![]() |
Pelatihan petugas kesehatan hewan (Foto: Dok. Kementan) |
Mengantisipasi
kemungkinan penyebaran penyakit Demam Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF), Kementan berikan pelatihan petugas
kesehatan hewan dari 17 provinsi yang memiliki populasi babi tinggi dan
mempunyai risiko terkena ASF.
"Setelah
kasus ASF di Sumut merebak, kita perlu tingkatkan kewaspadaan dan kapasitas SDM
untuk daerah-daerah lain, sehingga dapat dilakukan aksi pencegahan masuknya
penyakit, serta deteksi, pelaporan, dan respon cepat apabila penyakitnya
masuk," ujar I Ketut Diarmita, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan, Kementan di Jakarta (23/01/2020).
Lebih
lanjut, Ketut mengatakan bahwa Kementan telah memiliki Pedoman Kesiapsiagaan
Darurat Veteriner Indonesia (Kiatvetindo) untuk ASF yang berisi langkah-langkah
pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit. Di dalamnya terdapat
empat tahapan pengendalian dan penanggulangan apabila terjadi kasus ASF yakni
Tahap Investigasi, Tahap Siaga, Tahap Operasional, dan Tahap Pemulihan.
"Pedoman
ini yang menjadi bahan dasar modul pelatihan Training of Master Trainers yang dilakukan," tambah Ketut.
Terkait
kegiatan tersebut, Direktur Kesehatan Hewan, Fadjar Sumping Tjatur Rasa
mengatakan bahwa ini adalah langkah yang dilakukan untuk mengantisipasi
kemungkinan kejadian ASF di provinsi lain di Indonesia.
"Saat
ini kita latih dulu petugas sebagai master trainer dari 17 provinsi, 8 balai
veteriner, dan juga beberapa kabupaten. Harapannya mereka nanti dapat melatih
lebih banyak petugas kesehatan hewan di wilayahnya masing-masing,” ujarnya.
Fadjar
juga menjelaskan bahwa materi yang disiapkan mencakup pengenalan tugas dan
fungsi petugas kesehatan hewan dalam pencegahan dan pengendalian ASF,
pengetahuan dasar tentang ASF, manajemen penanganan kasus, pengambilan sampel, handling dan restrain babi, biosekuriti
dan biosafety, disposal, sampai pada
pelaporan dan public awareness. (Rilis
Kementan)