Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Seminar Nasional Kesehatan Unggas Soroti Budidaya Unggas Zaman Now | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Seminar Nasional Kesehatan Unggas Soroti Budidaya Unggas Zaman Now


Zaman telah berubah, ditandai dengan kebijakan baru berupa pelarangan AGP, sehingga budidaya peternakan juga berubah, tantangan penyakit unggas juga berubah. Untuk menangani semua itu diperlukan SDM yang lebih tangguh, disiplin, dan mencintai  perunggasan.

Dari kiri: Haryono Jatmiko, Heri Setiawan, Irawati Fari, Michael Haryadi, Andi Wijanarko
Demikian benang merah dari seminar nasional kesehatan unggas yang diselenggarakan ASOHI, Kamis 3 Mei 2018 di Menara 165 Cilandak Jakarta Selatan.

Seminar dihadiri sekitar 100 orang dari kalangan pelaku usaha obat hewan, pakan, pembibitan, budidaya  serta sejumlah pengurus asosiasi perunggasan dan tamu undangan. Dibuka oleh Direktur Kesehatan Hewan Drh. Fajar Sumping Tjatur Rasa PhD, seminar ini menghadirkan pembicara Drh Heri Setiawan dari Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) dan Dr.Drh. Michael Hariyadi dari FKH UGM. Acara dipandu oleh moderator Drh Haryono Jatmiko, salah satu pengurus ASOHI Pusat.

Ketua Panitia Seminar Drh. Andi Wijanarko mengatakan, awal 2018 Indonesia secara resmi mulai memberlakukan pelarangan AGP melalui Permentan no 14/2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan. Hal ini menuntut perubahan dalam budidaya perunggasan. Oleh karena itu seminar nasional kesehatan unggas tahun ini mengangkat tema Manajemen Pemeliharaan Unggas Zaman Now, yang maksudnya adalah sejak berlakunya Permentan no 14/2017.

Ketua Umum ASOHI Drh Irawati Fari dalam sambutan pembukaannya mengatakan, sebagai pelaksanaan dari amanat Munas ASOHI tahun 2015, ASOHI secara konsisten menyelengarakan seminar tahunan, yakni seminar nasional bisnis peternakan yang biasanya berlangsung setiap akhir tahun dan seminar nasional kesehatan unggas setiap triwulan kedua. "Tahun lalu seminar mengangkat topik tentang dampak La Nina bagi perunggasan yang di dalamnya ada topik khusus membahas H9N2 yang saat itu menjadi trending topic di kalangan perunggasan. Tahun ini trending topicnya adalah budidaya perunggasan non AGP. Ini adalah topik yang sangat tepat untuk dibahas di seminar ini,"ujar Ketua Umum ASOHI.

Bertindak sebagai keynote speaker,Direktur Kesehatan Hewan Fadjar Sumping Tjatur Rasa menyatakan, ASOHI adalah mitra pemerintah yang sangat aktif memberi berbagai masukan konstrutif untuk pemerintah. "Kami sering ketemu membahas berbagai permasalahan dan mencari solusinya. Jadi kami sangat terbantu oleh ASOHI termasuk dalam seminar ini, yang membahas topik yang sedang banyak dibicarakan. Saya percaya seminar ini akan bermanfaat bagi kita sebagai pengetahuan untuk dapat diimplementasikan dalam budidaya perunggasan," tambah Dirkeswan.

Dirkeswan menjelaskan, terkait dengan kebijakan pelarangan AGP pihaknya tidak bermaksud menyulitkan dunia usaha perunggasan. "Ini adalah tuntutan zaman dan juga merupakan pelaksanaan Undang-undang," ujarnya.

Dirkeswan melihat kecenderungan saat ini, banyak kasus penyakit seolah-olah disebabkan karena adanya pelarangan AGP. "Bahkan ada media yang memberitakan produksi turun hingga lebih dari 60% karena pelarangan AGP. Informasi ini perlu diluruskan,"tambah Dirkeswan.

Oleh karena itu ia berharap melalui forum seminar ini, kita mendapatkan informasi yang akurat dan dapat saling berbagai informasi penting untuk kemajuan perunggasan.

Tuntutan Zaman Now

Dalam paparan presentasinya yang berjudul Tata kelola Pemeliharaan Unggas Pasca Berlakunya Permentan no 14/2017, Drh Heri Setiawan menekankan pentingnya SDM perunggasan yang lebih bagus. Karakteristik unggas zaman now antara lain pertumbuhan lebih cepat, konversi pakan makin efisien, lebih peka terhadap lingkungan, gerakan lebih lambat dan unggas mudah stress. Hal ini membutuhkan penanganan yang lebih hati-hati.

"Tata kelola pemeliharaan unggas zaman now harus menggunakan hati nurani," ujar Heri .
Hati nurani yang dimaksud adalah yang memahami, peduli dan memenuhi kebutuhan unggas.

Heri juga menjelaskan bahwa saat ini biosekuriti adalah aspek yang sangat penting dalam manajemen pemeliharaan zaman now. Dalam hal ini ia memperkenalkan komponen biosekuriti yang meliputi biosekuriti konseptual, struktural, operasional, serta yang tak kalah menariknya adalah biosekuriti mental. Biosekuriti mental maksudnya adalah disiplin dan kepedulian bekerja, bertanggungjawab pada tugasnya dan rasa ikut memiliki yang tinggi. "Tanpa biosekuriti mental, tata kelola pemeliharaan zaman now tidak akan berhasil,"tegas Heri

Pada sesi berikutnya, Michael Haryadi saat menyampaikan materi tentang tantangan penyakit bakterial di era non AGP menegaskan bahwa pelarangan AGP harus disikapi positif, karena ini adalah tuntutan global. (Bams)**

Selengkapnya akan diulas di Infovet edisi Juni 2018




Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer