-->

2 VAKSIN FLU BURUNG EFEKTIF, UJI COBA DILANJUTKAN DENGAN VAKSIN KETIGA

2 vaksin flu burung efektif melawan flu burung pada ayam. Demikian kesimpulan setelah mengolah hasil uji lapangan pertama di 2 peternakan unggas Belanda. Sementara itu, pemerintah Belanda sedang mempertimbangkan untuk mengambil langkah selanjutnya dengan vaksin lain.

Vaksin ketiga belum diuji dalam uji lapangan saat ini, namun diperkirakan akan disetujui untuk pasar Eropa dalam jangka pendek.

Menteri Pertanian Belanda Pieter Adema mengatakan persetujuan Eropa merupakan syarat penting untuk melaksanakan uji coba setelah uji coba lapangan. Vaksin ketiga merupakan vaksin vektor, sama seperti 2 vaksin yang berhasil diuji coba di lapangan. Belum ada kesepakatan bahwa proses pengujian akan dilanjutkan dengan 2 vaksin pertama. Adema mengatakan, akan dikaji apakah nantinya akan digunakan pada uji coba.

Hasil uji coba lapangan pertama yang dimulai pada 15 September 2023 menunjukkan bahwa anak ayam umur sehari yang divaksinasi dengan salah satu dari 2 vaksin tersebut tidak menunjukkan gejala penyakit setelah 8 minggu. Selain itu, tidak mengeluarkan virus apa pun dan tidak mengembangkan respons kekebalan terhadap virus tersebut. Pada kelompok kontrol yang tidak divaksinasi, virus menyebar setelah adanya infeksi tantangan.

Selama 18 bulan ke depan, 3 tes transmisi lagi akan dilakukan. Dengan cara ini, efektivitas vaksin dapat diperiksa sepanjang siklus bertelur. Wageningen UR, Royal GD, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Utrecht dan organisasi unggas Avined terlibat dalam uji coba lapangan. Efektivitas kedua vaksin tersebut sebelumnya telah dibuktikan dalam penelitian laboratorium di Wageningen Bioveterinary Research.

Belanda memilih pendekatan langkah demi langkah. Namun, langkah-langkah tersebut mungkin tumpang tindih. Uji coba di beberapa peternakan ayam petelur diperkirakan akan dimulai segera setelah musim panas, jauh sebelum uji coba lapangan selesai. Tujuan dari uji coba ini adalah untuk mendapatkan pengalaman vaksinasi dalam kondisi praktis. Banyak perhatian juga diberikan pada penerapan program surveilans untuk mendeteksi kontaminasi secepat mungkin di perusahaan tempat vaksinasi dilakukan.

Selain itu, upaya juga dilakukan untuk menghilangkan hambatan perdagangan produk dari hewan yang divaksinasi. Adema menulis bahwa diskusi telah dilakukan antara lain dengan pemerintah di Jepang, AS, dan Inggris. Diskusi ini akan berlanjut pada pertemuan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia.

Hasil pertama dari uji coba ini diharapkan dapat diperoleh pada paruh pertama tahun 2025, setelah itu langkah-langkah lebih lanjut menuju vaksinasi skala besar akan dipertimbangkan.

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

ARTIKEL POPULER BULAN INI

ARTIKEL POPULER TAHUN INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer