Jumlah peternakan sapi perah yang terinfeksi flu burung H5N1 di AS terus bertambah. Selain itu, kasus pertama pada manusia yang kemungkinan ditularkan melalui sapi juga telah dilaporkan.
Hal ini dilaporkan oleh Layanan Kesehatan Hewan AS dan Pusat Kesehatan Masyarakat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, serta Layanan Inspeksi Kesehatan Hewan dan Tumbuhan (APHIS).
Di Texas, seorang karyawan peternakan sapi perah yang terinfeksi didiagnosis menderita infeksi flu burung pada akhir minggu lalu. Penelitian laboratorium menunjukkan bahwa virus yang ditemukan sangat mirip dengan jenis virus yang awalnya ditemukan pada sapi perah di Texas dan Kansas. Tampaknya sapi perah tersebut telah terinfeksi oleh unggas liar (yang mati). Tidak ditemukan perubahan besar (mutasi) pada virus tersebut. Meski demikian, ada kemungkinan manusia tertular virus melalui sapi yang terinfeksi.
Orang yang terinfeksi memiliki keluhan pada mata, yang sebelumnya juga dialami oleh orang yang terinfeksi virus flu burung. Ketika masyarakat di Belanda tertular virus H7N7 pada tahun 2003, mereka juga mengalami keluhan serupa. Saat itu, virus H7N7 terdeteksi pada 89 orang di Belanda, satu di antaranya meninggal. Lebih dari 450 orang mengalami keluhan mata yang mungkin disebabkan oleh virus flu burung.
APHIS melaporkan minggu ini bahwa flu burung yang sangat patogen telah terdeteksi di sebuah peternakan sapi perah di negara bagian New Mexico dan di 5 peternakan sapi perah di negara bagian Texas. Hal ini menjadikan jumlah total peternakan sapi perah yang terinfeksi sejak kasus pertama (25 Maret) menjadi 11 di 4 negara bagian berbeda (Michigan, Kansas, New Mexico, dan Texas). Investigasi terhadap lebih banyak infeksi di negara bagian Idaho masih berlangsung.
Di peternakan yang terinfeksi, sekitar 10% hewan menjadi sakit. Produksi menurun dan hewan-hewan tersebut mengalami gejala penyakit ringan. Susu dari hewan yang terinfeksi tampaknya lebih kental dari biasanya, mirip dengan kolostrum, menurut USDA. (via Poultryworld)
0 Comments:
Posting Komentar