Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Pembibitan Ayam Lokal, Ekspornya Menjanjikan

Industri pembibitan ayam lokal yang sudah sangat maju memang perlu menjadi perhatian pemerintah. Agar industri tersebut bisa semakin berkembang dan menyentuh pasar ekspor. Melihat potensi baik di industri pembibitan ayam lokal, Direktur Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, Prof Muladno Basar, menyambangi salah satu pembibit ayam lokal di daerah Gunung Sindur, Kabupaten Bogor
Dirjen PKH Muladno Basar (berbatik merah)
saat berkunjung ke pembibitan ayam lokal di Gunung Sindur, Bogor.
Kunjungan Dirjen PKH atas undangan dari Himpunan Peternak Unggas Lokal (HIMPULI) bersama dengan Gabungan Pembibitan Ayam Lokal (GAPALI) untuk melihat perkembangan di salah pembibitan ayam lokal GAPALI.
Dalam kedatangannya itu, Muladno menyebut, pembibitan ayam lokal sudah sangat maju dan bisa dijadikan skala industri untuk peluang ekspor yang menjanjikan. “Perlu ada beberapa perhatian, untuk lebih memajukan industri pembibitan ayam lokal, seperti sertifikasi bibit yang dihasilkan. Pemerintah siap untuk memfasilitasi peternak dan pembibit ayam lokal,” ujar Muladno saat kunjungannya, Jumat, 15 Januari 2016.
Sementara itu, menurut Ketua HIMPULI, Ade Zulkarnain dan Ketua GAPALI, Bambang Krista, keduanya mengaku senang atas kedatangan Dirjen PKH yang bersedia hadir meninjau salah satu tempat pembibitannya dan ingin memfasilitasi peternak dan pembibit ayam lokal agar bisa menyasar pasar ekspor.
Selain itu menurut mereka juga, perlu ada beberapa hal terkait ekspor yang harus dibenahi dan meminta kepada Dirjen PKH agar peternak dan pembibit ayam lokal tidak dipersulit. (rbs)

Direktorat Pakan dan AINI Bersinergi Rancang Sistem Logistik Pakan

Direktorat Pakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH), dan Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) bersinergi menyelenggarakan diskusi seputar Sistem Logistik Pakan (SLP) pada 23-24 Desember 2015, di Bogor, Jawa Barat.
Usai diskusi Sistem Logistik Pakan (SLP) para peserta kompak berfoto bersama.
Dimana diskusi tersebut melihat tantangan pengembangan indusri pakan yang selalu dikaitkan dengan pangan dan energi. Kompetisi antar ketiga sektor tersebut yakni feed, food and fuel saat ini memang kian ketat. Hal tersebut diperburuk pula dengan terjadinya perubahan iklim global, yang membuat perubahan secara masif terhadap pola tanam, produksi dan distribusi pangan.
Isu lain yang juga menjadi perhatian dalam diskusi adalah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, sehingga menuntut terjaminnya keamanan pakan yang berpengaruh langsung terhadap keamanan pangan asal hewan.
Jaminan ketersediaan pakan secara tidak langsung berbanding lurus dengan jaminan ketahanan pangan hewani. Di Indonesia sendiri, industri pakan secara umum cukup berkembang, namun untuk industri pakan ternak ruminansia dan ternak lainnya masih perlu perhatian khusus. Sebab, sebagian besar produksi pakan ternak masih dilakukan secara individu/kelompok dalam skala kecil.
Sebenarnya, pemerintah melalui APBN telah mendukung pengembangan logistik pakan melalui berbagai fasilitas seperti, unit pengolah pakan ruminansia dan unggas, unit lumbung pakan ruminansia, unit usaha hijauan pakan ternak, unit usaha bahan pakan, dan integrasi ternak tanaman. Namun di sisi lain, sistem pemeliharaan ternak (khususnya ruminansia) skala menengah ke bawah masih mengalami kendala signifikan dalam penyediaan bibit dan bahan pakan.
Fakta di atas menjadi penyebab belum maksimalnya produksi ternak lokal. Kecukupan pakan pada usaha ternak ruminansia masih menjadi kendala yang sangat dipengaruhi oleh pergerakan musim. Di mana pada musim tertentu, tingkat ketersediaan pakan akan menurun tajam dan sebaliknya.
Selain itu, ketersediaan pakan juga dipengaruhi oleh pola penggunaan lahan serta menyebarnya lokasi sumberdaya pakan yang berjauhan dengan industri peternakan. Untuk itu diperlukan sinkronisasi keterkaitannya sebagai sebuah sistem. Sistem tersebut adalah SLP yang secara teknis memudahkan dalam mendapatkan pakan yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, dan kondisi yang tepat dengan biaya terjangkau, serta memberikan nilai tambah bagi semua pihak.
Kondisi ini tentu saja memerlukan jaminan ketersediaan secara kuantitas dan kualitas. Substansi logistiknya pun juga harus dilihat dari sisi manajemen ternak agar penggunaan pakan lebih efektif dan efisien, sehingga sesuai dengan kondisi ternak.
Turut hadir dalam acara diskusi, antara lain dari Direktorat Pakan Dr Mursyid Mas'um dan Dr Maradoli Hutasuhut, kemudian dari Balitnak Dr Arnold Sinurat dan Dr Winugroho, dan dari AINI, Prof Nahrowi, serta sejumlah narasumber penting lainnya. (AINI/rbs)

Medion Bagi-bagi Ilmu di Kamboja

Medion gelar seminar di Prey Veng, Kamboja.
Kiprah Medion dalam mengedukasi peternak tidak terbatas di dalam negeri saja, sudah banyak negara di Asia dan Afrika yang dijelajahinya. Perusahaan asal Bandung yang kesohor sebagai produsen obat, vitamin, vaksin, dan peralatan peternakan, kali ini kembali berbagi ilmu di wilayah Kamboja.
Beberapa propinsi di Kamboja seperti Kompong Chnang, Pursat, Prey Veng, Kompot, Takeo, hingga Phnom Penh menjadi tempat-tempat yang dikunjungi oleh tim dari Medion pada tanggal 6-13 Desember 2015 lalu. Beberapa seminar pun dilaksanakan dengan topik penyakit ND, Fowl Pox, Coryza, Cholera dan AI dengan pembicara Drh. Amir.
Diangkatnya topik-topik tersebut, dikarenakan kasus penyakit ND, Fowl Pox, Coryza, Cholera, dan AI memang banyak menyerang di Kamboja. Selain mengulas tentang penyakit, seminar ini juga dilengkapi dengan praktik bedah bangkai dan diagnosa setiap penyakit.
Tim Medion berfoto bersama pelanggan di Phnom Penh.
Seminar-seminar ini ternyata menarik minat dari para peternak di Kamboja, terbukti dengan padatnya peserta yang disetiap propinsi sedikitnya dihadiri 80-100 orang. Para peserta seminar merasa sangat berterima kasih atas pengetahuan yang disampaikan. Dan mereka mengaku sangat terbantu dalam mengatasi masalah yang dihadapi seraya berharap seminar seperti ini dapat dilakukan lebih sering.
Praktik bedah bangkai.
Medion semakin menancapkan eksistensinya di berbagai negara di Asia dan mengharumkan nama Indonesia. Sukses untuk Medion. (wan) 

Peternak Indonesia Mendapat Beasiswa Australia

Menyusul suksesnya program beasiswa Kursus Singkat Ketahanan Pangan untuk sektor Daging dan Ternak Sapi tahun lalu, sebanyak 65 profesional industri peternakan dari seluruh Indonesia akan melakukan enam minggu studi dan penempatan kerja praktek di pedalaman Queensland dan di universitas-universitas di seluruh Australia.
Foto bersama seluruh peserta kursus singkat di Australia
dengan Dirjen PKH dan Perwakilan Kedutaan Australia. 
Para peserta dari seluruh pelaku industri sapi di Indonesia ini tengah menerima Australia Awards Scholarships dibawah Program Kerjasama Indonesia-Australia dalam Ketahanan Pangan Sektor Daging dan Sapi Potong Angkatan ke-2 yang peluncurannya diselenggarakan di Kementerian Pertanian Jakarta, Jumat (26/2).
Acara yang dibuka Dirjen Peternakan dan Kesehatan Muladno ini dihadiri oleh Dean Merrilees staf Ahli Menteri Pertanian Kedutaan Besar Australia. Tim dari Australia Awards, dan Himawan Hariyoga selaku Indonesian Co-Chair.
Berawal dari Pertemuan Pemimpin Indonesia-Australia ke-3, antara Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Perdana Menteri Australia Kevin Rudd, pada tanggal 5 Juli 2013 di Bogor, kedua kepala negara menyepakati Joint Announcement pembentukan forum kerj sama dalam ketahanan pangan di sektor daging dan ternak sapi.
Hal ini sejalan dengan semangat pemerintahan Presiden Jokowi. Semangat yang tertuang dalam nawacita yaitu “Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan seluruh sektor strategis ekonomi domestik dan meningkatkan produktivitas rakyat.”
Daya saing menjadi inspirasi bagi pembangunan peternakan dan kesehatan hewan untuk mereaktualisasi Program Pemenuhan Pangan asal Hewan. Nawacita juga berhasil menggerakkan seluruh kegiatan pembangunan peternakan dan kesehatan hewan melalui fungsi perbibitan, produksi, pakan, kesehatan hewan, kesehatan masyarakat veteriner, serta pengolahan dan pemasaran hasil peternakan.
Forum kerja sama tersebut dinamai Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector. Forum ini bertujuan untuk mensinergikan kekuatan dan potensi Indonesia dan Australia dalam rangka membangun sektor ternak sapi di Indonesia, meningkatkan daya saing kedua negara, dan mengembangkan prospek investasi dan perdagangan jangka panjang antara kedua negara sebagai bagian rantai suplai daging dan ternak sapi yang berdaya saing global.
Keanggotaan Kemitraan ini meliputi perwakilan dari instansi pemerintah Indonesia dan Australia dan dari industri, termasuk sektor daging dan ternak sapi serta komunitas bisnis dan investasi. Program ini dinamai Short Course under Indonesia-Australia Partnership on Food Security in the Red Meat and Cattle Sector. Program ini akan membantu meningkatkan keterampilan peserta dalam hal teknis, manajerial dan bisnis dalam bidang produksi, pengolahan serta tata kelola yang terkait dengan produksi daging dan ternak sapi.
Foto bersama perwakilan penerima beasiswa dengan Dirjen PKH Muladno,
Mr. Dean Merrilees (Kedutaan Besar Australia) dan Himawan Hariyoga
Untuk angkatan ke-2 tahun 2016 ini, ada empat jenis Short Course, yakni 1) Peternakan dan Produksi Ternak sebanyak 30 orang, 2) Produksi Daging, Pengolahan dan Manajemen Rantai Pasokan sebanyak 10 orang, 3) Penyusunan Kebijakan untuk Produksi Peternakan dan Rantai Pasokan sebanyak 15 orang, dan 4) Pertukaran Pengetahuan Industri Peternakan di Australia dan Indonesia sebanyak 10 orang.
Short Course akan dilaksanakan di Australia pada tanggal 29 Februari sampai dengan 8 April 2016, dan peserta Pertukaran Pengetahuan Industri Peternakan di Australia dan Indonesia pada tanggal 4-10 April 2016. Peserta yang mengikuti short course ini merupakan hasil seleksi oleh Komite Seleksi terdiri atas Australia Awards, Kedutaan Besar Australia, Tim Partnership dan Kementerian Pertanian.
Program kursus singkat ini akan diselenggarakan di Universitas Queensland, Sydney, dan New England serta di kampus Technical and Further Education, Queensland, (TAFE QLD) dan pada usaha penggemukan, pemotongan hewan dan terminal ternak. Tahun lalu 50 peserta dari Indonesia ambil bagian dalam program ini di Queensland dan Northern Territory. (wan) 

Menyongsong Pameran Pengolahan Biji-Bijian, Beras dan Pakan Terbesar Asia

Tinggal beberapa minggu sebelum FIAAP/VICTAM/GRAPAS Asia 2016 digelar, pihak penyelenggara, Victam International, mengumumkan bahwa area pameran tersebut telah terjual habis dan berbagai perusahaan ternama internasional akan hadir di pameran tersebut.
Di FIAAP yang fokus di nutrisi ternak dan bahan baku pakan, berbagai perusahaan lokal dan supplier ternama internasional seperti Biomin, DSM, Kemin, Sopropeche, Tyson, Special Nutrients, Arm & Hammer, Olmix, SPF Diana, Dr. Eckel, Cargill dan sebagainya akan turut serta.
Begitu pula halnya dengan VICTAM. Para pengunjung dapat melihat booth-booth besar yang menampilkan teknologi terbaru dari Buhler, Famsun, ZCME, Ottevanger, Andritz, van Aarsen, Wenger, CPM, Extru-Tech, Amandus Kahl, Dinnissen, Geelen dan sebagainya.
Peserta di GRAPAS yang fokus di pengolahan biji-bijian, tepung dan beras juga tak kalah menarik. Perusahaan-perusahaan internasional seperti Satake, Buhler, Alapala, Brock, Cimbria, Kay Jay Rolls, Foss, Rueter, Petkus, Cimbria, Altuntas, Chief dan sebagainya akan menampilkan teknologi terbaru mereka.
Banyak hal yang dapat dilihat di pameran yang berdurasi tiga hari tersebut. Tidak hanya tentang teknologi pengolahan dan bahan baku, tapi juga akan ada banyak booth yang menampilkan berbagai mesin dan sistem pendukung. Contohnya mesin pengemasan, kemasan, silo, sistem konveyor, program formulasi, elevator, mesin pengering, bucket dan perlengkapan lainnya yang penting untuk sebuah pabrik pengolahan pakan dan biji-bijian.
Seluruh pengunjung juga diundang untuk menghadiri seminar ASEAN Feed & Rice Summit ke-2 yang akan berlangsung pada Rabu sore, 30 Maret di BITEC lantai 2. Pembicara-pembicara internasional ternama akan membahas berbagai topik, seperti berikut ini:
Moderator: Dr. La Van Kinh. DDG – Presiden Asosiasi Pakan Vietnam
Program sementara*:
·         Alexandra de Athayde, Direktur Eksekutif, International Feed Industry Federation (IFIF) – Berbagai perkembangan terkini di industri pakan global.
·         Archer Daniels Midland Company (ADM) – Perkembangan suplai bahan baku di ASEAN.
·         Du Van Pham, Pejabat Senior Pertanian FAO (pakar beras) – Beras dan sistem pertanian berbasis beras di negara-negara ASEAN.
·         Vinod Ahuja – Pejabat Kebijakan Peternakan FAO, Kantor Regional Asia Pasifik – Kecukupan pangan dan pakan.

Untuk program final, kunjungi www.victam.com/?i=371

Di pameran tiga hari tersebut juga akan ada berbagai seminar, di BITEC lantai 2. Beberapa judul seminarnya adalah sebagai berikut:
1.      Aquafeed Horizons Asia
2.      FIAAP Animal Nutrition Conference
3.      Petfood Forum Asia
4.      Global Milling Conference with GRAPAS Asia
5.      Biomass Asia
6.      GMP+ Feed Safety Assurance

Untuk informasi lebih lanjut, program seminar dan sekretariat, kunjungi www.victam.com/?i=356
Tak ketinggalan, juga akan ada seminar-seminar teknis, di BITEC lantai 2 dan gratis untuk semua pengunjung yang telah terdaftar. Untuk program terbaru, kunjungi http://victam.com/?i=355
Semua rangkaian acara tersebut akan bertempat di pusat pameran BITEC di Bangkok, Thailand dari 29-31 Maret 2016. Jika anda ingin berkunjung, anda diwajibkan untuk mendaftar dengan mengunjungi link ini http://www.victam.com/visreg.php. Pengunjung pameran tidak dikenakan biaya masuk. (wan)

Terus Merugi, Ribuan Peternak Broiler Geruduk Istana

Ribuan peternak broiler dari berbagai wilayah di Indonesia melakukan unjuk rasa menuntut perhatian pemerintah atas rendahnya harga jual ayam hidup di tingkat peternak di depan Istana Negara, Selasa (1/3).  

Dipicu rendahnya harga ayam hidup saat ini, lebih dari 1.200 peternak yang tergabung dalam berbagai asosiasi peternak daerah dan asosiasi nasional melakukan aksi demo di depan Istana Negara Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (1/3). Mereka bersatu dalam satu wadah Sekretariat Bersama Penyelamatan Peternak Rakyat dan Perunggasan Nasional. Aksi demo ini ditujukan agar pemerintah memperhatikan nasib peternak rakyat Indonesia yang saat ini sedang dalam kondisi memprihatinkan.
Seperti diketahui over supply DOC dan over supply ayam besar (Live Bird=LB) sudah berlangsung sejak Januari s/d Februari 2016. Harga LB sangat hancur sehingga merugikan para peternak rakyat dengan rataan kerugian selama 3 pekan ini berkisar Rp 10.000 - 11.000/kg hidup. Artinya, merupakan kerugian tertinggi yang pernah terjadi selama 10 tahun terakhir. Selama tiga pekan ini pada tingkat kementerian terkait hanya bisa menghimbau dan tidak ada kemampuan memberikan solusi dari Pemerintah. 
Oleh karena itu, para peternak rakyat mendatangi Istana Negara Jakarta untuk menyampaikan aspirasinya dan meminta solusi dari pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi. Semua ini terjadi semakin runyam di perunggasan Nasional karena berlakunya UU No.18 Tahun 2009 yang tidak memiliki pasal-pasal tentang Segmentasi Pasar sehingga terjadi perang harga antara produksi peternak rakyat pembudidaya dengan produksi monopoli para perusahaan besar Integrator dan PMA di pasar tradisional yang mengakibatkan tergusurnya para peternak rakyat.
Ketua GOPAN Herry Dermawan dan Nano Supriyatno mendampingi
Jenny Soelistiani perwakilan peternak Lampung saat berorasi.  
Dalam orasinya, Sugeng Wahyudi perwakilan peternak Bogor yang juga Sekjen GOPAN menuntut pemerintah untuk segera menaikkan harga jual ayam hidup diatas Biaya Pokok Produksi (BPP) peternak rakyat. Saat ini BPP peternak rakyat Rp 18.500/kg, sementara harga jual ayam di kandang Rp 8.000/kg.
Mewakili peternak, ia juga menuntut eksistensi peternak rakyat ditetapkan dalam hal budidaya unggas minimal 70% diserahkan ke peternak rakyat untuk pasar dalam negeri. “Sementara perusahaan besar terintegrasi menguasai 30% hak budidaya dengan kewajiban mengekspor produksinya atau diolah dalam bentuk produk olahan berbasis daging ayam,” ujar Sugeng.
Sugeng melanjutkan, penataan suplai DOC sesuai dengan permintaan konsumen akhir, antara lain dengan cara yang sesuai dengan peraturan pemerintah yaitu melalui pengaturan jumlah GGPS (Great Grand Parent Stock), GPS (Grand Parent Stock)dan penataan jumlah DOC final stock. Hal tersebut dimaksudkan agar ada kesesuaian antara permintaan dan penawaran DOC.
Selain itu, menurut Sugeng, carut marutnya perunggasan nasional saat ini tidak lepas dari peran UU No. 18 Tahun 2009 yang tidak mampu memayungi peternak rakyat Indonesia sehingga harus dicabut atau diganti dengan peraturan sejenis yang berkeadilan. Terutama dapat menjaga keberlangsungan eksistensi peternak rakyat.
Sementara itu Jenny Soelistiani perwakilan peternak Lampung dalam orasinya menharapkan negara dapat sungguh-sunguh hadir untuk menyelamatkan jutaan rakyat yang sudah puluhan tahun bermatapencaharian sebagai peternak.
“Kami menolak segala bentuk industrialisasi yang mengatasnamakan target pemenuhan protein asal unggas tetapi pada kenyataannya, menghancurkan dan membinasakan usaha peternak rakyat swadaya, swakelola dan padat karya yang selama ini menjadi penggerak ekonomi masyarakat di seluruh daerah,” ujar Jenny.
Ia juga memohon adanya regulasi perunggasan yang memberikan keamanan dan kenyamanan berusaha bagi semua pelaku perunggasan. “Berikan kami payung hukum yang bisa melindung peternak dari segala praktek persaingan yang tidak adil dan tidak bermartabat,” ujar Jenny lantang.
Aksi ini juga mendapat dukungan dari mahasiswa anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Institut Pertanian Bogor. Perwakilan BEM IPB terlihat turut serta dalam demo dan orasi peternak unggas menuntut perbaikan harga panen yang terpuruk selama beberapa pekan ini.
Perwakilan peternak diterima Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dan dari hasil perbincangan telah disepakati :
1.       Pemerintah akan mensolusi permasalahan dan kekisruhan dalam perunggasan Nasional.
2.       Pemerintah akan berupaya untuk memperbesar porsi pangsa pasar bagi Peternakan Rakyat dari semula 20% menjadi 50%.
3.       Pemerintah akan membuat Perppu atau Keppres, jika UU No.18 Tahun 2009 Jo. UU No.41/2014 dapat dicabut atau dibatalkan MK.

Karyawan Cargill Komitmen Utamakan Keselamatan Kerja

Para pekerja Poliplant Group di perkebunan minyak kelapa sawit milik Cargill di Kalimantan Barat Jumat, (19/2) menandatangani sebuah komitmen pribadi untuk mengembangkan dan menjaga lingkungan kerja yang aman bagi sesama pekerja lainnya, keluarga, serta komunitas lokal yang bermukim di dalam atau di sekitar area perkebunan.
Para karyawan dan manajemen Poliplant Group menandatangani
Komitmen Diri terhadap Keselamatan diperkebunan milik CTP.
Acara penandatanganan komitmen tersebut sekaligus menandai berakhirnya pekan Lokakarya “Kesehatan dan Keselamatan Kerja” yang diadakan bagi seluruh karyawan. Hal ini sejalan dengan sasaran Kementerian Ketenagakerjaan untuk mencapai tingkat produktivitas dan daya saing yang lebih tinggi di pasar global melalui budaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) yang lebih unggul.
Berbagai kegiatan dilaksanakan selama pekan Lokakarya K3 ini, di antaranya adalah kompetisi lagu dan drama bertema keselamatan kerja, kuis keselamatan kerja, perlombaan keselamatan berkendara, serta kompetisi poster bertema keselamatan kerja untuk anak-anak. Dalam pekan Lokakarya K3 tersebut juga diadakan upacara pekan Kesehatan dan Keselamatan Kerja, serta pameran bagi para pemasok produk dan jasa Poliplant Group.
“Kami berharap seluruh karyawan akan menganggap keselamatan kerja sebagai hal yang penting dalam seluruh aspek bisnis kami. Saat ada kesepahaman bersama bahwa keselamatan kerja adalah milik setiap karyawan, semua cedera dan kecelakaan dapat dicegah,” tutur Anthony Yeow, President Director of Poliplant Group.
Rekan kerja Poliplant Group, yaitu para pegawai dari PT Harapan Sawit Lestari milik Cargill di Kalimantan Barat, juga turut mengadakan upacara penandatanganan komitmen keselamatan kerja serupa minggu ini. (wan) 

Tiba di Tanjung Priok, Kapal Ternak Kembali Bermuatan Penuh

Mentan Amran Sulaiman saat melayani wawancara wartawan
di dalam kapal ternak Camara Nusantara I, Senin (22/2). 
Menteri Pertanian kembali hadir di Pelabuhan Tanjung Priok untuk menyambut kedatangan kapal khusus ternak Camara Nusantara I yang membawa muatan penuh sebanyak 500 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Dengan berlabuhnya kembali kapal khusus ternak di pelabuhan ini, maka sudah ketiga kalinya kapal  Camara Nusantara I berlayar dengan muatan penuh.
Berdasarkan rekapitulasi penggunaan kapal khusus ternak yang dikirim oleh Dinas Peternakan Provinsi NTT ke Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, ternak sapi yang dimuat sebanyak 500 ekor, dengan rincian 300 ekor dari Pelabuhan Tenau Kupang dan 200 ekor dari Pelabuhan Waingapu. Kapal ternak berangkat dari Pelabuhan Waingapu tanggal 17 Februari pukul 14:00. Kemudian kapal khusus ternak ini tiba di pelabuhan Cirebon tanggal 21 Februari pukul 04:00 pagi dan tiba di Tanjung Priok tanggal 22 Februari 2016.
Pengguna kapal ternak kali ini berasal dari 8 pelaku usaha yaitu: CV Semata Wayang, UD Harapan Jaya, UD Praiwora Putra, CV Tiga Berlian, CV Bina Taruna, CV STMJ, CV Generasi Baru dan PT Berdikari (Persero) perwakilan Kupang. Ternak sapi potong yang dimuat dari Pelabuhan Kupang berjenis sapi bali dengan bobot rata-rata 275 Kg. Sedangkan ternak sapi yang dimuat dari Pelabuhan Waingapu berjenis SO (Sapi Ongole) dengan bobot rata-rata 325 Kg. Kisaran harga sapi di Pelabuhan bervariasi dan ditentukan berdasarkan B to B (Business to Business).
Pada tanggal 21 Februari 2016, PT Berdikari (Persero) telah menyelenggarakan kegiatan penjualan paket daging sapi lokal terjangkau dengan harga Rp 85.000 pe Kg untuk masyarakat. Daging sapi yang dijual tersebut merupakan daging hasil pemotongan sapi lokal yang berasal dari daerah produsen sapi potong (NTT dan NTB) yang diangkut menggunakan kapal khusus ternak Camara Nusantara I.
Program tol laut Presiden Jokowi ini diharapkan dapat membantu masyarakat, baik peternak maupun masyarakat konsumen. Dimana peternak dapat menerima harga jual sapi yang lebih tinggi, karena sapi dibeli langsung dari kelompok-kelompok peternak. Dilain pihak masyarakat konsumen menerima harga jual daging sapi yang lebih terjangkau. (wan)

Kementan Gelar Operasi Pasar 4 Ton Daging Sapi Murah

Kementerian Pertanian bersama PT Berdikari (Persero) menggelar operasi pasar
paket daging sapi lokal di area Car Free Day Jakarta, (21/2).
Pemerintah cq Kementerian Pertanian melakukan operasi pasar untuk menekan harga daging sapi yang mahal di pasaran saat ini. Bekerjasama dengan PT Berdikari, total 4 ton paket daging sapi yang dijual dengan harga Rp 85.000 per kg ludes diserbu masyarakat dan UKM (Usaha Kecil dan Menengah).
Hal ini dilakukan untuk menekan harga jual daging sapi di pasaran yang masih mencapai Rp 110.000 per kg. Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyebutkan, harga yang mahal di pasaran saat ini adalah akibat dari rantai pasokan daging sapi yang terlalu panjang dan banyak pihak di tengah rantai pasok yang membuat harga jual jauh lebih mahal.
"Ini menunjukkan bahwa rantai pasok kita harus dibenahi. Manfaatnya adalah harga di tingkat petani naik Rp 5.000 per kg tapi di tingkat konsumen turun Rp 30.000 per kg," kata Amran di sela operasi pasar yang digelar bersamaan dengan acara Car Free Day Jakarta, Minggu (21/2).
"Daging sapi yang dijual kali ini merupakan daging hasil pemotongan sapi lokal yang berasal dari daerah potensi sumber sapi potong (NTT dan NTB) yang diangkut menggunakan kapal khusus ternak KM Camara Nusantara I milik pemerintah," imbuh Amran.
Program penyediaan kapal ternak oleh pemerintah ini, lanjut dia, sangat membantu masyarakat, baik peternak maupun masyarakat konsumen. Karena peternak dapat menerima harga jual sapi yang lebih tinggi.
"Hal ini juga disebabkan PT Berdikari memotong mata rantai dengan membeli sapi Iangsung pada kelompok-kelompok ternak. Di lain pihak masyarakat konsumen menerima harga jual daging sapi yang lebih terjangkau karena Berdikari Iangsung memprosesnya pada Rumah Potong yang dimiliki dan menjualnya Iangsung pada konsumen dan UKM," sambungnya.
Dia menambahkan proses pemotongan di Rumah Potong Berdikari ini dilakukan dengan standar internasional memiliki nomor kontrol veteriner dan memperhatikan aspek animal welfare, serta telah tersertifikasi halal oleh MUI sehingga daging sapi yang dihasilkan memiliki keunggulan higienis dan kualitas yang baik.
"Daging yang dihasilkan melalui proses pemotongan yang modern berstandar internasional. Proses ini dapat menghilangkan kaku otot dan menjadikan daging yang dihasilkan lebih empuk dan cocok untuk masakan nusantara dan internasional. Selain itu, daging PT Berdikari (Persero) ini juga lebih higienis. Karena daging sapi diproses di RPH berstandar internasional dan sama sekali tidak menyentuh tanah," lanjutnya.
"Dalam upaya mewujudkan kepedulian perusahaan untuk ketersediaan dan keterjangkauan daging sapi di masyarakat, kami dan Berdikari akan terus melaksanakan program ini, dan memperluas area operasi penjualannya," pungkasnya. (wan)

Hafid Wahyu, Pimpin Gapuspindo Periode 2016-2019


Hafid Wahyu, Ketua Dewan Gapuspindo 2016-2019.
Hafid Wahyu, pimpinan PT Agri Satwa Jaya Kencana, terpilih sebagai Ketua Dewan Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) masa bhakti 2016-2019, Melalui Musyawarah Nasional (Munas) I Gapuspindo di The 7th Hotel, Bandar Lampung, 16 Februari 2016.
Gapuspindo adalah nama baru bagi Asosiasi Produsen Daging dan Feedlot Indonesia (Apfindo). Perubahan nama telah diputuskan pada Munas Luar Biasa (Munaslub) Apfindo yang berlangsung 5 Nopember 2015 di Hotel Santika Premier Bintaro, Tangerang Selatan. Perubahan nama ini didasari oleh perubahan mendasar dari Anggaran Dasar dan Anggara Rumah Tangga dimana anggota organisasi ini tidak hanya pelaku perusahaan penggemukkan (feedlot) sapi melainkan juga peternak sapi lokal yang telah menjalankan kegiatannya sebagai sebuah bisnis.
"Dengan nama Gapuspindo, maka anggotanya tidak hanya feedlot melainkan juga peternak sapi lokal. Ini adalah sesuatu yang sangat positif karena menunjukkan tidak ada lagi sekat antara peternak sapi asal impor dengan sapi lokal. Semuanya memiliki tantangan dan peluang yang sama," ujar Direktur Eksekutif Apfindo/Gapuspindo Joni Liano.
Agenda utama Munas I Gapuspindo adalah pengesahan program kerja dan anggaran, serta pemilihan Dewan Gapuspindo. Berbeda dengan asosiasi peternakan pada umumnya, dimana yang dipilih di Munas adalah Ketua Umum, Munas Gapuspindo memilih 12 orang anggota Dewan Gapuspindo, dimana Dewan ini merupakan perwakilan dari anggota. Selanjutnya Dewan diberi waktu untuk memilih Ketua, Wakil Ketua, Bendahara dan Anggota Dewan. Setelah susunan dewan terbentuk dalam Munas, sidang pleno Munas memberi waktu 30 hari kerja kepada Dewan untuk menunjuk dan menetapkan Direktur Eksekutif. Dalam organisasi Gapuspindo, Direktur Eksekutif adalah pelaksana harian organisasi yang berperan penting dalam menjalankan organisasi.
Suasana Seminar dan Munas Gapuspindo di Lampung, (17/2)
Munas I Gapuspindo ini berlangsung dinamis. Dari agenda yang disepakati berlangsung pukul 14.00-18.00, dalam pelaksanaannya mengalami perpanjangan waktu hingga pukul 22.00. Perpanjangan waktu ini karena ada beberapa agenda yang membutuhkan waktu diskusi yang cukup lama, yaitu laporan pertanggungjawaban Kordinator Dewan Apfindo, pemilihan Majelis Pimpinan Munas dan pemilihan Dewan Gapuspindo.
Pada saat pembahasan tata tertib, terjadi usulan agar pertanggungjawaban Koordinator Dewan Apfindo dilakukan di forum yang berbeda karena Apfindo sudah berubah menjadi Gapuspindo. Hasil dari diskusi ini, disepakati agenda pertama adalah pertanggungjawaban Koordinator Dewan Apfindo masa bhakti 2012-2015 Endro Susilo. Setelah pertanggungjawaban selesai, baru dimulai pemilihan Majelis Pimpinan Munas dan dilanjutkan agenda Munas berupa pengesahan program kerja dan pemilihan Dewan Gapuspindo.
Sidang pertama dipimpin oleh Ketua Pengarah Munas Yudhi Guntara Noor, pelaku bisnis feedlot yang juga mantan Ketua Umum Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI). Selanjutnya dilakukan pemilihan Majelis Pimpinan Munas yang jumlahnya 5 orang sesuai tata tertib. Pemilihan 5 orang Majelis Pimpinan Munas dilakukan melalui pemungutan suara.
Pada menjelang maghrib terpilih Majelis Pimpinan Munas yaitu Didiek Poerwanto, Gin Gin Ginanjar, William Bulo, EM. Syairi dan Juan Permata Adoe. Didiek yang juga Ketua Panitia Munas memimpin sidang pleno hingga acara utama Munas selesai.

Foto bersama Dewan Gapuspindo dengan Dirjen PKH Muladno usai acara pelantikan.
Pelantikan oleh Dirjen PKH
Sekitar pukul 20.00 dimulai pemilihan Dewan Gapuspindo, dimana setiap peserta Munas yang memiliki hak suara memilih 12 orang calon anggota Dewan Gapuspindo dari 25 kandidat dewan. Pemilihan ini berlangsung hingga pukul 21.30 hingga terbentuk susunan dewan sebagai berikut:

No.
Jabatan 
Nama 
Asal Perusahaan
01.
Ketua 
Hafid Wahyu 
PT. Agri Satwa Jaya Kencana
02.
Wk. Ketua
Didiek Purwanto
PT. Karunia Alam Sentosa Abadi
03.
Bendahara
Dudi Eko Setiawan
PT. Eldira Fauna Asahan
04.
Anggota
Achmad
PT. Kadila Lestari Jaya
05.
Anggota
Budi Satria Adoe
PT. Bina Mentari Tunggal
06.
Anggota
Dicky A. Adiwoso
PT. Juang Jaya Abdi Alam
07.
Anggota
Endro Susilo
PT. Elders Indonesia
08.
Anggota
Gin Gin Ginanjar
PT. Citra Agro Buana Semesta
09.
Anggota
Handi Tanusaputra
PT. Andini Karya Makmur
10.
Anggota
Iguh ND Pribadi
PT. Sukses Ganda Lestari
11.
Anggota
Jodi Koesmendro
PT. Rumpinary Agro Industry
12.
Anggota
Toni Mardianto
PT. Lembu Andalas Langkat

Anggota Gapuspindo mengunjungi peternakan sapi potong lokal
milik Haji Mat Aji di Ds. Adi Jaya, Kec. Terbanggi Besar Lampung Tengah.
Seminar dan Field Trip 
Rangkaian acara Munas dimulai sejak awal Februari antara lain berupa lomba melukis siswa SD dengan tema peternakan sapi, lomba asah trampil kelompok peternak di Lampung serta beberapa kegiatan pendukung lainnya. Munas dilanjutkan seminar nasional dengan tema meningkatkan produktivitas agribisnis sapi potong yang berdaya saing dan berkelanjutan di era global yang berlangsung 17 Februari di tempat yang sama.
Seminar menghadirkan pembicara Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Muladno, Deputy Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud, dan pakar ekonomi Bustanul Arifin. Seminar diikuti oleh sekitar 300 orang dari berbagai lembaga pemerintah maupun swasta termasuk pimpinan asosiasi bidang peternakan, pimpinan perguruan tinggi, anggota Gapuspindo, para peternak binaan Gapuspindo.  Acara seminar ini diawali dengan pelantikan pengurus Gapuspindo oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Kunjungan ke feedlot PT KASA dengan kapasitas 10.000 ekor. 
Sebagai penutup rangkaian Munas, tanggal 18 Februari peserta Munas diajak melakukan kunjungan ke peternakan sapi potong yaitu peternakan Haji Mat Aji di Desa Adi Jaya, Kecamatan Terbanggi Besar, Lampung Tengah dan Feedlot PT KASA (Karunia Alam Sentosa Abadi). Peternakan Mat Aji adalah peternakan sapi lokal yang sukses hingga populasinya mencapai 1.000 ekor, sedangkan PT KASA adalah feedlot modern dengan kapasitas sekitar 10.000 ekor. (Bams)

Kementan Gandeng KPK dan KPPU Cegah Korupsi dan Praktik Monopoli

Dari kiri-kanan: Mentan Amran Sulaiman, Ketua KPK Agus Rahardjo,
Ketua KPPU Muhammad Syarkawi Rauf, Wakil Ketua KPK Thony Saut Situmorang.
Dalam rangka mewujudkan Kedaulatan Pangan melalui pemberantasan tindak pidana korupsi serta tata kelola komoditas pangan sekaigus pencegahan dan penanganan praktik monopoli serta persaingan usaha tidak sehat di bidang pangan Kementerian Pertanian (Kementan) siang ini Rabu (10/2/2016), melaksanakan penandatanganan MoU dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
“MoU dengan KPK dalam pemberantasan tipikor serta tata kelola komoditas pangan dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan. Sedangkan MoU dengan KPPU dalam pencegahan dan penanganan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dibidang pertanian dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan,” kata Mentan Amran Sulaiman saat jumpa pers yang didampingi petinggi KPK dan KPPU.
Menurut Amran penandatanganan MoU tersebut adalah milestone lain yang menunjukkan kesungguhan beberapa institusi yang berbeda dalam mewujudkan satu tujuan penting bangsa Indonesia yaitu kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan merupakan suatu aspek kunci sekaligus pintu strategis menuju peningkatan kesejahteraan rakyat pada umumnya, petani khususnya, serta memperkuat ketahanan nasional.
“Selain itu bagi kami MoU ini adalah suatu komunikasi terbuka kepada bangsa dan negara, untuk turut serta mengontrol kami dalam upaya peningkatan produksi terhadap 11 komoditas pangan strategis. Silahkan upaya kami juga dikawal agar tidak ada oknum-oknum yang mencoba mengalihkan tujuan mulia kita bersama ini,” kata Amran.
Ia menambahkan, pihaknya tengah mengupayakan swasembada pangan dengan peningkatan produksi 11 komoditas pangan strategis yang nilai ekonominya mencapai Rp 712,4 triliun. Komoditas pangan tersebut adalah padi, jagung, kedelai, bawang merah, cabai, daging sapi, gula, kakao, kelapa sawit, kopi, dan karet.
"Anggaran dan data ini akan dikawal sehingga nantinya dapat meningkatkan produksi pangan. Selain itu juga diharapkan mampu meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) dan mampu menyejahterakan para petani Indonesia yang sebanyak 104 juta petani ini menunggu bantuan kita," ujar Amran, di Kantor Kementan, Jalan Harsono RM No 3, Ragunan, Jakarta Selatan.
Sementara itu, Ketua KPK Agus Rahardjo menyatakan bahwa pihaknya akan menempatkan Satuan Petugas (Satgas) KPK di kantor Kementan. Satgas tersebut bertugas untuk mengawal data dan anggaran pangan strategis agar tidak terjadi kecurangan.
"Sebagai lembaga penegakan hukum kami memiliki lima kewenangan di antaranya adalah koordinasi, supervisi, monitoring, pencegahan, dan penindakan. Nah bagian (Satgas) yang di sini (Kementan) nanti masuk dalam kewenangan monitoring kebijakan pemerintah dan dalam waktu bersamaan melakukan pencegahan dan penindakan," papar dia.
Dengan begitu, lanjut dia, kerja sama yang dilakukan Kementan dan KPK ini akan menghasilkan kebijakan yang lebih baik untuk kesejahteraan para petani. Tak hanya itu, Satgas KPK nantinya juga akan bekerja untuk mengawasi data produksi pangan dan sisi distribusi.
"Kalau ada yang menimbun sehingga menimbulkan gejolak di pasar, itu harus kita betulkan. Kami akan dukung dan kita bisa datangi ke tempat yang menyimpang dari regulasi dan kebijakan yang dikeluarkan dari Kementan," ujar Agus.
Kementerian pertanian juga menggandeng KPPU sebagai mitra kerja dan berharap melalui kerjasama ini dapat mencegah munculnya kecenderungan kartel di komoditas pangan. “Khususnya pasca produksi meliputi pertukaran data dan/atau informasi, harmonisasi kebijakan persaingan usaha, dan advokasi dan sosialisasi prinsip-prinsip persaingan usaha yang sehat di bidang pertanian,” pungkas Mentan Amran Sulaiman. (wan)

Kapal Ternak Mulai Rutin Bawa Sapi ke Jakarta


Kapal ternak KM Camara Nusantara I bersandar di Pelabuhan Tanjung Priok untuk ketiga kalinya pada pukul 06.30 WIB pagi ini dengan membawa 300 ekor sapi dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).
Menteri Pertanian Amran Sulaiman didampingi jajaran Ditjennak, Karantina dan Bulog hadir menyambut kedatangan kapal tersebut yang sebelumnya membawa muatan penuh sebanyak 500 ekor ternak. Jenis ternak yang diangkut adalah 300 ekor sapi Bali yang diangkut dari Pelabuhan Tenau Kupang dan 200 ekor sapi Sumba Ongole yang diangkut dari Pelabuhan Waingapu dengan pelabuhan terakhir Pelabuhan Tanjung Priok.
Dari 500 ekor yang dibawa dari Pelabuhan Tenau, NTT, sebanyak 167 ekor sapi diturunkan di Cirebon tanggal 8 Februari lalu dan 33 ekor sapi di Surabaya tanggal 6 Februari. Kapal ternak KM Camara Nusantara I sebelumnya membawa 353 ekor sapi NTT ke Jakarta pada 11 Desember 2015 lalu. Kemudian dalam pelayaran kedua di Januari 2016 berlayar tanpa muatan karena tidak mendapat pasokan sapi.

Menteri Pertanian Amran Sulaiman didampingi
Dirjen Peternakan & Kesehatan Hewan Muladno. 
Pakai Jasa Perantara
Amran menjamin kapal ternak tidak akan kosong lagi seperti pada pelayaran kedua. Sebab, pihaknya telah meminta 13 perusahaan yang berperan sebagai pedagang perantara untuk memasok 1.000 ekor sapi ke kapal ternak setiap bulan.
"Kita kerjasama dengan pengusaha ada 13, yaitu 10 dari pengusaha lokal di NTT. Minimal mereka pasok 2 kali sebulan, berarti 1.000 ekor," kata Amran saat menyambut kedatangan kapal ternak di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (9/2/2016).
“Ada pun 3 perusahaan lainnya adalah 2 BUMN dan 1 BUMD DKI Jakarta, yaitu PT Berdikari, Perum Bulog, dan PD Dharma Jaya. Ketiga pemain ini yang dominan, 10 lagi pengusaha lokal yang pasok ke Dharma Jaya dan Berdikari," papar Amran.
Diakuinya, harga sapi yang dipasok para pengusaha lokal ini lebih mahal daripada yang dipasok oleh Bulog, Berdikari, dan Dharma Jaya. Selisihnya antara Rp 1.000-2.000/kg bobot hidup.
Amran mengungkapkan bahwa ‎pihaknya sengaja menggandeng pedagang perantara agar semua pihak diuntungkan, baik peternak, pedagang, maupun masyarakat. Menurutnya, para pengusaha lokal pun harus terlibat.
Ia menambahkan bahwa pihaknya sengaja menggandeng pengusaha lokal untuk menjadi pedagang perantara karena tidak ingin mematikan mereka. Apalagi para pengusaha lokal tersebut sudah lama berbisnis sapi di NTT dan NTB.
"Kan biar pengusaha-pengusaha lokal juga terlibat, bukan kita ingin menghilangkan mereka," ‎kata Amran. Namun pengusaha-pengusaha lokal tak boleh mengambil keuntungan berlebih, harus wajar supaya peternak dan konsumen juga diuntungkan. Sapi harus dibeli dengan harga layak dari peternak, dan dijual dengan harga terjangkau bagi konsumen.
"Harus ada keseimbangan baru di mana peternak menikmati, mereka menikmati, konsumen juga menikmati," tukas dia.
Meski ada pedagang perantara, ‎dia menjamin harga sapi tetap murah, sampai di Jakarta Rp 35.000-36.000/kg bobot hidup dan dijual dalam bentuk daging sapi seharga Rp 85.000/kg ke masyarakat. "Harganya sampai di sini Rp 35.000-36.000/kg bobot hidup, dan Berdikari jual Rp 85.000/kg‎," tandasnya.
Menurut dia, kapal ternak akan mengubah struktur pasar dalam jangka panjang, memangkas rantai pasokan dan menekan biaya distribusi, sehingga harga sapi di peternak naik tapi harga di konsumen turun.

Mentan janji setiap bulan Kapal Ternak bisa angkut 1.000 ekor sapi
untuk penuhi kebutuhan wilayah konsumen. 
Per Bulan 1.000 Ekor 
Berdasarkan rekapitulasi data pengajuan Shipping Instruction (SI) sampai tanggal 29 Januari 2016, terdapat 13 perusahaan yang telah mengajukan permintaan untuk menggunakan kapal khusus ternak dengan jumlah ternak keseluruhan 1.063 ekor. Untuk pelayaran kali ini telah ditetapkan 9 perusahaan sebagai calon pengguna kapal, mengingat kapasitas kapal memiliki 500 ruang, sehingga ternak yang lainnya akan dimuat pada pelayaran berikutnya.
Hal ini membuktikan bahwa ketersediaan sapi potong di Provinsi NTT cukup banyak untuk dapat memenuhi angkutan kapal khusus ternak ke daerah konsumen. Kisaran harga sapi di pelabuhan bervariasi dan ditentukan berdasarkan B to B (Business to Business), sedangkan bobot badan ternak yang dikirim antara 275-325 kg.
Dari sisi efisiensi biaya, keberadaan kapal khusus ternak ini diharapkan mampu menghemat biaya, kemudian mengurangi susut ternak selama perjalanan karena menerapkan prinsip animal welfare selama perjalanan.
Setelah tanggal 2 Februari, jadwal pelayaran kapal khusus ternak selanjutnya adalah pada tanggal 16 Februari dan 1 Maret 2016. Kementerian Pertanian akan mensosialisasikan jadwal tersebut dan mendistribusikannya kepada Dinas yang menangani fungsi peternakan dan kesehatan hewan yang berada pada rute pelayaran, serta kepada BUMN/BUMD. Untuk selanjutnya Dinas-dinas tersebut dapat menginformasikan kepada calon pengguna kapal. (wan)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer