-->

CARA MENGHITUNG FCR & IP AYAM BROILER


Cara Menghitung FCR Ayam Broiler. FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk mengetahui berapa jumlah pakan untuk menghasilkan 1 kg daging. Semakin kecil nilai FCR maka semakin bagus.

Cara Menghitung FCR Ayam Broiler

Rumus FCR adalah pakan total (kg) dibagi dengan bobot total (kg).

FCR = pakan total (kg) : bobot total ayam hidup (kg)

Misalnya saat panen dihasilkan 5000 ekor ayam dengan bobot rata-rata 1,5 kg. Berarti bobot totalnya 7500 kg.

Pakan yang dihabiskan sebanyak 200 sak dimana 1 sak beratnya 50 kg. Berarti pakan totalnya adalah 10000 kg.

FCRnya 10000 : 7500 = 1,3.

Berarti untuk menghasilkan 1 kg daging dibutuhkan sekitar 1,3 kg pakan.

Cara Menghitung IP Ayam Broiler

IP adalah singkatan dari index performance, merupakan angka yang menunjukkan tingkat keberhasilan produksi ayam broiler dalam satu periode. IP diperngaruhi oleh diantaranya FCR, kematian, dan terutama bobot dan umur panen.

Semakin kecil umur panen dengan bobot yang tinggi maka IP akan bagus. Semakin besar nilai IP berarti performa produksi semakin bagus.

Rumus IP adalah:

IP = (Persentase ayam hidup x Berat rata-rata) : (FCR x Umur) x 100

Contoh sebuah peternakan memelihara 10.000 ekor ayam. Pada umur 35 hari ayam yang dipanen 9.000 ekor. Berat rata-rata ayam adalah 1,7 kg. Total pakan yang dihabiskan 15.000 kg.

Maka:

  • Persentase ayam hidup =  100 - Deplesi
    Deplesi adalah penyusutan ayam, bisa karena kematian atau afkir. Rumus deplesi = (Populasi awal - Jumlah ayam panen) x 100% : Populasi awal. Jadi deplesi = (10.000 - 9.000) x 100% : 10.000, hasilnya 10%.
    Presentase ayam hidup = 100 - 10, hasilnya 90%.
  • Berat rata-rata = 1,7 kg.
  • FCR = 15.000 : (9.000 x 1,7), hasilnya 0,9.
  • Umur panen = 35.
  • IP = (90 x 1,7) : (0,9 x 35) x 100
    IP = (153 : 31,5) x 100
    IP = 4,85 x 100
    IP = 485

Tapi bagaimana cara menghitung umur panen jika panennya dilakukan bertahap. Misalnya:

Tanggal 10 memanen 5.000 ekor ayam di umur 29 hari, tanggal 12 memanen 4.000 ekor ayam di umur 31 hari, dan tanggal 13 memanen 1.000 ekor ayam di umur 32 hari.

Rumusnya adalah:

Umur Tangkap = (Umur x Jumlah) + (Umur x Jumlah) + (Umur x Jumlah) : Total Tangkap
Umur Tangkap = (29 x 5.000) + (31 x 4.000) + (32 x 1.000) : (5.000 + 4.000 + 1.000)
Umur Tangkap = (145.000 + 124.000 + 32.000) : 10.000
Umur Tangkap = 301.000 : 10.000
Umur Tangkap = 30,1 hari.


Manfaat Menghitung FCR & IP Ayam Broiler

Dalam industri peternakan ayam broiler, efisiensi produksi merupakan kunci keberhasilan. Dua indikator penting yang digunakan untuk mengukur kinerja dan efisiensi budidaya ayam broiler adalah Feed Conversion Ratio (FCR) dan Indeks Prestasi (IP). Menghitung kedua parameter ini sangat penting karena dapat memberikan gambaran tentang efektivitas penggunaan pakan dan performa ayam broiler secara keseluruhan.

Apa Itu FCR dan IP?

1. Feed Conversion Ratio (FCR)

FCR adalah rasio antara jumlah pakan yang dikonsumsi dengan berat badan ayam yang dihasilkan. Rumusnya adalah:

FCR=JumlahPakanyangDikonsumsi(kg)BobotBadanyangDihasilkan(kg)

Semakin rendah nilai FCR, semakin efisien ayam dalam mengubah pakan menjadi daging. Artinya, ayam lebih hemat pakan dan menghasilkan lebih banyak bobot tubuh.

2. Indeks Prestasi (IP)

IP adalah indikator kinerja ayam broiler yang dihitung dengan mempertimbangkan faktor pertumbuhan, efisiensi pakan, dan tingkat kelangsungan hidup. Rumusnya adalah:

IP=(RatarataBobotBadan(kg)×PersentaseKehidupan)(FCR×LamaPemeliharaan)×10.000

Semakin tinggi IP, semakin baik performa ayam dalam siklus pemeliharaan tersebut.

Manfaat Menghitung FCR dan IP

1. Mengetahui Efisiensi Penggunaan Pakan

Pakan merupakan komponen biaya terbesar dalam usaha peternakan ayam broiler, sekitar 60-70% dari total biaya produksi. Dengan menghitung FCR, peternak dapat mengetahui sejauh mana ayam broiler mengonversi pakan menjadi daging dan mengidentifikasi jika ada inefisiensi.

2. Menekan Biaya Produksi

Dengan mengetahui nilai FCR, peternak dapat mengoptimalkan strategi pemberian pakan, mengurangi pemborosan, dan meningkatkan efisiensi pakan. Jika FCR tinggi, maka perlu evaluasi terhadap kualitas pakan, sistem pemeliharaan, atau kondisi kesehatan ayam.

3. Meningkatkan Keuntungan Peternakan

Peternakan yang memiliki FCR rendah dan IP tinggi cenderung mendapatkan keuntungan lebih besar. Hal ini karena ayam tumbuh lebih cepat dengan konsumsi pakan yang optimal, sehingga mempercepat perputaran produksi dan meningkatkan profitabilitas.

4. Memonitor Kesehatan Ayam

FCR dan IP yang buruk bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan pada ayam, seperti penyakit, stres, atau ketidakseimbangan nutrisi. Dengan pemantauan rutin, peternak dapat segera melakukan tindakan korektif untuk mencegah kerugian lebih lanjut.

5. Meningkatkan Produktivitas dan Standarisasi Produksi

Menghitung FCR dan IP membantu peternak dalam mengevaluasi performa kandang dari waktu ke waktu. Dengan data yang akurat, peternak dapat membuat keputusan berdasarkan analisis, bukan sekadar intuisi, sehingga produksi menjadi lebih stabil dan terkendali.

6. Mendukung Keberlanjutan Usaha

Peternakan yang memiliki efisiensi tinggi akan lebih berdaya saing dan bertahan lebih lama di industri. Dengan mengelola FCR dan IP dengan baik, peternak bisa terus meningkatkan kualitas produksi dan memperluas bisnisnya.

7. Meningkatkan Daya Saing di Pasar

Peternak yang memiliki catatan IP tinggi akan lebih mudah mendapatkan pasar dan kepercayaan dari konsumen serta mitra bisnis. Hal ini karena kualitas ayam broiler yang dihasilkan lebih baik dan lebih efisien dari segi biaya produksi.

Kesimpulan

Menghitung FCR dan IP bukan sekadar rutinitas, tetapi merupakan langkah strategis dalam meningkatkan efisiensi produksi ayam broiler. Dengan memahami manfaat dan cara perhitungannya, peternak dapat mengoptimalkan sistem pemeliharaan, menghemat biaya, serta meningkatkan daya saing usaha. Oleh karena itu, pemantauan dan evaluasi FCR serta IP harus menjadi bagian dari manajemen peternakan yang berkelanjutan.

Related Posts

2 Comments:

  1. Maaf, hasil hitungannya salah, 200 sak X 50kg =10.000kg bukan 1.000kg bila (10.000kg:1.500kg)=(6,6kg)
    Mohon dicek lagi

    BalasHapus
  2. Terima kasih koreksinya pak, sudah kami perbaiki.

    BalasHapus

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer