Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini PELATIHAN FORMULASI PAKAN BABI BATCH II | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PELATIHAN FORMULASI PAKAN BABI BATCH II

Webinar mengenai pelatihan formulasi ransum babi. (Foto: Infovet/Sadarman)

Asosiasi Monogastrik Indonesia (AMI) kembali menyelenggarakan webinar Training Formulasi Ransum Babi Batch II, Selasa (13/4/2021). Acara ini diikuti peserta dari berbagai wilayah di Indonesia, khususnya para peternak babi, akademisi dan praktisi.

Ketua Asosiasi Monogastrik Indonesia (AMI), Dr Sauland Sinaga, sebagai penyelenggara, menyambut baik atas terlaksananya kegiatan yang sudah kedua kalinya ini.

“Ini menunjukkan akan pentingnya tata cara memformulasikan pakan untuk babi. Peserta pun tetap banyak hingga pelaksanaan kedua ini,” kata Sauland.

Kegiatan yang digelar atas kerja sama GITA Organizer, Infovet dan US Soybean Export Council (USSEC) Indonesia, menghadirkan pembicara Feed and Nutrition Consultant PT Tekad Mandiri Citra, Ir Hariyanto Sutikno, yang membawakan materi formulasi kebutuhan ransum induk babi.

Dijelaskan, “Memaksimalkan pemberian pakan pada induk babi penting dilakukan mengingat induk akan memasuki masa kawin (mating), gestasi (bunting hingga melahirkan) dan laktasi (menyusui).”

Lebih lanjut dijelaskan, pakan yang diberikan pada masing-masing periode berbeda, yaitu pakan untuk periode induk sebelum dikawinkan (pree-sow) tujuh hari sebelum dikawinkan, pakan untuk induk bunting 0-100 hari dan pakan untuk induk menyusui yang dimulai dari hari ke-101 pasca melahirkan hingga penyapihan (weaned).

“Kesalahan dalam memformulasikan pakan induk babi dapat berdampak pada feed intake, padahal dalam pemberian pakan induk babi, feed intake harus dimaksimalkan, artinya Ketika feed intake rendah maka nutrient intake akan rendah. Akibatnya macam-macam, bisa saja rendahnya bobot badan anak babi sapihan, skor tubuh sow juga rendah dan terjadi peningkatan jumlah afkir dari sow yang dipelihara,” jelas Hariyanto.

Untuk mengatasi hal ini maka menurutnya perlu upaya memformulasikan pakan induk babi dengan baik, mengawinkan induk babi sesuai dengan standar bobot badan (120-130 kg) dan memberikan pakan dalam jumlah cukup (2,50 kg/ekor untuk babi bunting dan minimal 5 kg/ekor untuk babi laktasi), serta pakan harus diberikan 2-3 kali/hari.

Selain formulasi pakan dengan baik, upaya menjaga kesehatan dengan meningkatkan sistem kekebalan tubuh induk babi juga penting. Hal ini disampaikan Business Consultant PT Better Pharma Indonesia, Drh Michael Indra Wahyudi. Menurutnya, pertahanan induk babi terhadap paparan bibit penyakit dapat diperkuat oleh pakan berkualitas, menjaga kesehatan mukosa usus, menjaga kestabilan populasi mikroflora dan meningkatkan system kekebalan tubuh induk babi itu sendiri.

“Untuk mendapatkan bahan pakan berkualitas lumayan sulit, apalagi jika formulasi pakan dilakukan sendiri oleh peternak, sehingga konten nutrien dari pakan hasil formulasi sulit didapatkan sesuai dengan standar yang disarankan,” kata Michael.

Untuk mendapatkan pakan hasil formulasi berkualitas, lanjut dia, dianjurkan untuk menggunakan imbuhan pakan dari produk sintetis yang sudah dikomersialisasikan maupun herbal.

“Kedua jenis produk imbuhan pakan tersebut sama-sama dapat berperan sebagai imbuhan pakan yang dapat memberikan benefit pada induk babi dan pada peternak itu sendiri,” pungkasnya. (Sadarman)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer