Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

TANGGAPI KARANTINA WILAYAH, ASOHI USUL PENDISTRIBUSIAN OBAT HEWAN TIDAK DIBATASI




Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) mengeluarkan surat pernyataan berupa usulan untuk pemerintah terkait karantina kewilayahan atau yang kerap disebut dengan istilah lockdown. Dalam surat resminya, ASOHI menyoroti dampak pandemi corona (COVID-19) yang berimbas pada terganggunya pendistribusian produk obat hewan.

Produk-produk obat hewan dan obat ikan seperti desinfektan, vaksin, antibiotika untuk mengobati hewan yang sakit kemudian vitamin, feed additive, feed supplement sangat dibutuhkan oleh ternak dan pembudidaya perikanan.

ASOHI meminta dukungan kepada pemerintah, agar transportasi dan pendistribusian yang berhubungan dengan produk obat hewan dan obat ikan tidak termasuk yang dibatasi pengirimannya ke para peternak dan petambak budidaya perikanan di seluruh Indonesia.

Hal ini dikarenakan guna demi menjaga kesehatan hewan-hewan ternak dan ikan, sehingga peternak pun terus dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat Indonesia dalam situasi pandemi COVID-19.



Surat resmi bernomor 022/ASOHI/III/2020 tersebut ditandatangani Ketua Umum ASOHI, Drh Irawati Fari tertanggal 31 Maret 2020. (NDV)


MEMBEDAH PENYEBAB STRES PADA AYAM

Kepadatan kandang yang tinggi akan menyebabkan kanibalisme pada ayam, tidak meratanya konsumsi ransum, polusi udara, kualitas litter menurun dan lain-lain, yang berbuntut ayam menjadi stres bahkan berujung kematian. (Sumber: Istimewa)

Dalam pemeliharaan ayam, baik ayam pedaging (broiler), ayam petelur (layer) maupun ayam pembibit (breeder) susah-susah gampang karena berbagai faktor akan menghambat keberhasilan selama perjalanan hidupnya, antara lain salah satunya terpaan stres yang disebabkan berbagai hal. Seringkali peternak menganggap enteng masalah tersebut padahal  fenomena tersebut nyata terlihat secara kasat mata.

Stres adalah sebuah kondisi atau keadaan dimana terjadi ketegangan secara fisik atau psikologis dan stres itu wajar terjadi pada kehidupan, dimana tuntutannya harus menyesuaikan pada situasi/kondisi yang terjadi. Stres ternyata tidak hanya dialami oleh manusia, tetapi sering juga terjadi pada unggas yang kemudian berdampak pada lambatnya pertumbuhan dan penurunan produksi, bahkan kematian. Biasanya stres dibarengi dengan adanya perubahan fisiologis di dalam tubuh ayam, seperti perubahan detak jantung, peredaran darah menjadi lebih cepat, kehausan dan hilangnya rasa lapar.

Ciri dan Cara mengatasi Stres pada Ayam
Ada beberapa ciri-ciri stres pada ayam yang dapat dilihat secara kasat mata oleh peternak, yaitu ayam tampak gelisah di dalam kandang, seringkali membentangkan sayap, lebih banyak minum untuk menurunkan suhu tubuhnya, nafsu makan menurun, kecepatan bernapas lebih tinggi (terlihat megap-megap). Jika ayam menunjukkan hal tersebut, maka perlu segera melakukan penanganan untuk menghindari sesuatu yang tidak diharapkan.

Stres yang terjadi pada ayam dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya tekanan eksternal dan internal, seperti perubahan cuaca/musim secara tiba-tiba, kelelahan, sakit, kegaduhan, transportasi, pemeliharaan rutin, perkandangan, kepadatan ayam, luas kandang, tingkat produksi, perubahan air minum dan pakan secara mendadak. Apabila lambat atau tidak segera ditangani peternak maka stres akan mengundang kerugian.

Sebelum melakukan penanganan terhadap terjadinya stres, peternak harus terlebih dahulu mencari/mendiagnosis penyebab stres yang sebenarnya, baru kemudian melakukan tindakan yang diperlukan sesuai dengan penyebabnya, sehingga tepat sasaran dan tidak mubazir. Beberapa penyebab stres pada ayam dan cara menanganinya sebagai berikut: (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2020) (SA)

HERBAL BERKHASIAT UNTUK KESEHATAN UNGGAS

Pemberian herbal untuk ternak berdampak pada peningkatan nafsu makan dan ternak menjadi lebih sehat. (Sumber: Herbie.id)

Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai Merauke kaya akan plasma nutfah, baik hewan maupun tanaman, termasuk tanaman obat-obatan yang populer dengan nama “herbal”. Dari total 40.000 jenis tumbuh-tumbuhan obat yang telah dikenal di dunia, 30.000 diantaranya berada di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 25% diantaranya atau sekitar 7.500 jenis sudah diketahui memiliki khasiat herbal atau sebagai tanaman obat. Namun baru 1.200 jenis tanaman yang sudah dimanfaatkan untuk bahan baku obat herbal atau jamu (PT Sido Muncul, 2015 dikutip Norbertus K, 2020).

Potensi kekayaan tanaman tersebut belum sepenuhnya digali, berdasarkan data Departemen Kesehatan RI dalam Kotranas (Kebijakan Obat Tradisional Nasional, 2006) ternyata dari 30.000 jenis tanaman yang dimiliki Indonesia tidak kurang 9.600 jenis memiliki khasiat obat. Namun dari jumlah tersebut hanya 5% yang dimanfaatkan sebagai bahan fitofarmaka, sedangkan lebih kurang 1.000 jenis tanaman sudah dimanfaatkan untuk bahan jamu.

Tanaman obat (biofarmaka) yang paling dimanfaatkan dalam industri jamu, baik untuk manusia dan hewan ternak adalah jenis empon-empon (jahe, laos/lengkuas, kencur, kunyit, lempuyang, temulawak, temu ireng, temu kunci, temu putih), kemudian dlingo/dringo, kapulaga, mengkudu, mahkota dewa, kejibeling, sambiloto dan lidah buaya.

Mengapa Beralih ke Herbal?
Pertanyaan tersebut sangat menggelitik keingintahuan masyarakat akhir-akhir ini. Tampaknya kini semakin meluas kesadaran bahwa pemakaian obat-obatan kimia pada ternak unggas secara terus-menerus dapat menimbulkan resistensi dan residu dalam produk unggas (daging dan telur).

Obat-obatan kimia yang diproduksi pabrik obat hewan banyak digunakan dalam operasional peternakan ayam pedaging dan petelur, sehingga produk daging dan telur yang dihasilkan dikhawatirkan membawa residu bahan-bahan kimia tersebut. Karena itu muncul kesadaran untuk mencari alternatif lain sebagai pengganti obat-obatan kimia atau “feed additive” baik diberikan melalui pakan maupun air minum.

Ramuan herbal yang terdiri dari bahan-bahan pilihan dapat dibuat jamu melalui proses fermentasi yang telah diuji pada ternak unggas (ras dan lokal), dimana herbal tersebut digunakan sebagai probiotik (pengganti antibiotik kimia), sehingga diperoleh daging dan telur yang aman dikonsumsi.

Pemberian herbal untuk ternak berdampak pada peningkatan nafsu makan, ternak menjadi lebih sehat dan tidak menimbulkan bau menyengat. Masyarakat kini cenderung memilih obat alami karena diyakini tidak memiliki efek samping dan harga lebih terjangkau (Zainuddin, 2006 dikutip Herbertus, 2020). Keuntungan lain dari jamu unggas ialah terjadinya peningkatan efisiensi pakan yang dampaknya menekan biaya produksi dan buntutnya harga daging dan telur terjangkau konsumen.

Manfaat Pemberian Herbal
Berbagai manfaat yang dapat diperoleh unggas dengan pemberian ramuan jamu antara lain: (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi April 2020)

Sjamsirul Alam
Praktisi perunggasan, alumni Fapet Unpad

VIDEONYA BERISI UJARAN NEGATIF TENTANG AYAM BROILER, YOUTUBER INI KENA TEGUR ADHPI



Ternak ayam broiler (Foto: Dok. Infovet)

Sabtu, (28/3) beredar video di kanal YouTube milik akun bernama Beemz Aryo yang di-posting pada 27 Maret 2020 berjudul "Kenyataan Dibalik Ayam Yang Kalian Makan!!" (URL/Link: https://www.youtube.com/watch?v=XGlhrNshrjc).

Menanggapi konten pada video tersebut, pada tanggal yang sama, Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) merilis pernyataan bahwa pihaknya merasa keberatan dengan isi dan pesan yang disampaikan. 

Surat yang ditandatangi oleh Ketua Umum ADHPI Drh. Kamaludin Zarkasie, PhD  dan Sekjen ADHPI Drh Erry Setiawan itu ditujukan kepada Menteri Komunikasi dan Informasi dan Kapolri. Dalam surat tersebut dinyatakan bahwa konten yang disampaikan Beemz Aryo dinilai mengandung unsur berita bohong atau hoax, ujaran kebencian dan provokasi yang menyesatkan.

ADHPI menuntut agar pemilik kanal YouTube menghapus tayangan tersebut, termasuk jika ada tayangan yang sama di kanal media sosial lain (selain Youtube).

ADHPI juga menginginkan pemilik akun tersebut meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat atas kekeliruan terkait tayangan tersebut, khususnya kepada para peternak ayam broiler dan pemangku kepentingan sektor perunggasan.

Selain itu, surat resmi itu sekaligus sebagai laporan tertulis dari ADHPI kepada aparat penegak hukum (Kepolisian Republik Indonesia) agar memproses pemilik kanal Youtube tersebut sesuai dengan perundangan yang berlaku, terkait dengan penayangannya.

Berdasarkan pemantauan Infovet, Senin (30/3), video tersebut sudah tidak tersedia atau dalam status dilaporkan sebagai spam. 

Chanel IG Bima 
Menurut penelusuran Infovet , Bima Aryo adalah seorang youtuber dan instagramer yang punya pengikut yang banyak. Akun Instagram Bima Aryo dengan nama beemz memiliki follower 300 ribu lebih, sedangkan chanel youtubenya memiliki 120 ribu subscriber.  Sebelum ditutup tayangan youtube berjudul  "Kenyataan Dibalik Ayam Yang Kalian Makan!!" telah ditonton oleh lebih dari 20 ribu orang. Dari judulnya tampak bahwa video itu dibuat untuk memancing kontroversi agar viral dan mendapat pengunjung yang melimpah. Namun kali ini Bima kena batunya. Dengan konten yang tanda dasar akhirnya komunitas peternakan bereaksi keras. 

Kabarnya Dirkesmavet dan beberapa asosiasi perunggasan juga ikut melaporkan dan meminta Kemenkominfo untuk menutup tayangan yang sangat berugikan peternak tersebut. (NDV/INF) 


ASOHI SALURKAN BANTUAN UNTUK TANGGULANGI COVID-19


Prosesi serah terima bantuan dari ASOHI kepada Dinas Kesehatan DKI Jakarta (30/3)

Kegelisahan akibat wabah Virus Corona (COVID-19) nyatanya masih menghantui masyarakat.  Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) sebagai asosiasi yang juga berafiliasi dalam ilmu medis, turut terpanggil untuk berkontribusi nyata dalam menanggulangi COVID-19.

Hari ini saja (30/12) ASOHI menyerahkan bantuan kepada Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta berupa 150  liter cairan desinfektan dan 10 buah sprayer.  Hingga tulisan ini disusun kantor ASOHI Pusat sudah mengumpulkan 282 liter desinfektan dan 15 sprayer dari anggota yang akan disumbangkan ke pemerintah dan tempat ibadah di wilayah Jakarta. Bantuan tersebut tentunya merupakan bentuk dukungan ASOHI dalam menanggulangi wabah COVID-19. Bantuan tersebut dserahkan di kantor ASOHI, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Penyerahan bantuan dilakukan oleh Sekretaris Eksekutif ASOHI Bambang Suharno mewakili Drh Almasdi Rakhman (Ketua Bidang Khusus DKI sekaligus kordinator donasi) yang berhalangan hadir. Bambang berujar bahwa bantuan tersebut juga merupakan komitmen ASOHI dalam pengejawantahan konsep one health.

Selain itu Bambang juga berharap agar bantuan yang diberikan mudah - mudahan dapat berguna bagi pemerintah dan masyarakat dalam mencegah penularan lebih lanjut virus mematikan tersebut. Ia juga berharap agar organisasi atau asosiasi lainnya juga turut berkontribusi dalam penanggulangan wabah COVID-19 yang semakin meresahkan ini.

Bukan hanya sampai disitu, ASOHI pun juga sudah meyiapkan bantuan serupa di beberapa provinsi lain yang dikoordinir oleh Korwil ASOHI di daerah. Total bantuan yang diberikan oleh ASOHI hingga saat ini mencapai 1189 liter cairan desinfektan dan 75 sprayer .

Bantuan tadi sudah didistribusikan oleh ASOHI di seluruh wilayah Indonesia sejak tanggal 24 Maret 2020. Prioritas bantuan akan digunakan pada fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan lain sebagainya. Hingga berita ini diturunkan, ASOHI masih menggalang solidaritas untuk mengumpulkan bantuan lainnya untuk membantu pemerintah dalam memerangi wabah COVID-19. 

Masyarakat juga dihimbau agar tetap tenang, tidak panik, menjaga kebersihan diri dan lingkungan, serta melengkapi asupan gizi sehari - hari terutama protein hewani. Juga tidak lupa agar mematuhi himbauan pemerintah berupa physical distancing dan membatasi kegiatan bepergian. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer