Sekitar 35% bahan baku pakan ternak masih impor |
Lima negara ini diantaranya Brazil, Amerika Serikat,
Argentina, Australia, dan New Zealand (Selandia Baru) merupakan negara pemasok
bahan baku untuk pakan ternak di Indonesia. Sekitar 35% bahan baku pakan ternak
masih diimpor. Sementara 65% sisanya seperti jagung dan bekatul dipasok dari
dalam negeri.
Hal tersebut dikemukakan Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Makanan
Ternak (GPMT), Sudirman. Informasi yang dilansir dari detikfinance, Rabu (23/5/2018), Indonesia mengimpor bungkil kedelai
dari Brasil, Argentina dan Amerika Serikat (AS). Sementara, tepung daging dan
tulang berasal dari Amerika, Australia dan New Zealand (Selandia Baru).
"Tahun lalu kita mengimpor bungkil kedelai 4,2 juta
ton. Kalau tepung daging dan tulang itu impor per tahu sekitar 400 sampai 500
ribu ton," ungkap Sudirman.
Harga bungkil kedelai dari Rp 5.200/kg jadi Rp 7.600/kg,
sedangkan, daging dan tulang naik dari Rp 7.900/kg menjadi Rp 8.500/kg.
Sudirman menjelaskan pengusaha pakan ternak akan menaikkan harga antara 2-3%.
Kenaikan tersebut tidak terlalu besar mengingat stok bahan baku di produsen masih
cukup banyak dan persaingan ketat di antara produsen.
Dia menambahkan harga bahan baku pakan ternak bakal naik
seiring penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah, yang
berujung pada kenaikan harga pakan ternak. Menurut Sudirman, kenaikan harga
pakan ternak tidak akan di atas 10%.
"Ada ya, seharusnya naik di atas 10% dengan hitungan.
Namun paling naikkan 2% sampai 3% karena persaingan ketat. Setiap pabrik
memiliki stok masing-masing kemudian harga murah. Jadi kalau di pasar
persaingannya cukup ketat, nggak langsung
naik," terang Sudirman.
Sementara itu Direktur Pakan Ir Rr Sri Widayati MM yang
dihubungi Infovet, Rabu (23/5/2018) menyatakan beberapa bahan pakan yang
masih diimpor yaitu bungkil kedelai, Meat
Bone Meal (MBM) dan bahan lain seperti Corn
Gluten Meal (CGM), Distillers Dried
Grains with Soluble (DDGS).
“Bahan utama seperti jagung, Pemerintah tidak lagi melakukan
impor jagung untuk pakan sejak 2017. Sebagai komponen utama porsi Jagung dalam
pakan 40-50 persen,” tandas Sri
Widayati.
Dia menambahkan, bahan-bahan pakan yang sudah dapat
diproduksi di dalam negeri adalah crude palm oil (CPO) dan dedak. (detikfinance/ndv)
0 Comments:
Posting Komentar