Untuk potensi produksi, peternak dapat memilih ternak sapi sesuai potensinya apakah untuk sapi perah ataukah sapi potong. Potensi genetik produksi susu atau potensi penambahan berat badan (pbb) dapat dilihat dari catatan silsisah induk/bapaknya ataupun analisis genom. Misalnya peternak mencari sapi perah dengan potensi genetik produksi harian 30 liter atau sapi potong dengan potensi genetik pbb harian 1,5kg.
Peternak dapat mengetahui apakah sapi ini memiliki potensi suatu penyakit atau sapi ini tahan penyakit, misalnya penyakit reproduksi yang akan berpengaruh terhadap pengembangbiakan di kemudian hari.
Peternak dapat memilih sistem perkawinan dengan memilih pejantan yang diinginkan melalui inseminasi buatan atau memilih induk dan pejantan yang diinginkan memalui transfer embrio.
Optimalisasi potensi genetik dengan melakukan rekayasa genetik seperti membuang gen penyakit atau menambahkan gen tahan penyakit, atau gen yang dapat meningkatkan produktivitas tapi juga mengurangi konsumsi pakan (lebih efisien).
Potensi ekonomi dari seleksi atau rekayasa genetika yaitu kualitas produk lebih bagus misalnya daging tanpa lemak, susu protein tinggi, susu rendah laktosa, persentase karkas daging di atas 60%, dll. Punya akses pasar yang lebih spesifik dengan harga yang lebih tinggi contoh harga susu murni biasa Rp 10.000,-/liter sedangkan harga susu rendah laktosa Rp 30.000,-/liter.
Jumlah volume/berat lebih sehingga keuntungan lebih tinggi misalnya 1 ekor sapi umur 2 tahun berat 200 kg dengan biaya pemeliharaan harian Rp 40.000,-. Dibanding dengan sapi genetik unggul umur 2 tahun berat 350 kg dengan biaya pemeliharaan harian Rp.45.000,-, bisa dilihat peternak sudah untung.
Peternak bisa memelihara ternak lebih sedikit, biaya lebih sedikit tetapi hasil lebih banyak. Untuk apa memelihara 10 ekor sapi perah dengan jumlah produksi susu harian total 150 liter kalau bisa pelihara 5 ekor dengan jumlah produksi susu harian 150 liter. Ini juga mengurangi jumlah limbah atau dampak lingkungan. Jumlah ternak yang sedikit dengan produksi tinggi juga mengurangi biaya kesehatan ternak/pengobatan sehingga lebih efisien.


0 Comments:
Posting Komentar