-->

PROSPEK SURAM UNTUK INDUSTRI UNGGAS UKRAINA

Ukraina akan mengalami penurunan produksi unggas sebesar 6-7% pada tahun 2023, kata Sergey Karpenko, direktur eksekutif asosiasi peternak unggas Ukraina.

Meskipun terjadi penurunan produksi domestik pada tahun 2023, pasar unggas Ukraina masih memiliki surplus produksi karena imigrasi dan penurunan konsumsi, kata Karpenko, seraya menambahkan bahwa dia tidak memperkirakan permintaan akan bangkit kembali di masa mendatang.

Dia meminta peternak unggas untuk fleksibel dan cepat bereaksi terhadap perubahan pasar, menambahkan bahwa untuk saat ini, mereka harus mengandalkan perencanaan jangka pendek.

Diperkirakan hampir 9 juta orang Ukraina meninggalkan negara mereka sejak permusuhan dimulai. Dengan latar belakang ini, Ukraina mengalami penurunan produksi unggas sebesar 8% pada tahun 2022 menjadi sekitar 1,7 juta ton. Pada April 2023, Institut Ekonomi Agraria Ukraina memperkirakan kenaikan produksi sebesar 1,1% tahun ini, disertai dengan penurunan produksi daging babi sebesar 2-3% dan produksi daging sapi sebesar 12%.

Di sisi lain, Karpenko mengatakan produksi telur diperkirakan meningkat 9% hingga 11% pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.

Sampai batas tertentu, perkiraan produksi baru dapat dikaitkan dengan kenaikan biaya produksi. Pada awal Juli, industri unggas Ukraina akan merasakan konsekuensi negatif dari kenaikan tarif energi, asosiasi peternak unggas memperingatkan, menambahkan bahwa perusahaan daging dan telur ayam pedaging tidak akan punya pilihan selain menaikkan harga farmgate pada bulan Agustus.

Kenaikan tarif energi diperkirakan akan berdampak besar pada biaya produksi, menaikkan harga bahan pakan, pengolahan dan pengemasan. Asosiasi peternak unggas mengungkapkan keprihatinannya bahwa industri yang sudah jauh dari bentuk terbaiknya dapat kembali ke stagnasi dan populasi unggas bisa menyusut.

“Kenaikan harga di tingkat petani bukanlah jalan keluar dari situasi ini. Bagi produsen, ini adalah langkah yang dipaksakan karena, seperti biasa, akan menghambat permintaan di pasar dan menghilangkan kebutuhan untuk memperluas kapasitas produksi,” kata asosiasi tersebut.

Asosiasi meminta pihak berwenang untuk memberlakukan moratorium kenaikan tarif energi hingga akhir darurat militer. Langkah ini, jika diambil, akan memungkinkan produsen unggas untuk mempertahankan volume produksi dan bahkan sedikit meningkatkan hasil sambil memastikan ketahanan pangan negara, mempertahankan harga yang stabil dan terus mengekspor, kata asosiasi tersebut. (via Poultryworld)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer