Surabaya (11/12/2017), Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita menyampaikan, capaian IB (Inseminasi Buatan) nasional berdasarkan data kumulatif hingga tanggal 8 Desember 2017 adalah sebanyak 3.690.721 ekor atau 92,27% dari target 4 juta ekor. Hal tersebut disampaikan saat Pertemuan Evaluasi Upsus Siwab Nasional Tahun 2017 tanggal 10-11 Desember 2017 di Provinsi Jawa Timur.
Pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan seluruh Indonesia dan Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis), serta Direktur lingkup Ditjen PKH ini ditujukan untuk mengetahui hasil capaian pelaksanaan UPSUS SIWAB tahun 2017.
Dalam pertemuan tersebut I Ketut Diarmita mengatakan, kegiatan UPSUS SIWAB (Upaya Khusus sapi Indukan wajib Bunting) menjadi fokus utama di jajaran Ditjen PKH tahun 2017 dan akan dilanjutkan pada tahun 2018. Menurutnya, Upsus Siwab merupakan langkah nyata Pemerintah untuk mengakselerasi percepatan target pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri.
“Dari laporan iSKHNAS per tanggal 8 Desember 2017, jumlah kebuntingan nasional mencapai 1.624.614 ekor atau 54,13% dari target 3 juta ekor, serta jumlah kelahiran sebanyak 706.314 ekor”, kata I Ketut Diarmita. “Capaian masih terus kita evaluasi sampai tahun 2018, mengingat tanda-tanda kebuntingan baru bisa dideteksi setelah beberapa bulan setelah sapi di IB”, ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan, untuk kegiatan pendukung Upsus Siwab telah dilaksanakan beberapa hal, yaitu: Pertama, penanganan gangguan reproduksi tahun 2017 telah diperiksa sebanyak 288.345 ekor sapi dan sebanyak 281.117 ekor dilakukan penanganan gangguan reproduksi. “Hal ini artinya untuk penanganan gangguan reproduksi tercapai 93,7% dari yang targetkan sebanyak 300.000 ekor, sedangkan untuk kesembuhannya terealisasi sebanyak 149.615 ekor atau 53 % dari target 200.000 ekor.
Menurut I Ketut, gangguan reproduksi pada akseptor merupakan salah satu penyebab kegagalan kebuntingan, untuk itu upaya penanganan gangguan reproduksi secara terus menerus dilakukan dan menjadi aktivitas yang tidak terpisahkan mendukung keberhasilan UPSUS SIWAB.
Kedua, untuk mempertahankan struktur betina dewasa dan angka betina produktif sebagai akseptor yang akan di IB, maka telah dilaksanakan pencegahan pemotongan betina produktif di 17 Provinsi. “Sampai dengan akhir November 2017 telah diselamatkan atau ditolak pemotongannya sebanyak 6.974 ekor”, ungkap I Ketut. “Implementasi penanggulangan pemotongan betina produktif tersebut bekerjasama dengan BAHARKAM POLRI”, ujarnya.
Ketiga. Untuk menjamin aktifitas pelayanan dalam pelaksanaan Upsus Siwab, Ditjen PKH menargetkan produksi semen beku pada tahun 2018 sebanyak 6 juta yang dihitung berdasarkan services per conception (SC) 2 yang akan disebar ke seluruh peternak Indonesia. Ketersediaan dan produksi semen beku di balai inseminasi buatan pemerintah, yaitu, BBIB Singosari, BIB Lembang dan BIBD Kalimantan Selatan sebanyak 9.040.003 dosis, sedangkan jumlah semen beku yang sudah didistribusikan pada tahun ini sebanyak 5.995.075 dosis ke peternak seluruh Indonesia.
Keempat, Ditjen PKH bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dalam proses distribusi N2 cair dan semen beku dengan menggunakan pesawat ATR Garuda pada 44 rute penerbangan. “Kita lakukan kerjasama ini untuk mengatasi kendala akan sulitnya mendapatkan N2 cair di lapangan”, kata I Ketut. Menurutnya, ketersediaan sarana tersebut dilapangan merupakan faktor yang sangat penting dalam mensukseskan UPSUS SIWAB.
Kelima, Untuk penguatan pakan, telah dilakukan pengembangan HPT (Hijauan Pakan Ternak) yang terealisasi seluas 5.925 Ha atau 62,45% dari target 9.487 Ha, sedangkan pakan konsentrat terealisasi 2.747 ton atau 92,65% dari target 2.965 *ton
I Ketut Diarmita mengungkapkan, saat ini merupakan tahun pertama pelaksanaan UPSUS SIWAB, sehingga kendala dan permasalahan yang terjadi pada tahun ini kita cari penyelesaiannya bersama agar pelaksanaan tahun 2018 dapat berjalan lebih baik.
“Untuk kelancaran pelaksanaan tahun 2018 kami mengajak kepada seluruh pihak untuk all out bersama-sama mewujudkan target yang telah kita tetapkan”, himbau I Ketut Diarmita. Selain itu, I Ketut juga menuturkan agar pedoman pelaksanaan UPSUS SIWAB Tahun 2018 disempurnakan dengan berkaca pada pelaksanaan tahun 2017.
”Kita semua tentunya berharap UPSUS SIWAB ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan target pembangunan peternakan”, kata I Ketut Diarmita. “Kita harapkan semoga melalui UPSUS SIWAB, tujuan kita untuk mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau dapat terwujud sesuai dengan yang ditargetkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Swasembada Daging Sapi di tahun 2026”, ucapnya menambahkan. (WK)
Pertemuan yang dihadiri oleh Kepala Dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan seluruh Indonesia dan Kepala UPT (Unit Pelaksana Teknis), serta Direktur lingkup Ditjen PKH ini ditujukan untuk mengetahui hasil capaian pelaksanaan UPSUS SIWAB tahun 2017.
Dalam pertemuan tersebut I Ketut Diarmita mengatakan, kegiatan UPSUS SIWAB (Upaya Khusus sapi Indukan wajib Bunting) menjadi fokus utama di jajaran Ditjen PKH tahun 2017 dan akan dilanjutkan pada tahun 2018. Menurutnya, Upsus Siwab merupakan langkah nyata Pemerintah untuk mengakselerasi percepatan target pemenuhan populasi sapi potong dalam negeri.
“Dari laporan iSKHNAS per tanggal 8 Desember 2017, jumlah kebuntingan nasional mencapai 1.624.614 ekor atau 54,13% dari target 3 juta ekor, serta jumlah kelahiran sebanyak 706.314 ekor”, kata I Ketut Diarmita. “Capaian masih terus kita evaluasi sampai tahun 2018, mengingat tanda-tanda kebuntingan baru bisa dideteksi setelah beberapa bulan setelah sapi di IB”, ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan, untuk kegiatan pendukung Upsus Siwab telah dilaksanakan beberapa hal, yaitu: Pertama, penanganan gangguan reproduksi tahun 2017 telah diperiksa sebanyak 288.345 ekor sapi dan sebanyak 281.117 ekor dilakukan penanganan gangguan reproduksi. “Hal ini artinya untuk penanganan gangguan reproduksi tercapai 93,7% dari yang targetkan sebanyak 300.000 ekor, sedangkan untuk kesembuhannya terealisasi sebanyak 149.615 ekor atau 53 % dari target 200.000 ekor.
Menurut I Ketut, gangguan reproduksi pada akseptor merupakan salah satu penyebab kegagalan kebuntingan, untuk itu upaya penanganan gangguan reproduksi secara terus menerus dilakukan dan menjadi aktivitas yang tidak terpisahkan mendukung keberhasilan UPSUS SIWAB.
Kedua, untuk mempertahankan struktur betina dewasa dan angka betina produktif sebagai akseptor yang akan di IB, maka telah dilaksanakan pencegahan pemotongan betina produktif di 17 Provinsi. “Sampai dengan akhir November 2017 telah diselamatkan atau ditolak pemotongannya sebanyak 6.974 ekor”, ungkap I Ketut. “Implementasi penanggulangan pemotongan betina produktif tersebut bekerjasama dengan BAHARKAM POLRI”, ujarnya.
Ketiga. Untuk menjamin aktifitas pelayanan dalam pelaksanaan Upsus Siwab, Ditjen PKH menargetkan produksi semen beku pada tahun 2018 sebanyak 6 juta yang dihitung berdasarkan services per conception (SC) 2 yang akan disebar ke seluruh peternak Indonesia. Ketersediaan dan produksi semen beku di balai inseminasi buatan pemerintah, yaitu, BBIB Singosari, BIB Lembang dan BIBD Kalimantan Selatan sebanyak 9.040.003 dosis, sedangkan jumlah semen beku yang sudah didistribusikan pada tahun ini sebanyak 5.995.075 dosis ke peternak seluruh Indonesia.
Keempat, Ditjen PKH bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan dalam proses distribusi N2 cair dan semen beku dengan menggunakan pesawat ATR Garuda pada 44 rute penerbangan. “Kita lakukan kerjasama ini untuk mengatasi kendala akan sulitnya mendapatkan N2 cair di lapangan”, kata I Ketut. Menurutnya, ketersediaan sarana tersebut dilapangan merupakan faktor yang sangat penting dalam mensukseskan UPSUS SIWAB.
Kelima, Untuk penguatan pakan, telah dilakukan pengembangan HPT (Hijauan Pakan Ternak) yang terealisasi seluas 5.925 Ha atau 62,45% dari target 9.487 Ha, sedangkan pakan konsentrat terealisasi 2.747 ton atau 92,65% dari target 2.965 *ton
I Ketut Diarmita mengungkapkan, saat ini merupakan tahun pertama pelaksanaan UPSUS SIWAB, sehingga kendala dan permasalahan yang terjadi pada tahun ini kita cari penyelesaiannya bersama agar pelaksanaan tahun 2018 dapat berjalan lebih baik.
“Untuk kelancaran pelaksanaan tahun 2018 kami mengajak kepada seluruh pihak untuk all out bersama-sama mewujudkan target yang telah kita tetapkan”, himbau I Ketut Diarmita. Selain itu, I Ketut juga menuturkan agar pedoman pelaksanaan UPSUS SIWAB Tahun 2018 disempurnakan dengan berkaca pada pelaksanaan tahun 2017.
”Kita semua tentunya berharap UPSUS SIWAB ini dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam mewujudkan target pembangunan peternakan”, kata I Ketut Diarmita. “Kita harapkan semoga melalui UPSUS SIWAB, tujuan kita untuk mempercepat peningkatan populasi sapi dan kerbau dapat terwujud sesuai dengan yang ditargetkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Swasembada Daging Sapi di tahun 2026”, ucapnya menambahkan. (WK)
0 Comments:
Posting Komentar