![]() |
Milking Parlour System dengan mesin modern di Dairy Village, Subang (Foto: Istimewa) |
PT
Frisian Flag Indonesia (FFI) menggandeng kemitraan dengan peternak sapi perah
lokal untuk membeli susu mereka. Produksi susu lokal diklaim baru bisa memenuhi
19 persen dari kebutuhan konsumsi susu nasional.
Dalam
bincang-bincang Bewara bersama para peternak sapi perah di Tulungagung, Jumat
malam, 18 Oktober 2019 lalu, Fresh Milk Relationship Manager Frisian Flag Indonesia
Efi Lutfillah mengatakan konsumsi susu masyarakat Indonesia saat ini sebesar
16,5 kilogram per orang per tahun. Sementara produksi lokal baru mencapai 864,6
ribu ton atau sekitar 19 persen dari kebutuhan nasional sebanyak 4,5 juta ton.
“Artinya
kebutuhan susu untuk konsumsi nasional masih cukup tinggi. Ini pasar yang jelas
bagi peternak sapi perah kita untuk bermain di sana,” kata Efi.
Tingginya
kebutuhan susu nasional ini, menurut Efi Lutfillah, tak akan bisa dipenuhi
perusahaan susu seperti Frisian Flag tanpa dukungan dari peternak sapi perah
Indonesia. Hal ini pula yang mendorong FFI membangun kemitraan dengan koperasi
peternak sapi di berbagai daerah, termasuk Jawa Timur.
Tak
hanya menerima produksi susu peternak, FFI memberikan pendampingan mulai hulu
hingga hilir untuk menggenjot produktivitas peternak. Melalui program edukasi
Bewara, FFI mengembangkan pengetahuan dan kemampuan peternak agar mampu
bekerjasama dalam kelompok.
Di
Kabupaten Tulungagung, FFI sukses menggandeng kemitraan dengan Koperasi Bangun
Lestari. Koperasi ini memiliki keanggotaan yang cukup luas meliputi
Tulungagung, Blitar, Trenggalek, dan Ponorogo, dengan kapasitas produksi 50.000
liter per hari. Sedikitnya terdapat 1.000 peternak dengan 5.000 ekor sapi yang
dikelola anggota koperasi ini.
“Kami
sangat diuntungkan dengan kerjasama ini,” kata Nurdin Afandi, Sekretaris Koperasi
Bangun Lestari.
Selain
pendampingan manajemen kandang, para peternak juga mendapat kepastian harga
dari FFI. Negosiasi soal harga dengan FFI juga lebih egaliter dibanding
perusahaan susu lain. FFI juga telah mengirimkan salah satu peternak
Tulungagung ke Belanda untuk melihat langsung peteranakan sapi di sana.
Kepala
Divisi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor, Epi
Taufik mengatakan pengetahuan dan pemahaman para peternak sapi perah lokal
masih harus diperbarui. Banyak sekali kesalahan dalam manajemen kandang,
pemberian pakan, hingga teknik memerah yang merugikan peternak. “Selain
kualitas susunya buruk, produktivitas sapi juga turun,” kata Epi.
Dia
berharap program kemitraan yang dibangun FFI dengan Koperasi Bangun Lestari ini
bisa memacu produksi susu lokal, serta mengurangi ketergantungan pada produk
impor. (Sumber: bisnis.tempo.co).