![]() |
Dirjen PKH bersama dengan Tim Chapman (Foto: Humas Kementan) |
Pada pertemuan akhir Komiter Koordinasi Program (PCC)
Australia-Indonesia Partnership for
Emerging Infectious Diseases (AIPEID), Selasa (18/9/2018), Dirjen PKH I Ketut
Diarmita mengumumkan bahwa Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional yang
terintegrasi Indonesia (iSIKHNAS) diakui Badan Kesehatan Dunia (OIE) sebagai
salah satu sistem informasi kesehatan hewan terbaik di Asia.
Ketut mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Australia yang telah
bekerjasama untuk mengembangkan iSIKHNAS melalui program AIPEID. Dalam
pertemuan tertinggi sistem tata-kelola AIPEID tersebut, rapat dipimpin oleh
Ketua Bersama. Pihak Indonesia dipimpin Dirjen PKH dan dari perwakilan pemerintah
Australia dipimpin oleh Tim Chapman yang merupakan First Assistant Secretary, Animal
Biosecurity, Department of
Agriculture and Water Resources, Australia, serta dihadiri pihak-pihak yang
terlibat dalam kemitraan.
“Melalui iSIKHNAS early
report (laporan cepat) atau early detection (deteksi awal) dapat berjalan
dengan baik, sehingga pemerintah dapat bergerak cepat untuk mengambil keputusan
atau langkah-langkah aksi dalam pengendalian dan pemberantasan penyakit hewan,
sehingga jangan sampai terjadi outbreak penyakit,”
ucap Ketut, dalam pernyataan tertulis yang diterima Infovet, Rabu (19/9/2018).
Awal Oktober 2018 mendatang iSIKHNAS akan
dipaparkan oleh staf Ditjen PKH di forum OIE. Selanjutnya OIE melalui Lembaga
Penelitian Perancis, CIRAD akan melakukan penilaian dampak iSIKHNAS terhadap
sektor peternakan dan kesehatan di Indonesia.
Lebih lanjut, Ketut menyampaikan pentingnya penguatan sistem pelayanan
kesehatan hewan nasional, terutama sebagai upaya menghadapi ancaman masuknya
penyakit hewan menular yang baru muncul. "Hal ini telah menjadi prioritas
pemerintah untuk mengendalikan penyakit, serta meningkatkan produksi ternak
domestik untuk memastikan keamanan pangan dan menstabilkan harga produk ternak,"
ungkapnya. (NDV)
0 Comments:
Posting Komentar