Ketua GPMT, Timbul Sihombing |
Dalam
situasi pasokan dan harga tidak kondusif yang berpengaruh pada efisiensi
produksi serta harga final pakan, para produsen pakan ternak berharap
pemerintah mengambil kebijakan strategis. Kebijakan strategis ini diantaranya
importasi gandum pakan sebagai substitusi dan impor jagung ketika pasokan
terbatas dan harga mengalami lonjakan.
Gabungan
Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan
kebijakan impor jagung untuk pakan ternak. Hal itu seiring naiknya harga jagung
lokal sebagai bahan baku pakan.
“Kami
usulkan impor jagung sifatnya on and off dan dikendalikan oleh pemerintah dan
idealnya pemerintah punya buffer stock untuk menjaga stabilitas harga dan
pasokan,” kata Ketua GPMT, Timbul Sihombing dalam diskusi virtual katadata bertema
“Geliat Industri Perunggasan: Harga Pakan, DOC dan Ayam Hidup”, Rabu (30/6).
“Ketika
harga sudah diluar batas kewajaran perlu dipilih opsi impor jagung tapi tentu
ini harus hati-hati dan tetap dikendalikan pemerintah. Idealnya, pemerintah
punya cadangan stok nasional yang bisa menjaga stabilitas suplai dalam negeri,”
tambahnya.
Timbul
menjelaskan, harga pakan secara keseluruhan pada 2019-2020 tidak terdapat
fluktuasi meski pada akhir 2020 mulai terdapat indikasi kenaikan harga.
Terutama untuk pakan ternak ayam broiler. Terlebih lagi, 90 persen dari total
produksi pakan ternak diperuntukan untuk unggas.
Stok
jagung saat ini di pabrik pakan ternak tercatat mencapai level yang lebih
rendah dibandingkan dengan tahun lalu. Stok yang terbatas ini diikuti dengan
harga jagung yang relatif masih tinggi. Timbul juga mengemukakan persediaan
jagung nasional pada Mei hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi selama
34 hari ke depan.
“Sebagai
pembanding tahun lalu pada Mei stok jagung untuk pemenuhan pakan nasional bisa
untuk 59 hari,” ujarnya.
Pasokan
jagung untuk produksi pakan sendiri dipasok dari produksi lokal. Timbul
menyebutkan pasokan jagung lokal masih tersedia, tetapi harga masih relattinggi.
Harga rata-rata jagung pipil kering dengan kadar air 15 persen pada Mei 2021
tercatat berada di kisaran Rp5.472 per kilogram (kg) sampai Rp6.233 per kg.
Sebagai perbandingan, pada Mei 2020 harga jagung pipil kering dengan kualitas
yang sama masih berada di kisaran Rp3.302 per kg sampai Rp4.320 per kg.
Selain
harga tinggi jagung lokal yang menjadi komponen utama pakan, harga bungkil
kedelai impor juga stabil tinggi sebagai imbas dari terbatasnya pasokan dan
naiknya permintaan China sebagai salah satu importir terbesar kedelai. Kendati demikian,
Timbul menyebutkan aktivitas impor tetap dilakukan pabrik.
Timbul
memastikan pabrik pakan akan terus menyerap dan mengutamakan produksi jagung
lokal. (NDV)
0 Comments:
Posting Komentar