Konferensi pers Makan Bergizi Bersama JAPFA (Foto: NDV) |
Program andalan presiden dan wakil presiden terpilih Prabowo-Gibran yakni pemberian makanan bergizi bagi anak sekolah, berdampak positif dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Hal ini diperkuat dengan hasil studi yang belum lama ini dilakukan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA), Yayasan Edufarmers bersama Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Universitas Indonesia (PKGK UI).
Rachmat Indrajaya selaku Direktur Corporate Affairs JAPFA dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (25/9) menjelaskan Studi Makan Bergizi Bersama JAPFA merupakan salah satu program untuk mengukur kecukupan asupan gizi anak Indonesia.
“Pada Mei hingga Juli sebanyak lebih dari seribu anak SD dan TK diberikan makanan bergizi melalui tiga model pemberian makan siang yakni Ready to Eat, Ready to Cook dan Swakelola,” ungkap Rachmat.
Lanjut dia, setiap model akan dijalankan selama 10 hari dengan tujuan untuk mengevaluasi efektivitas dan keberlanjutan setiap model dalam pemberian makanan bergizi kepada anak.
Total siswa penerima manfaat makan bergizi ini sebanyak 1.143 siswa yang berlokasi di 5 kota antara lain Padang, Sragen, Mempawah, Malang dan Makassar.
Studi ini disiapkan selama tiga bulan, mulai dari konsep model pemberian makan hingga pemilihan lokasi, sebelum akhirnya disosialisasikan pada awal Mei 2024. Wilayah cakupan studi meliputi daerah sekitar unit operasional JAPFA, yakni SDN 06 Batang Anai di Padang, Sumatera Selatan; SDN 01 Duyungan di Sragen, Jawa Tengah; Posyandu Kecamatan Bululawang di Malang, Jawa Timur; SDN 03 Sungai Pinyuh di Mempawah, Kalimantan Barat; serta SD Bugatun Mubarakah dan TK Asoka di Makassar, Sulawesi Selatan.
“Selama enam minggu berturut-turut, setiap wilayah diuji coba selama sepuluh hari untuk setiap model pemberian makanan yang kemudian diukur dan dievaluasi angka kecukupan gizi dan efektivitas pelaksanaannya,” terang Rachmat.
Lebih lanjut dijelaskan Rachmat bahwa konsumsi protein hewani di Indonesia masih rendah jika dibandingkan dengan negara maju dan beberapa negara ASEAN. Sebagai perusahaan nasional penyedia protein hewani berkualitas, JAPFA memiliki kepedulian yang tinggi akan pemenuhan gizi generasi penerus bangsa sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 2: Zero Hunger, serta mendukung visi Indonesia Emas 2045.
Pada kesempatan yang sama, Prof Dr drg Sandra Fikawati MPH, ahli gizi kesehatan masyarakat PKGK UI menyampaikan dari hasil observasi ditemukan konsumsi protein hewani masih relatif rendah, kecuali telur. Selain itu, sebanyak 63% siswa tidak terbiasa membawa bekal. Meskipun demikian, status gizi siswa dilihat dari berat dan tinggi badan, tergolong normal berdasarkan standar WHO dan Kementerian Kesehatan.
Dari ketiga model pemberian makanan bergizi yang dilakukan, Prof Fika melanjutkan, model Swakelola memiliki tingkat konsumsi tertinggi diantara siswa dengan persentase 84%, diikuti oleh Ready to Cook (RTC) dengan persentase 83%. "Secara keseluruhan, jumlah anak dengan status gizi buruk/kurang, berkurang 2,8% pascaprogram. Program ini berhasil meningkatkan asupan gizi siswa, terutama dalam hal protein dan buah yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan siswa," tuturnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indonesia Food Security Review (IFSR) I Dewa Made Agung mengungkapkan studi percontohan yang dilakukan oleh JAPFA dan PKGK UI dapat menjadi referensi penting untuk implementasi program makan bergizi di sekolah-sekolah.
“Dari studi ini juga dapat dilihat penyusunan rentang biaya yang perlu disesuaikan dengan daerahnya,” kata dia.
Selain itu, perlunya memastikan bahwa produsen menghasilkan bahan makanan yang berkualitas dan terjamin keamanan pangannya, serta higienitas dalam proses produksi untuk hasil yang optimal. Seperti daging ayam yang berasal dari rumah potong ayam yang memenuhi standar dan memiliki sertifikat NKV.
“Kami berharap hasil studi ini dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah dan pemangku kepentingan terkait," imbuh Rachmat.
Dia menegaskan pihaknya mendukung dan terbuka untuk berkolaborasi lebih lanjut dalam penyediaan protein hewani guna meningkatkan kualitas generasi muda Indonesia. (NDV)
0 Comments:
Posting Komentar