-->

FESTIVAL KELINCI 2023: MENUJU INDUSTRIALISASI KELINCI

 

Talkshow "Menuju Industrialisasi Kelinci", Sabtu (24/6) di Bogor.

Kegiatan talkshow bertema “Menuju Industrialisasi Kelinci” menjadi salah satu rangkaian acara Festival Kelinci 2023 yang digelar Sabtu-Minggu, 24-25 Juni 2023. Berlangsung di Lapangan PSIPKH, Bogor, festival ini cukup menyita perhatian masyarakat sekitar.

Festival Kelinci 2023 berlangsung cukup semarak.
Candra Kirana Jubir selaku Ketua Pelaksana Festival Kelinci 2023 mengatakan selain talkshow, berbagai lomba juga diadakan untuk memeriahkan. Seperti lomba mewarnai tingkat TK, lomba menggambar tingkat SD, kompetisi dan demo memasak daging kelinci bersama chef ternama, dan kontes kelinci hias dan pedaging.

“Bagi anak-anak yang keluar sebagai pemenang lomba, kami berikan hadiah kelinci serta kandangnya. Jadi sebagai penyemangat mereka untuk menyayangi hewan sejak kecil,” kata Candra.

Ketua Masyarakat Perkelincian Indonesia (Makindo) periode 2023 – 2025, Prof Dr Ir Nahrowi MS sebagai salah satu narasumber talkshow mengimbau untuk memelihara kelinci secara profesional. Hal ini terkait industrialisasi kelinci telah berada di depan mata dan nyata adanya. 

Nahrowi juga memaparkan, pertumbuhan reproduksi kelinci yang cepat menjadi faktor keuntungan menuju industrialisasi kelinci.

“Dalam satu tahun, kelinci bisa melahirkan 6 kali. Umur pertama kawin 6,5 bulan kemudian lama bunting 28-31 hari, dan jumlah anak per kelahiran 4-10 ekor,” terang Nahrowi.   

Selain itu, imbuh dia, kebutuhan lahan juga pasti memadai dan modal yang dikeluarkan lebih kecil. Pakan tidak perlu impor bahkan bisa diproduksi secara lokal.

Pada kesempatan yang sama, Technical Manager PT Nutricell Pacific Drh Nofitra Dewi Suparno P mengatakan tantangan utama Indonesia sebelum menuju industrialisasi kelinci adalah bagaimana meningatkan awareness manfaat daging kelinci kepada masyarakat.

“Kita ketahui saat ini banyak orang menerapkan healthy lifestyle, jadi mereka lebih memilih mengonsumsi protein hewani yang rendah kalori dan rendah lemak. Sebuah peluang bagus, oleh karenanya saya pikir sangat perlu mensosialisasikan daging kelinci sebagai alternatif sumber protein hewani,” jelasnya.

Nofitra juga menambahkan kesehatan saluran pencernaan pada kelinci penting untuk perhatian, sebab mengambil cost tertinggi dalam pemeliharaan kelinci. Sementara penyebab kematian pada kelinci mayoritas karena penyakit Koksidiosis dan Enteritis atau diare. (NDV)   

 

 

 

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer