-->

PERAN TEKNOLOGI REPRODUKSI DALAM PENINGKATAN MUTU GENETIK SAPI LOKAL

Inseminasi Buatan (IB). Dapat memilih pejantan unggul untuk meningkatkan performan dengan persilangan. Membantu mencegah perkawinan sedarah (inbreeding) dan penyebaran penyakit menular seksual pada ternak. Konservasi plasma nutfah dengan uji zuriat pejantan unggul sapi lokal untuk konservasi gentik.

Sexing spermatozoa/semen sexing. Peternak dapat memilih jenis kelamin ternak yang dilahirkan. Contohnya untuk sapi perah digunakan semen sexing XX atau betina, dan untuk sapi potong digunakan semen sexing XY atau jantan.

Transfer Embrio (TE). Anak hasil Transfer embrio mempunyai genetik unggul dari induk dan pejantannya. Pemanfaatan potensi genetik unggul dengan jumlah produksi embrio yang banyak dimana seekor ternak betina hanya bisa beranak 1 atau 1 embrio dalam 1 tahun, dengan produksi embrio untuk TE 1 ekor betina melalui metode super/multipel ovulasi embrio transfer (MOET: produksi embrio didalam tubuh ternak/in vivo) dapat menghasilkan lebih dari 3 embrio pertahun.

Embrio dapat dibekukan atau disimpan dalam suhu -196oC selama bertahun tahun atau bisa dikatakan mampu menyimpan plasma nutfah dalam bentuk embrio dalam jangka waktu lama sampai saat digunakan. Embrio yang disimpan dapat didata sebagai bank genetik plasma nutfah yang sisap digunakan atau dikembangkan dimasa depan dibanding menyimpan sapi hidup yang memelukan biaya tinggi.

Fertilisasi In Vitro (FIV). Metode produksi embrio diluar tubuh induknya atau di laboratorium. Dengan metode FIV ini embrio yang dihasilkan akan lebih banyak jika dibandingkan dengan metode MOET dan waktunya lebih singkat hanya 8 hari sedangkan MOET 21 hari. Dapat digunakan untuk kloning blastomer atau pun rekayasa genetika gengan memasukkan/memotong gen sesuai kebutuhan ternak yang diinginkan. Rekayasa gentika pada embrio dilakukan dengan invitro pada awal mula pembelahan sel setelah fertilisasi/perkawinan.

Kloning. Kloning merupakan teknologi reproduksi yang menghasilkan individu identik secara genetik dari sel tubuh donor. Kloning adalah bagian dari embrio transfer prosesnya dilakukan secara invitro dengan memanfaatkan sel tubuh dari ternak ataupun rangkaian gen untuk memproduksi embrio yang sama persis dalam jumlah banyak. Metode kloning ini banyak jenisnya antara lain cloning dari sel batang individu, kloning sel embrio (blastomer), kloning gen, dll. 

Produksi embrio dengan kloning akan menghasilkan dalm jumlah yang banyak dan seragam secara genetik. Dengan memanfaatkan teknologi-teknologi ini, peternak dapat meningkatkan mutu genetik dan mengembangkan sapi lokal, baik dari segi produksi (susu, daging), reproduksi, maupun ketahanan terhadap penyakit.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer