Seremoni pemotongan pita berlangsung di area pabrik PT Clariant Adsorbents Indonesia yang terletak di Limus Nunggal, Cileungsi, Bogor. (Foto-foto: Istimewa/Dok. Clariant) |
Memiliki jaringan pertambangan global sekaligus sebagai perusahaan penghasil clay terbesar di dunia, Clariant bersiap meningkatkan industri peternakan Tanah Air. Peresmian fasilitas produksi baru untuk feed additive, Rabu (23/10), di pabrik PT Clariant Adsorbents Indonesia berlokasi di Cileungsi kini semakin mendekatkan Clariant dengan para pelanggan.
“Kami sangat bersemangat dengan dibukanya fasilitas produksi imbuhan pakan Clariant yang baru di pabrik kami di Cileungsi. Fasilitas berteknologi tinggi yang kami terapkan sesuai standar Clariant Jerman, diharapkan dapat memberikan kontribusi lebih besar kepada industri peternakan serta berperan di seluruh rantai pasokan untuk pasar Asia Pasifik,” ujar Direktur Utama PT Clariant Adsorbents Indonesia, Pandu Wibowo.
Sebagai penyedia utama produk khusus berbasis bentonit, Clariant mendefinisikan keseluruhan nilai mulai dari eksplorasi, penambangan, pemrosesan, pemurnian, hingga solusi yang disesuaikan dengan industri dan pelanggan.
Country Head PT Clariant Indonesia, Hans Gert Herrel, mengatakan goals Clariant adalah Greater Chemistry between People and Planet. Menghasilkan inovasi yang bertahan dalam jangka panjang tanpa merusak lingkungan, berkelanjutan bagi kehidupan yang baik bagi makhluk hidup di bumi.
“Kami menyadari tanggung jawab kami untuk menciptakan nilai melalui bidang kimia. Kami berkomitmen pada kualitas juga keamanan dan semua produk kami telah lulus uji in vitro dan in vivo. Karena permintaan pangan global terus meningkat, industri pakan ternak harus terus berinovasi dan mengembangkan solusi baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat modern,” ungkap Hans.
(Dari kiri) Hans Gert Herrel, Pandu Wibowo, Imron Suandy, Arief Wicaksono, Erika Kusuma Wardani. |
Clariant secara selektif menargetkan mikotoksin dengan tetap mempertahankan nutrisi pakan yang penting. Terdapat 11 produk unggulan toxin binder Clariant diperkenalkan dalam acara peresmian ini.
Di antaranya adalah Toxisorb™ yang sebelumnya diproduksi di Jerman, kini akan diproduksi di Indonesa. Selain Toxisorb™, Clariant juga memproduksi seri Terrana™ yang berbahan clay asli Indonesia.
“Keputusan strategis ini selaras dengan komitmen Clariant untuk berpartisipasi dalam mewujudkan ketahanan pangan dan memberikan service lebih baik kepada pelanggan di kawasan Asia Pasifik,” tambah Pandu.
Area new feed line dengan kapasitas silo 20 ton, dalam sehari beroperasi beberapa siklus sesuai order. |
Solusi Mikotoksin hingga Wet Dropping
Salah satu penggunaan clay dalam industri peternakan adalah sebagai toxin binder. Seperti diketahui bersama, toxin binder sudah lama digunakan untuk mengikat mikotoksin.
Industri peternakan menghadapi tantangan yang signifikan dengan adanya mikotoksin yang menyebabkan kerugian ekonomi karena penurunan produktivitas. Termasuk turunnya berat badan hewan ternak, masalah reproduksi, hingga kematian.
Hampir semua toxin binder menggunakan clay di dalamnya, akan tetapi tidak semua clay memiliki kemampuan yang sama.
“Mikotoksin sudah lama menjadi masalah besar dalam industri pakan ternak. Clariant hadir dengan produk Toxisorb™ dan Terrana™ yang efektif dalam mengikat mikotoksin baik yang bersifat polar maupun non-polar secara signifikan meningkatkan kesehatan dan produktivitas hewan ternak,” jelas Regional Manager Asia Pacific for Feed Business Clariant Adsorbents, Erika Kusuma Wardani.
Lanjut Erika, Clariant menyediakan bahan baku clay sebagai toxin binder, sebagai pengikat amonia, drying powder untuk piglet maupun mengatasi wet dropping/diare, sebagai pengikat vibrio untuk segmen akuakultur, pellet binder dan filler.
Berbeda dari yang Lain
Hasil uji Toxisorb™ Premium tidak mengikat/sedikit sekali mengikat nutrisi pakan. |
Keunggulan produk toxin binder Clariant dibandingkan produk sejenis yaitu dilengkapi dengan servis laboratorium dengan ribuan sampel dan melakukan tes berbagai jenis toksin.
Toxisorb™ salah satunya memiliki keunggulan tidak diaktivasi, namun mampu mengikat toksin tanpa mengikat nutrisi-nutrisi lainnya, sehingga nutrisi diserap ayam secara tepat dan hasilkan efisiensi.
“Produk kami natural, namun cukup kuat,” imbuh Erika. ”Kalau yang lain diaktivasi supaya clay-nya kuat. Tetapi ketika diaktivasi, masalahnya bukan hanya menangkap toksin tapi juga nutrien, kemudian asam amino, mineral terikat sehingga berpeluang menimbulkan pemborosan.”
Laboratorium Clariant juga melakukan tes untuk menghitung binding efficiency (efisiensi daya ikat). Metode ini juga membedakan Clariant dengan produsen toxin binder lainnya. Produsen toxin binder lain kebanyakan hanya menghitung adsorpsi dan binding capacity. Sementara Clariant melakukan penghitungan berdasarkan ikatan yang benar terjadi antara toxin binder dan toxin yang diikatnya.
Selain itu, Clariant menerima permintaan produk custom atau menyesuaikan customer dengan spesifikasi khusus dalam jumlah yang besar. “Di sini peran kami juga sebagai supplier raw material,” kata Erika.
Produk-produk seperti Toxisorb™ Classic dan Toxisorb™ Premium, Terrana™ 312, Terrana™ 313, maupun Terrana™ 317 tersedia bagi pelanggan dan dapat dipesan secara langsung di Clariant, Cileungsi. Clariant juga menggandeng SHS International, Elanco, dan IMA sebagai istributor.
Pelepasan Ekspor Perdana ke Vietnam
Pelepasan ekspor perdana produk Toxisorb™ ke Vietnam ditandai dengan pemecahan kendi. |
Berbekal sertifikat CPOHB juga ISO 9001, ISO 14001 dan ISO 45001 (Sistem Penilaian Kesehatan dan Keselamatan Kerja), serta ISO 50001 (Sistem Manajemen Energi), dengan bangga Clariant sekaligus menggelar seremoni pelepasan ekspor produk perdana ke Vietnam.
Negara Asia Pasifik tujuan Clariant antara lain Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, India Jepang, Taiwan, Korea, China, Australia, Bangladesh, Myanmar, Kamboja, dan Filipina.
Direktur Kesehatan Hewan (Dirkeswan), Kementerian Pertanian (Kementan), Drh Imron Suandy MVPH, mengemukakan Clariant memiliki langkah penting serta sejalan dengan target sektor peternakan di Indonesia, di mana mengeksplorasi dan memurnikan hasil tambang menjadi bahan baku imbuhan pakan.
“Selamat untuk tim Clariant usai dibukanya new feedline ini, sejalan dengan target sektor peternakan dan kami selaku pemerintah senantiasa siap memfasilitasi kegiatan ekspor. Sukses untuk teman-teman di Clariant, semoga bisa memberikan manfaat dan berkontribusi untuk pembangunan peternakan Indonesia,” pungkas Imron.
Acara ini selain dihadiri Dirkeswan, juga mengundang Ketua Kelompok Substansi Pengawas Obat Hewan Kementan Drh Arief Wicaksono MSi, serta para stakeholder industri obat hewan. (ADV)
0 Comments:
Posting Komentar