-->

AYAM BERAK KAPUR (BERAK PUTIH), PENYEBAB DAN OBATNYA

ayam berak kapur

Penyakit Pullorum di Indonesia dikenal juga dengan nama penyakit ayam berak kapur dan penyakit ayam berak putih.

Penyakit ini menular dan bisa menimbulkan kerugian ekonomi yang besar. Produksi telur menurun, daya tunas menurun, kematian embrio, kematian anak ayam sampai umur 3 minggu. Bahkan pada anak ayam umur 1-10 hari mortalitas sangat tinggi.

Meski tidak menyebabkan kematian pada ayam dewasa, namun ayam dewasa akan menularkannya ke ayam lain dan ke anak ayam.

Pada dasarnya penyakit pullorum bisa menyerang ayam di segala umur. Namun lebih banyak menyerang anak ayam umur minggu kedua dan ketiga, dengan morbiditas lebih dari 40% dan mortalitas 85-100%.

Penyebab penyakit ayam berak kapur adalah bakteri Salmonella pullorum. Bakteri tersebut mampu bertahan di tanah selama hingga satu tahun. Resistensi terhadap lingkungan baik secara fisik maupun kimiawi tinggi. Meski demikian bakteri tersebut tidak tahan terhadap panas.

Seperti namanya gejala penyakit ini umumnya berupa diare dengan feses berwarna putih atau coklat kehijauan. Gejala lain adalah mata menutup seperti mengantuk, nafsu makan berkurang, sayap menggantung, lumpuh, jengger kebiruan, gangguan pernafasan, dan ayam bergerombol di satu tempat.

Gejala tersebut lebih sulit terlihat pada ayam dewasa. Pada layer gejala yang cukup jelas adalah produksi telur yang menurun.

Gejala pada ayam dewasa yang tidak tampak dengan jelas memungkinkan terjadinya keterlambatan penanganan. Akibatnya ayam menjadi carrier (pembawa penyakit) dan menularkannya pada ayam lain.

Penyakit ayam berak putih bisa menular secara vertikal atau kongenital, dari induk ayam ke anak ayam melalui telur. Juga secara horisontal antara ayam yang sakit dengan ayam sehat atau ayam carrier.

Penularan juga bisa terjadi secara tidak langsung melalui peralatan kandang, litter, pakan, minum, dan pakaian ABK. Sedangkan dalam mesin tetas  penularan terjadi secara aerogen melalui bulu, debu dan lainnya.

Obat ayam berak kapur berupa penyuntikan antibiotik yang diberikan oleh dokter hewan, namun hanya efektif untuk mencegah kematian anak ayam. Tidak bisa menghilangkan penyakitnya.

Pencegahan bisa dilakukan dengan treatment tertentu pada kandang sebelum digunakan. Jaga kebersihan litter, jaga ventilasi agar tetap baik, bebaskan peternakan dari hewan-hewan  yang dapat menjadi carrier pullorum. Bersihkan selalu tempat makanan jangan ada sisa makanan, bersihkan juga area sekitar kandang dengan rutin.

Hanya gunakan telur tetas dan DOC dari pembibitan yang bebas pullorum. Ayam yang sudah parah disarankan untuk dimusnahkan dengan dikubur atau dibakar untuk menghindari adanya carrier. Ayam yang mati hendaknya juga dibakar atau dikubur.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer