Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini WEBINAR SAGAVET KUPAS TUNTAS DROP PRODUKSI AYAM PETELUR | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

WEBINAR SAGAVET KUPAS TUNTAS DROP PRODUKSI AYAM PETELUR

Merayakan Dies Natalis 50 tahun Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga (Unair), Satria Airlangga Veterinarian (Sagavet) menggelar webinar mengusung topik “Kupas Tuntas Drop Produksi Ayam Petelur” yang dilaksanakan secara daring via Zoom, Senin (20/12).

Webinar Sagavet dibuka oleh Drh Desianto Budi Utomo PhD selaku Ketua Ikatan Alumni Universitas Airlangga (IKA-UA), sekaligus menyampaikan kata sambutan.

Acara inti webinar dimulai dengan pemaparan Guru Besar FKH Unair, Prof Dr Drh Suwarno MSi yang dipandu oleh moderator, Drh Agung Prasetya Budi yang juga alumni FKH Unair.

“Penyebab penurunan produksi telur sebab virus, bakteri dan lain-lain. Pada kesempatan ini, kita akan membahas dari yang disebabkan oleh virus. Seperti Infectious Bronchitis (IB), Egg Drop Syndrome, Swolen Head Syndrome, AI, Newcastle Disease, Infectious Laryngotracheitis dan Mareks disease,” papar Prof Suwarno.

Upaya pencegahan, Prof Suwarno menerangkan materi terkait program vaksinasi dan tujuan vaksinasi yang salah satunya sebagai kontrol terhadap penyakit menekan mortalitas dan penyebaran penyakit. Vaksinasi juga menyiapkan maternal antibody, khususnya pada breeder supaya anak ayam memiliki maternal antibody yang tinggi dan mempercepat berakhirnya shedding virus.

“Penanggulangan pada infeksi virus penyebab penurunan produksi telur, kita perketat biosekuriti pada semua aspek manajemen serta vaksinasi yang tepat dan teratur,” imbuhnya.

Beranjak pada pembicara kedua yakni Drh Didit Prigastono selaku Deputy Head of Poultry Health Service&Quality Control, PT Japfa Comfeed Indonesia.

Berdasarkan fakta di lapangan, Didit mengemukakan. “Misalnya penyakit IB, Bronchitisnya gak ada masalah akan tetapi gejala klinis di lapangan telah berubah.”

Didit mengatakan bahwa kebanyakan peternak tidak siap atau kaget mendapati peternakannya terkena wabah penyakit yang menyebabkan penurunan produksi telur.

“Selama ini kita amati tidak ada yang duduk bersama membicarakan satu konsep. Langkah apa yang harus kita lakukan apabila terjadi gelombang penurunan produksi. Perlu dibuat satu konsep yang disana dituliskan SOP-nya,” katanya.

Lebih lanjut, Didit menjelaskan mitigasi penurunan produksi telur di farm dari sisi yang pertama adalah conceptual (location). “Lokasi penting menyumbang potensi yang akan kita terima,” ujarnya.

Kedua adalah structural (lay out bangunan). Mitigasi struktural merupakan upaya dalam meminimalkan atau memperlambat penyebaran apabila terjadi suatu outbreak penyakit dan utk melindungi flok/farm yang masih blm tertular dengan membangun berbagai prasarana fisik. Misalnya tempat sanitasi barang antar atau tempat transit farm, baik untuk karyawan maupun barang.

Berikutnya adalah operational yang berhubungan dengan routine procedures. Sementara mitigasi operasional (non structural) merupakan upaya dalam mengurangi ancaman wabah penyakit melalui kebijakan dan peraturan, baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha peternakan. Contohnya UU Kekarantinaan, Peraturan Kompartementalisasi AI, Biosecurity, Cleaning&Disinfection, dan sebagainya.

Acara webinar berlangsung dengan lancar serta diikuti lebih dari 200 partisipan dan ditutup dengan sesi Q&A sekaligus diskusi. (NDV)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer