Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini KLARIFIKASI PEMBERITAAN TINGKAT RACUN TELUR AYAM DI JATIM | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

KLARIFIKASI PEMBERITAAN TINGKAT RACUN TELUR AYAM DI JATIM




Ilustrasi telur (Foto: Pixabay)

Beberapa hari lalu tepatnya pada Sabtu, 16 November 2019, salah satu media daring memberitakan informasi tentang tingkat racun telur ayam di Jawa Timur (Jatim). 

Pemberitaan tersebut berisi tentang peneliti dari jaringan kesehatan lingkungan global (International Pops Elimination Network / IPEN), bersama dengan Asosiasi Arnika dan beberapa Organisasi lokal Indonesia merilis laporan “Plastic Waste Poisons Indonesia’s Food Chain”. 

Disebutkan bahwa ayam buras (ayam kampung) yang dipelihara secara umbaran (dilepas) dan mencari makan disekitar tumpukan sampah plastik di daerah Tropodo, Kabupaten Sidoarjo, memiliki tingkat kontaminasi dioksin terparah sedunia.

Dalam siaran pers resmi dari Pemerintah Provinsi Jatim melalui Dinas Peternakan Jatim yang telah dikonfirmasi Infovet, Senin (18/11/2019) menguraikan tanggapan sekaligus tindakan guna meluruskan pemberitaan yang beredar.  

Tanggapan secara umum diterangkan bahwa jenis unggas yang dapat menghasilkan telur terdiri dari ayam ras petelur (ayam layer), ayam buras (ayam kampung), itik, entok dan burung puyuh. 

Populasi unggas yang menghasilkan telur di Jatim pada tahun 2018 adalah 97,4 juta ekor berkontribusi 28% terhadap populasi unggas Nasional dengan rincian ayam buras (kampung) sebanyak 20.148.523 ekor, ayam layer sebanyak 49.509.791 ekor, itik sebanyak 5.816.943 ekor, entok sebanyak 1.522.663 ekor, dan burung puyuh sebanyak 3.817.652 ekor

Metode pemeliharaan ayam ras petelur dan buruh puyuh 100% di kandangkan secara intensif sedangkan ayam buras (kampung), itik dan entok untuk penghasil telur 80% dikandangkan dan 20% masih umbaran.

Total unggas yang menghasilkan telur konsumsi dengan pemeliharaan diumbar hanya 7,5%, sedangkan 92,5% telah menerapkan good farming practices.

Pemeliharaan unggas dengan menerapkan good farming practices terhadap 92,5% unggas penghasil telur di Jatim menggunakan pakan yang memiliki NPP (Nomor Pendaftaran Pakan)

Produksi telur unggas di Jatim pada tahun 2018 adalah sebesar 543.567 ton atau setara dengan 8,2 milyar butir telur berkontribusi 29% terhadap Nasional (peringkat I Nasional). 

Dijelaskan lebih lanjut, produksi telur di Jatim 96,3% berasal dari ayam ras petelur (layer) dan hanya 3,7% berasal dari ayam buras (kampung).  

Jawa Timur telah surplus telur unggas sebanyak 191.255 ton/tahun atau setara 2,8 milyar butir telur dan telah mengekspor ke provinsi lainya di Indonesia diantaranya Jakarta, Jawa Barat, Padang, Batam, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, NTT, Bali, Ambon, Sumbawa, Jayapura, Sorong dan Merauke.

Penting diketahui, di Jatim terdapat 50 unit breeding farm untuk menghasilkan bibit ayam komersial dan 23 unit, diantaranya sudah dinyatakan bebas penyakit flu burung berbasis kompartemen.

Peternak dan Konsumen Resah 

Lebih lanjut dijelaskan, hasil penelitian yang dirilis oleh jaringan kesehatan lingkungan global (IPEN) hanya untuk ayam kampung dengan pemeliharaan umbaran di daerah Tropodo, Sidoarjo dan spesifik daerah terpapar sampah plastik, sehingga tidak mewakili seluruh telur yang dihasilkan Jatim. 

Fakta di Jatim, 96,3% telur dihasilkan dari ayam ras petelur yang sudah menerapkan good farming practices, sedangkan ayam kampung penghasil telur hanya 3,7% saja.

Tidak semua ayam kampung yang dipelihara model umbaran dipelihara di daerah sampah plastik (hanya wilayah tertentu semisal Tropodo). 

Menyangkut pemilihan judul berita oleh media daring tersebut, tidak sesuai dengan isi dan dinilai lebih menggeneraliser sekaligus tidak sesuai dengan fakta yang ada. 

Akibat judul yang tidak sesuai tersebut dapat berdampak pada kerugian ekonomi bagi peternak ayam petelur di Jawa Timur, serta keresahan peternak akan potensi penurunan demand telur. Keresahan juga dialami konsumen telur dan potensi penurunan konsumsi telur yang berdampak pada penurunan asupan protein hewani bagi masyarakat. 

Imbauan dan Upaya

Masyarakat diimbau tidak perlu khawatir terhadap pemberitaan yang beredar dan tetap mengonsumsi telur. 

Telur yang didistribusikan adalah telur sehat dan tidak mengandung racun, serta diproduksi dengan memperhatikan prinsip good farming practices.

Bagi masyarakat yang memelihara ayam kampung dengan cara dilepas atau diumbar, untuk segera beralih dengan pemeliharan unggas dengan skala bisnis dan dikandangkan.

Pemerintah Provinsi Jatim melalui Dinas Peternakan mensosialisasikan penjaminan kualitas dan mutu produk unggas yang beredar dengan informasi sebagai berikut: 

1. Sertifikasi Kompartemen Bebas penyakit Flu Burung (AI) di seluruh breeding farm yang memproduksi bibit untuk ayam petelur dan pedaging final stok (komersial);

2. Melakukan uji yang dilanjutkan sertifikasi bebas penyakit Pullorum untuk induk ayam yang menghasilkan Day Old Chick (DOC) yang akan diedarkan ke masyarakat;

3. Penerapan Biosekuriti Tiga Zona untuk mendukung good farming practices, sehingga telur dan daging unggas terbebas dari penyakit berbahaya;

4. Surveillance penyakit hewan oleh petugas Participatory Disease Surveillace and Respons (PDSR) untuk ayam kampung. Petugas Komersial Unggas Komersial (PVUK) untuk peternakan unggas komersial;

5. Melakukan pengambilan dan pengujian sampel telur dan daging unggas oleh Laboratorium Kesehatan Hewan secara periodik dengan hasil 96% telur yang beredar sesuai dengan standar SNI.

*(Sumber: Rilis Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Dinas Peternakan Jawa Tmur)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer