah para “champion” dari perusahaan masing-masing dan diharapkan ilmu yang didapat dapat diterapkan untuk meningkatkan efiseiensi program pembiakan di perusahaan masing-masing.

Mewakili Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran, Dr Unang Yunasaf menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada pemerintah Australia - Kemitraan Indonesia Australia, serta atas kepercayaannya pada Fapet Unpad yang ditunjuk sebagai fasilitator pelatihan ini. Dr Unang menambahkan harapannya agar kerja sama lainnya juga bisa dikembangkan ke depannya. 


Selanjutnya, pelatihan di Australia Utara akan dilaksanakan pada 30 September - 6 Oktober 2018, difasilitasi oleh The Northern Territory Department of Primary Industry and Resources (DPIR), bertempat di Katherine Research Station. Kegiatan training di Australia meliputi kegiatan teori dan praktik kunjungan lapangan ke beberapa peternakan di Katherine, Australia Utara. ***


SARASEHAN IKA FAPET UNPAD

Foto bareng para peserta dan
pemateri kegiatan Sarasehan IKA Fapet Unpad.
Dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-54, Ikatan Alumni Fakultas Peternakan, Universitas Padajadjaran (IKA Fapet Unpad), Bandung, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda, Sabtu, (28/10), menggelar Serasehan dengan bertajuk “Peran dan Partisipasi Alumni Dalam Pengembangan Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran”, yang dihadiri dengan tujuh pemateri dan 150 alumni dari berbagai profesi termasuk para dosen Fapet Unpad, Fapet Universitas Brawijaya dan Universitas Muhammadiyah, Malang.
Serasehan dibuka oleh Ketua Umum IKA Fapet Unpad, Ir Asep Iskandar, yang juga menjabat Vice President PT Succofindo Pusat, Jakarta, yang mengemukakan bahwa tujuan serasehan ini salah satunya untuk konsolidasi dan menampung ide dan pemikiran para alumni yang sudah berkiprah di berbagai sektor untuk pengembangan Fapet Unpad dalam menghadapi tantangan persaingan regional, nasional dan internasional, terutama dalam mempersiapkan para calon sarjana peternakan, khususnya dari Fapet Unpad.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Pembina IKA Fapet Unpad, Prof DR Ir H. Tjeppy D. Sudjana, yang juga Mantan Dirjen PKH, dan sekarang menjabat Staf Peneliti Senior Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor, menekankan, “Pentingnya softskill bagi lulusan/alumni baru, sehingga memiliki keunggulan etika, emosi dan integritas (dimana pikiran selaras dengan ucapan), komunikasi dan leadership untuk membawa dirinya serta nama almamater ke arah yang lebih baik,” ujarnya.
Sementara Dekan Fapet Unpad, Prof DR Ir Husmy Yurmiati, mengemukakan, Fapet Unpad yang kini sudah memiliki PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum) sudah dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana, sehingga calon sarjana/mahasiswa hanya tinggal memanfaatkan secara maksimal dan melengkapi diri dengan knowledge/skillfull, managerial dan enterpreneur (kewirausahaan) untuk mampu berkompetisi di masyarakat dengan alumni dari almamater lainnya.
Kemudian yang cukup menarik hal yang dikemukakan oleh Ir Budi Wahyu Setiadi selaku Managing Director PT Javatec Food Technology, Serpong Tangerang (perusahaan mesin-mesin pengolah hasil peternakan/pertanian), mengimbau, bahwa peternak dan sarjana peternakan terlalu berkonsentrasi mengembangkan bagian hulu dari bisnis peternakan (seperti Breeding Farm, Budidaya, Sistem Marketing dll), sementara bagian hilirnya yaitu Processing Plant berupa pengolahan hasil-hasil peternakan berupa daging, telur dan susu nyaris terlupakan.
“Padahal di situlah terdapat nilai tambah dan sangat menguntungkan. Oleh karena itu, sudah saatnya Fakultas Peternakan mempersiapkan dan memperkenalkan calon alumninya dengan teknologi pengolahan hasil ternak terbaru, apalagi dalam menghadapi era grobalisasi dan MEA saat ini,” ucap Ir Budi.
Adapun Ir Sjamsirul Alam yang merupakan alumni tertua (angkatan ’68) yang sudah lebih dari separuh usianya berkiprah di pembibitan ayam ras dan ayam lokal yang juga penulis Majalah Infovet, mengemukakan, sudah saatnya kini para mahasiswa, dosen dan praktisi peternakan se-Indonesia harus gemar membaca informasi terkini tentang dunia peternakan agar tidak tertinggal informasi mengenai situasi terkini dari teknologi terbaru dunia peternakan dan kesehatan hewan di Tanah Air. “Terlebih bagi mahasiswa peternakan, agar memiliki wawasan yang luas mengenai ilmu praktis yang diharapkan berguna saat terjun ke masyarakat kelak,” tukasnya. (SA)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer