Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN MILK FEVER PADA SAPI PERAH

Peternakan sapi perah rakyat di Indonesia masih banyak menemui beberapa permasalahan serius yang berulang dari waktu ke waktu. Salah satunya penyakit gangguan metabolisme yang masih banyak ditemukan adalah Milk fever atau hipocalsemia. Banyak kejadian sapi-sapi yang ditemukan ambruk setelah melahirkan dan tidak kuat berdiri lagi berujung pada pisau jagal. Beberapa pertolongan medik  baik secara peroral, intravena maupun subkutan dari berbagai macam sediaan kalsium yang ada belum memberikan hasil yang signifikan.
Peternak harus paham sapi-sapi yang menunjukkan gejala-gejala awal Milk fever seperti gemetar pada otot-otot pergerakan sehingga pertolongan memberikan harapan baik. Presentase kasus Milk Fever terjadai sebelum melahirkan 3%, pada saat melahirkan 6%, 1-24 jam setelah melahirkan 75%, 25-48 jam 12 %, lebih dari 48 jam 4 %
Kalsium sangat penting peranannya dalam kontraksi otot polos tubuh termasuk pergerakan otot polos saluran pencernaan, kontraksi uterus dan  pembukaan penutupan spinchter putting pada sapi perah. Kadar kalsium darah pada kondisi normal adalah 10 mg/100 ml. Pada kondisi Milk fever, kadar Ca darah akan menurun sampai menjadi sekitar 3-7 mg/100ml.

Pemberian pakan dengan kandungan Ca > 100 g/hari selama masa dry pregnant 
berhubungan dengan meningkatnya risiko kejadian milk fever.


Metabolisme kalsium
Metabolisme kalsium erat hubungannya dengan magnesium dan vitamin D. Hubungan magnesium dalam metabolisme kalsium bisa melalui beberapa jalur. Magnesium dibutuhkan untuk pelepasan paratiroid hormon dari kelenjar paratiroid. Bila paratiroid hormon yang disekresikan kurang, akan mempengaruhi mobilisasi kalsium dari tulang.
Vitamin D diperlukan untuk menstimulasi absorbsi kalsium dari saluran pencernaan. Vitamin D harus diubah dulu menjadi 25 hidroksi vitamin D di hati yang prosesnya membutuhkan magnesium. Kemudian menjadi 1,25 dihidroksi vitamin D di ginjal yang membutuhkan paratiroid hormon. Sehingga bisa dinyatakan bahwa magnesium berperan pada langkah pertama, yaitu pelepasan paratiroid hormone dari kelenjar paratiroid, kemudian paratiroid hormon berperan pada langkah kedua yang berfungsi langsung mempengaruhi mobilisasi dan absorbsi kalsium.

Pengaturan Homeostasis Ca



Peranan magnesium dikatakan lebih kepada fungsi regulatorik. Kekurangan magnesium akan mengakibatkan terlambatnya proses yang dibutuhkan untuk memulai proses mobilisasi kalsium pada kondisi hipokalsemia.
Peranan vitamin D dalam metabolisme Ca adalah dalam aksi sinergisnya dengan hormone paratiroid untuk merangsang aktifitas osteoklastik resorpsi tulang dan meningkatkan reabsorpsi tubulus ginjal terhadap Ca. Peranan utama 1,25 dihidroksi vit D adalah kemampuannya merangsang transport aktif (trans seluler) Ca dari pakan melewati epitel usus halus. Ca bisa di serap dari lumen usus halus baik dengan aktif maupun pasif transport (peri seluler). Transpot pasif (peri seluler) sangat dipengaruhi oleh kadar ion Ca dalam lumen usus.
Transport yang efisien dari Ca yaitu bila Ca dari pakan sangat rendah atau kebutuhan akan Ca sangat tinggi terjadi dengan cara transport aktif melewati epitel usus halus. Proses transport ini membutuhkan 1,25 dihidroksi vit D untuk merangsang terbentuknya protein pembawa Ca melewati epitel usus halus.

Penyimpanan Kalsium di Tulang
Penyimpanan kalsium di tulang dibagi menjadi dua bentuk:

  1. Sebagian besar kalsium terikat dalam kolagen tulang dalam bentuk deposit CaHPO4. Mobilisasi Ca dari deposit CaHPO4 dipengaruhi oleh hormone paratiroid
  2. Sejumlah kecil kalsium disimpan dalam bentuk larutan yang berada dalam kanalikuli tulang. Paratiroid hormone akan menstimulasi larutan kalsium dalam tulang untuk ditransfer cepat ke darah. Pada sapi dewasa larutan kalsium ini berjumlah sekitar 6-10 g Ca. Menariknya, penambahan garam-garam anion (ammonium klorida) dalam pakan selama masa transisi dalam formulasi yang tepat bisa meningkatkan transfer larutan Ca ini sekitar 5-6 g.


Patofisiologis Hipokalsemia
Hemostasis kalsium berasal dari keseimbangan output, input dan siklus ulang dari kalsium. Mekanisme mobilisasi dari tulang, absorbsi dari makanan dan konservasi di ginjal dari kalsium dipengaruhi oleh hormon paratiroid dan 1,25 dihidroksi vitamin D. Secara umum, kadar kalsium dalam plasma darah diatur dengan sangat akurat.
Dimulainya laktasi membutuhkan kalsium dalam jumlah yang sangat banyak pada sapi perah. Sapi yang menghasilkan 10 liter kolostrum (2,3 g Ca/kg ) akan kehilangan 23 g Ca hanya pada satu kali pemerahan. Jumlah ini sama dengan hampir sembilan kali jumlah  kalsium dalam seluruh plasma darah sapi. Kalsium yang hilang dari kolostrum ini harus segera digantikan kembali dengan cara meningkatkan absorbsi dari saluran pencernaan dan mobilisasi dari tulang.
Selama masa dry, kebutuhan kalsium yang minimal (12 g/hari) membuat mekanisme mobilisasi dan absorbsi kalsium ini relatif inaktif. Pada saat kelahiran, sapi harus bisa menyediakan 30 g kalsium atau lebih perhari. Kondisi ini mengakibatkan, hampir semua sapi mengalami  hipokalsemia dalam variasi derajat keparahan sehari setelah melahirkan pada saat usus halus dan tulang berusaha menyesuaikan diri dengan kebutuhan kalsium pada awal masa laktasi itu. Melihat kenyataan ini kita seharusnya tidak heran apabila beberapa sapi gagal mengatasinya. Pada sapi yang gagal menyediakan kalsium ini, susu yang dihasilkan akan mengakibatkan kalsium di ekstra sel dan plasma akan menurun  drastis dan menampakkan tanda-tanda klinis hipokalsemia atau Milk fever.
Ada tiga tahapan gejala klinis  Milk fever, tahap 1: sapi masih bisa berdiri, namun sudah mulai gemetaran (tremor), sempoyongan, telinga dingin, dan terjadi eksitabilitas. Jika tidak segera dilakukan penanganan akan melanjut ke fase 2. Tahap 2: sapi tidak mampu berdiri, namun masih mencoba bangun, posisi duduk  (sternal recumbency),  namun tidak mampu untuk bangun. Kondisi sapi melemah, tidak mau makan, suhu tubuh subnormal, sapi kadang meletakkan kepalanya pada flank membentuk huruf S yang menyebabkan kelemahan otot-otot tulang belakang.  Tahap 3: dalam jangka waktu lama jaringan otot akan kekurangan Ca, terjadi kelumpuhan. Sapi mengalami penurunan reflek tubuh, koma, kembung, dan terjadi kematian beberapa jam kemudian.

Tabel level calcium pada induk laktasi dan kejadian Milk fever
Kondisi induk
Level calcium dalam darah
  1. Laktasi normal
8.4-10.2 mg/100 ml
  1. Pada saat melahirkan
6.8-8.6 mg/100 ml
  1. Milk fever ringan
4.9-7.5 mg/100 ml
  1. Milk fever sedang
4.2-6.8 mg/100 ml
  1. Milk fever berat
3.5-5.7 mg/100 ml

Hipokalsemia dan akibat sekunder yang ditimbulkannya
Sebuah study yang melibatkan 7.761 ekor sapi perah dari 34 peternakan sapi perah di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sapi yang menunjukkan tanda-tanda hipokalsemia akan mengalami 2,6 kali lebih berisiko terhadap distokia, 2,4 kali terhadap ketosis dan 2,3 kali terhadap Left Displasis Abomasum. Distokia akan berhubungan lebih lanjut dengan retensi plasenta yang akan meningkat 2,2 kali dan 2,1 kali terhadap metritis. Bila retensi plasenta terjadi, kemungkinan akan menjadi metritis akan meningkat menjadi 6,0 kali. Studi juga menunjukkan bahwa Milk fever klinis secara langsung meningkatkan risiko terhadap kejadian RFM (retained foetal membranes) 3,2 kali dan 1,7 kali terhadap metritis.
Milk fever juga berhubungan erat dengan prolapsus uteri. Hal ini berhubungan dengan terlambatnya involusi selama sapi dalam kondisi hipokalsemia. milk fever juga berhubungan secara kualitatif dengan meningkatnya kejadian sistik ovari meskipun mekanismenya belum begitu jelas. Distokia, RFM, sistik ovari, metritis dan gangguan pasca kelahiran lainnya akan mempengaruhi penampilan reproduksi baik secara langsung maupun tidak langsung. Milk fever meningkatkan risiko terhadap gangguan pasca kelahiran tersebut sehingga meskipun tidak secara langsung mempengaruhi, milk fever diprediksi menurunkan tingkat kesuburan sapi (fertility).

Strategi Pencegahan Milk Fever
1. Kalsium dalam pakan.
Pemberian pakan dengan kandungan Ca > 100 g/hari selama masa dry pregnant berhubungan dengan meningkatnya risiko kejadian milk fever. Sapi dengan berat 500 kg membutuhkan 31 g Ca/hari untuk maintenance dan kebutuhan fetus pada kebuntingan akhir.  Bila sapi selama dry pregnant diberi pakan dengan kandungan Ca yang tinggi (>100g/hari), kebutuhan Ca dapat dipenuhi semuanya hanya dengan transport pasif dari Ca dalam pakan. Transport aktif dan penyerapan Ca dari tulang, tertekan dan tidak terjadi. Hasilnya, pada saat melahirkan, pada saat  sapi membutuhkan Ca dalam jumlah tinggi sapi tidak bisa menggunakan mekanisme penyerapan Ca dari tulang maupun transport aktif Ca dari pakan. Akibatnya, sapi akan mengalami hipokalsemia berat sampai mekanisme tersebut bisa di rangsang dan bekerja yang biasanya berlangsung dalam beberapa hari setelah melahirkan.
Pakan dengan Fosfor yang tinggi (>80g PO4/hari) juga meningkatkan risiko terjadinya milk fever. Hal ini terjadi karena tingginya Fosfor dalam darah akan secara langsung menghambat enzyme yang mengkatalisis pembentukan 1,25 dihidroksi vitamin D di ginjal. Hal ini akan menurunkan produksi 1,25 dihidroksi vitamin D yang pada akhirnya juga menurunkan resorbsi Ca dari lumen usus halus sebelum kelahiran.

2. Pemberian Garam Anionik
Keseimbangan kation-anion dalam pakan sapi transisi sebelum melahirkan terbukti bisa mempengaruhi kejadian Milk fever. Pakan dengan kandungan kation yang tinggi khususnya Na + , K + dan Ca ++  cenderung menyebabkan Milk fever. Pakan dengan kandungan anion yang tinggi khususnya Cl – dan S – bisa mencegah terjadinya Milk fever. Pakan sapi transisi yang cenderung banyak hijauan, banyak mengandung kation, khususnya K +. Hal ini akan mengakibatkan sapi akan berada pada kondisi metabolic alkalosis yang bisa dilihat dari tingginya pH urine. Penambahan anion akan menakibatkan penurunan metabolic alkalosis bahkan bisa menyebabkan metabolic acidosis.
Hormon paratiroid dan 1,25 dihidroksi vitamin D menurun kemampuannya dalam metabolisme Ca bila kondisi darah adalah alkaline. Dan akan meningkat apabila kondisi darah asam.  Ada cara untuk menghitung perbedaan kation anion dalam pakan (DCAD = Dietary Cation Anion Difference) yang bisa digunakan untuk menghitung seberapa banyak anion yang harus ditambahkan dalam pakan agar bisa mengakibatkan metabolic acidosis. Perbedaan tersebut dinyatakan dalam mEq.

3. Injeksi Vitamin D
Vitamin D berperan dalam metabolisme Ca seperti yang sudah dijelaskan pada pemaparan sebelumnya. Penambahan dalam tubuh dari sumber luar akan membantu penyerapan Ca dari lumen usus halus.

4. Treatment Pencegahan dengan Calcium Chloride
Calcium Chloride telah dipakai secara efektif sebagai sumber Ca untuk pencegahan Milk fever. Senyawa ini merupakan bentuk Ca yang ketersediaannya sangat bagus. Bentuk  Ca lain seperti limestone (CaCO3) Calcium propionate diserap kurang bagus. CaCl2 juga merupakan senyawa yang bersifat asam. Kombinasi dari ketersediaan yang baik, sifat asam dan by pass sebagian oleh rumen mampu meningkatkan kadar Ca darah. Puncak Ca darah bisa dicapai dalam 30 menit setelah pemberian oral dan akan menurun lagi setelah 24 jam.
Calcium Chloride merupakan garam Ca yang sangat mudah larut dan ionisasi akan meningkatkan penyerapan Ca. Penyerapan Ca dari CaCl2 bisa terjadi baik dalam bentuk transport aktif maupun pasif. Pemberian CaCl2 oral mampu menurunkan kejadian Milk fever klinis dari 11,8% menjadi 4,9%. Oral CaCl2 juga mampu menurunkan Milk fever subklinis dari 52% menjadi 29,4%, juga mampu menurunkan kejadian LDA dari 7,8% menjadi 1%.
Oral CaCl2 juga bisa digunakan untuk kasus Milk fever yang kadar Ca darahnya sampai   4 g/100ml. Oral CaCl2 juga bisa digunakan untuk mencegah kejadian Milk fever yang berulang setelah treatment Ca intravena dilakukan. CaCl2 adalah senyawa yang iritan sehingga dapat menimbulkan risiko yang mengiringi administrasi oral. Bila sampai terjadi aspirasi pneumonia maka akan mengakibatkan iritasi  saluran pernafasan dan alveolusnya. Pengguanaan dalam bentuk gel mengurangi risiko yang mungkin  terjadi.

Drh. Joko Susilo
Medik Veteriner  Muda, Balai Veteriner Lampung
Direktorat Kesehatan Hewan, Dirjen PKH
Kementrian Pertanian RI


MENCEGAH IMUNOSUPRESI DENGAN MANIPULASI PAKAN


Untuk tumbuh kembang, ayam membutuhkan pakan yang sempurna, cukup kandungan nutrisinya. Pemberian pakan untuk ayam harus memenuhi syarat minimal, setidaknya cukup dalam hal zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh ayam untuk proses pertumbuhan.

Pertumbuhan tersebut mencakup proses untuk melengkapi sel-sel dalam tubuh ayam dengan bagian yang berasal dari luar yang telah merupakan persenyawaan-persenyawaan kimia yang diperlukan tubuh untuk fungsi optimum dari banyak reaksi-reaksi kimia dalam proses metabolisme, termasuk proses-proses pertumbuhan, untuk hidup pokok, untuk kerja, untuk produksi dan reproduksi. Namun pemberian pakan yang bermutu dengan jumlah yang pas untuk kebutuhan di awal pemeliharaan merupakan kunci keberhasilan untuk mendapatkan berat badan optimal yang seragam.
Pemeliharaan ayam ras komersial baik broiler maupun layer dibedakan atas beberapa fase, yakni fase starter dan finisher untuk broiler sedang untuk layer meliputi fase starter, grower dan finisher. Pemeliharaan pada fase starter di awali pada umur 0-4 minggu dimana terjadi pembelahan dan pertumbuhan sel yang tinggi. Fase ini merupakan kunci awal untuk mencapai keberhasilan pencapaian berat badan yang optimal, sehingga pakan yang diberikan harus mempunyai nilai nutrisi yang baik buat pertumbuhan otot.
Namun keberhasilan pada fase ini dipengaruhi oleh kualitas DOC, pakan serta lingkungan, artinya untuk mencapai pertumbuhan yang standar maka harus didukung dengan kualitas DOC yang baik, kondisi lingkungan yang kondusif serta kualitas pakan yang baik dengan ketersediaan pakan yang cukup.
Di fase awal pemeliharaan peternak juga harus memperhatikan hal-hal mengenai manajemen pemberian pakannya, pemrograman vaksinasi serta perlakuan pemberian feed additives yang ditujukan untuk mendukung pembentukkan immunity ayam seperti penambahan vitamin C ataupun larutan elektrolit lainnya.
Peternak harus segera mengkondisikan DOC supaya cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai macam cara seperti memberikan pakan dan air minum pada DOC yang baru ditebar. Cara ini terbukti dapat mengoptimalkan fungsi-fungsi organ pencernaan sehingga kandungan kuning telur sebagai cadangan makanan akan segera terserap habis. DOC dengan kuning telur yang terlalu lama dapat mengganggu pertumbuhannya.


Berbagai feed aditive dan feed suplement bisa ditambahkan dalam ransum atau air minum 
untuk mencegah timbulnya kasus imunosupresi.

Pakan untuk Kekebalan
Penyusunan ransum untuk ayam broiler dan layer perlu memperhatikan kandungan zat-zat makanan yang dibutuhkan dengan harga yang terjangkau. Tujuan pemberian makanan pada ayam adalah untuk meningkatkan daya tahan tubuh ayam dari serangan beberapa bibit penyakit. Adalah wajar bila makanan yang dimakan ayam harus cukup kandungan zat-zat gizinya, bila tidak maka ayam mudah sekali terpapar bibit penyakit.
Kemudian untuk meyakinkan bahwa zat-zat makanan dalam ransum dapat dikonsumsi, dicerna, dicegah dari kerusakan, diabsorpsi, dan ditransportasi ke sel-sel dalam tubuh, peternak dapat menambahkan bahan-bahan yang berfungsi sebagai makanan tambahan, yang digunakan ayam untuk meningkatkan metabolisme dalam tubuh, sehingga ayam dapat tumbuh dengan optimal.
Beberapa makanan tambahan pelengkap yang bukan zat makanan seperti

  1. Peningkatan pellet yang mempengaruhi tekstur dan menguatkan makanan yang sudah dibuat pellet, 
  2. Pemberi bau enak yang biasa digunakan untuk meningkatkan palatabilitas makanan, 
  3. Beberapa enzim yang berfungsi untuk memperbaiki daya cerna di bawah kondisi tertentu, 
  4. Pemberian antibiotika seperti senyawa-senyawa arsen dan nitrofurans konsentrasi rendah berfungsi untuk mencegah makanan dari serangan perusakan oleh mikroorganisme dan mencegah timbulnya keracunan yang disebabkan oleh mikroflora dalam usus, 
  5. Pencegah jamur yang digunakan untuk mencegah jamur yang merusak bahan makanan dan makanan yang berada dalam saluran pencernaan ayam, 
  6. Pemberian antibiotika berspektrum luas dengan daya absorpsi yang baik dalam bahan pakan berfungsi untuk memerangi penyakit-penyakit khusus, 
  7. Pemberian senyawa-senyawa kimia tertentu yang digunakan untuk meningkatkan daya penyembuhan dari antibiotika terhadap penyakit, 
  8. Beberapa obat pencegah cacing yang ditambahkan ke dalam ransum tertentu secara periodik, 
  9. Penambahan koksidiostat secara rutin ke dalam ransum broiler dan ransum layer muda dengan konsentrasi rendah, 
  10. Penambahan antioksidan yang digunakan untuk mencegah asam-asam lemak yang tidak jenuh dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak dari perusakan-perusakan yang disebabkan oleh peroksidasi, 
  11. Penambahan sumber-sumber karotenoid ke dalam ransum untuk memperbaiki figmentasi dari daging broiler dan kuning telur pada layer, 
  12. Pemberian reserpin, aspirin dan obat-obat penenang lainnya yang digunakan untuk memperbaiki pertumbuhan, membatasi apkiran dan memperbaiki efisiensi penggunaan makanan pada broiler dan 
  13. Penambahan hormon atau zat-zat lainnya yang berfungsi untuk memperbaiki proses metabolisme dalam tubuh ayam seperti hormone estrogen untuk memperbaiki pertumbuhan dan kualitas karkas ayam pada umur 16 minggu, senyawa-senyawa thyroaktif seperti kasein yang mengandung yodium dimana pada layer berfungsi untuk memperbaiki produksi telur, kualitas telur, kualitas kulit telur, serta mencegah degradasi lemak di bawah kondisi tertentu, dan pemberian obat-obatan tertentu termasuk hormone untuk memperpendek periode rontok bulu atau moulting atau mempercepat jatuh bulu ayam pasca berproduksi lama. (wan) 


TAK SEKADAR MENAKAR MUTU PAKAN

Pada dasarnya, proses produksi pakan dalam suatu feedmill merupakan suatu kesatuan dan kualitas pakan yang tidak hanya ditentukan oleh pengaruhnya terhadap ternak yang bisa diukur. Di dalam feedmill terdapat banyak bagian untuk bekerja sama dalam menghasilkan pakan, mulai dari pembelian, proses penyimpanan di gudang bahan baku, proses produksi, proses penyimpanan di gudang pakan, dan pengirimannya sampai ke peternak. Kualitas pakan itu sendiri tidak hanya terbatas pada kandungan protein pakan yang seringkali dihubungkan dengan performans akhir yang bagus sehingga menimbulkan asumsi salah bahwa semakin tinggi protein pakan akan semakin baik meskipun peternak akan membayar lebih mahal untuk itu.

Produk pakan yang terbungkus rapi tercermin kualitas dan pengabdian kerja 
dari setiap bagian di feedmill.


Faktor Kualitas Pakan 
Pada dasarnya  kualitas pakan bisa dibagi atas 3 macam yaitu : (1) kualitas pakan berdasarkan kandungan nutrisinya yang diperkuat dari hasil analisa proksimat di laboratorium pabrik pakan, (2) kualitas pakan berdasarkan tampilan fisik yang bisa cepat dilihat dengan penciuman dan penglihatan biasa, dan (3) kualitas pakan berdasarkan kelengkapan bahan pendukung. Subyek nomor 3 misalnya kondisi berat pakan per karung, kualitas dan kondisi karung kemasan yang digunakan, cara menjahit karung kemasan, penggunaan label pada karung pakan, dan lain-lain.
Pada perusahaan tertentu ada yang telah memiliki sertifikat ISO. Apakah ada perbedaan antara feedmill dengan sertifikat ISO dengan yang tidak memperoleh akreditasi tersebut? Sertifikat ISO untuk feedmill mencerminkan kesungguhan segenap komponen dalam perusahaan pabrik pakan mulai dari manajemen puncak sampai kepada bawahan di tingkat produksi, quality control, pemasaran, keuangan, pembelian dan lain-lain untuk sesuai dengan bagian kerjanya masing-masing mengutamakan stabilitas mutu pakan yang dihasilkannya.

Faktor Kandungan Nutrisi 
Sesuai dengan klaim feedmill yang dicantumkan dalam label kemasan maka masing-masing nutrisi ditetapkan mempunyai batas maksimum atau minimum yang harus terdapat dalam produk pakan tersebut. Peternak sangat berkepentingan terutama dengan nilai protein yang terkandung dalam pakan. Apakah naiknya kandungan protein pakan disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan nutrisi spesies unggas modern sebagai akibat proses rekayasa genetis yang dilakukan di industri pembibitan?
Ayam modern lebih efisien dan lebih produktif dibandingkan varietas-varietas sebelumnya. Tetapi perubahan tersebut tidak serta merta diwujudkan dalam peningkatan kebutuhan protein, yang lebih penting adalah profil asam amino yang aman dan seimbang dalam pakan. Peternak semakin tergiur dengan pakan yang berprotein tinggi yang dibelinya, padahal belum tentu setara dengan profil asam amino di dalamnya. Teknis penentuan kadar protein di laboratorium berdasarkan jumlah N yang bisa ditangkap dikalikan faktor tetap 6,25 sedangkan sumber N bisa diperoleh darimana saja termasuk sumber-sumber protein “kosong” (kadar N tinggi atau protein tinggi tetapi profil asam amino sangat tidak lengkap dan tidak seimbang).
Jadi jangan terlalu terkecoh dengan protein ekstra tinggi dalam pakan, karena yang dipergunakan oleh ayam secara harian untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan produksi adalah asam amino tercerna. Secara makro, pada unggas (ayam) petelur unsur protein dan kalsium/fosfor merupakan nutrisi kritis yang paling mudah dilihat dalam kaitannya dengan kualitas pakan sebagai produk dari pabrik pakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian pakan diantaranya :

  1. Apabila menggunakan pakan konsentrat dan dicampur sendiri di farm, periksa ulang komposisi pencampuran.
  2. Periksa kualitas jagung dan katul yang dipergunakan. Jagung dan katul masing-masing mengandung 9 dan 11 % protein. Mengingat keduanya dipakai dalam jumlah besar maka penurunan kualitas bahan tersebut akan cukup berpengaruh terhadap perubahan kualitas pakan. 
  3. Apabila menggunakan pakan komplit maka penurunan kualitas merupakan pengaruh langsung dari fungsi produksi di pabrik seandainya hasil analisa lab bisa diandalkan.


Variasi Kualitas Pakan
Penyimpangan kualitas nutrisi pakan bisa dijelaskan sebagai kontribusi dari satu faktor atau lebih. Proses kerja di feedmill diawali dari proses pembelian yang menetapkan kondisi mutu barang yang bisa diterima di pabrik. Atas dasar perjanjian yang disanggupi oleh pemasok, maka setelah barang tiba di lokasi pabrik akan menjalani pemeriksaan mutu oleh quality control. Bagian quality control bekerja atas dasar kriteria mutu yang sama dan mempunyai kewenangan/kewajiban untuk menolak barang yang datang.

Permasalahan yang mungkin timbul adalah :

  1. Bagian quality control kurang teliti atau kurang tegas mempertahankan kriteria mutu yang sudah ditetapkan sehingga barang jelek bisa masuk ke dalam gudang 
  2. Pemasok secara sengaja atau tidak sengaja menempatkan bahan baku berkualitas lebih rendah pada timbunan yang sulit dijangkau pada waktu pemeriksaan pertama.
  3. Bahan baku mempunyai fluktuasi kandungan nutrisi yang cukup tinggi khususnya apabila bukan berasal dari limbah industri. Kadangkala nutrisionis atau formulator harus memperhitungkan variasi tersebut dalam kalkulasi formulasinya. 
  4. Kesalahan proses produksi di pabrik dimana terjadi kontaminasi antara bahan baku yang berbeda akibat penanganan di dalam gudang yang tidak sempurna, maupun penanganan mesin produksi yang tidak benar.

Faktor-faktor tersebut menyebabkan nilai aktual pakan tidak sama dengan yang seharusnya diinginkan dari formula. Bahan baku sumber protein antara lain dari kelompok tumbuhan yaitu bungkil kedele, corn gluten meal, bungkil kacang, ddgs; dari kelompok hewani misalnya meat bone meal, fish meal, poultry meat meal, bahkan feather meal yang tinggi protein meskipun rendah koefisien daya cerna.
Kontaminasi bahan rendah protein seperti katul atau tepung batu ke dalam bin penyimpanan bahan tinggi protein akan berdampak turunnya protein pakan karena meskipun proses produksi berjalan otomatis tetapi komputer tidak mampu membedakan kesalahan yang terjadi. Meskipun demikian in process QC apabila dijalankan secara ketat dapat menghindari terjadinya kesalahan tersebut, atau minimal menghindari pengiriman pakan salah ke peternak.
Sumber kesalahan bisa dimulai di gudang penyimpanan, dimana bahan tercecer di lantai gudang akibat karung bocor/sobek lalu sapuan yang dikumpulkan disatukan dengan bahan lain dan masuk ke bin penyimpanan yang salah. Ini adalah kesalahan yang umum terjadi dalam pabrik pakan ternak, sehingga diperlukan kejelian, kehati-hatian dan kejujuran dari operator yang bersangkutan.
Petugas QC bisa melakukan pemeriksaan isi bin dalam waktu yang teratur untuk memastikan ada tidaknya kontaminasi dalam setiap bin. Kontaminasi bisa terjadi antara pakan tinggi protein misalnya konsentrat 35% oleh pakan komplit rendah protein dimana sisa pakan secara tidak sengaja  bercampur ke dalam bin yang salah. Tetapi kesalahan ini hanya berakibat terbatas pada batch pakan dalam jumlah sedikit.
Sumber mineral makro khususnya kalsium dan fosfor biasa diperoleh dari tepung batu (limestone grit), di calcium phosphate, mono calcium phosphate, tepung tulang dll. Penyimpangan nutrisi kalsium bisa disebabkan oleh kasus yang serupa dengan yang bisa terjadi pada penyimpangan protein. Sumber kalsium mencemari bahan baku di bin atau sisa pakan rendah kalsium mencemari pakan tinggi kalsium seperti halnya konsentrat petelur. Kalsium dibutuhkan dalam jumlah besar pada fase produksi telur. Warna dan penampilan pakan kadang-kadang menjadi masalah bagi peternak. Ada peternak yang menyukai warna maupun bentuk jagung terlihat mencolok dalam pakan tetapi ada pula yang menyukai bentuk/ukuran yang lebih halus. Untuk pakan butiran/pellet   ukuran jagung harus sehalus mungkin. Biasanya menggunakan saringan 3 mm. Kehalusan jagung dan unsur bahan baku lainnya akan sangat membantu kualitas butiran/pellet yang dihasilkan.
Untuk pakan tepung ayam petelur dewasa, jagung digiling dengan saringan 4-5 mm sehingga butiran jagung masih terlihat di dalam campuran pakan tetapi tidak terlalu besar. Penyimpangan yang terjadi adalah apabila butiran jagung utuh atau bahan lainnya ditemukan di dalam pakan. Kondisi ini disebabkan oleh bocornya saringan yang sedang dipakai biasanya akibat benturan benda logam di dalam ruang grinding yang melubangi saringan.

Kualitas Pelayanan 
Bagaimana kualitas pelayanan pabrik terhadap peternak pelanggan maupun calon pelanggan? Apabila menelepon apakah langsung diberikan kepada petugas yang tepat ataukah dilempar kesana kemari yang selain membuang waktu juga mengeluarkan biaya pulsa telepon apabila menelepon interlokal. Apabila sudah tersambung ke petugas yang benar, apakah mendapat jawaban yang sopan, apakah petugas tersebut menguasai persoalan dan bisa memberikan jawaban yang jelas/akurat ?
Apakah keluhan pelanggan ditanggapi dengan cepat? Itu semua memberikan gambaran kemampuan perusahaan pakan ternak dalam melayani peternak pelanggan. Peternak paling sering mengeluh terhadap masalah kualitas pakan. Bagian marketing yang tanggap akan segera mengirimkan tenaga salesnya atau tenaga khusus ke lokasi peternak untuk menyelesaikan permasalahan. Apabila masalah terlalu rumit dan tidak mampu diselesaikan bisa diserahkan ke tingkat yang lebih tinggi. Paling penting adalah respon yang cepat karena ayam adalah barang hidup, dan penyimpangan yang dibiarkan akan semakin parah.
Tingkat produksi yang turun akan sulit mencapai posisi semula atau minimal membutuhkan waktu yang lama. “After sales service” juga termasuk dalam kualitas pakan secara tidak langsung. Apabila semua bagian dalam produksi dan penjualan pakan bekerja tidak hanya sesuai dengan deskripsi pekerjaannya secara benar tetapi juga mengerti betul paham memuaskan pelanggan dengan produk dan pelayanan yang prima, maka setidaknya peternak akan mengacungkan jempol untuk pakan yang berkualitas prima. Pada produk pakan yang terbungkus rapi tercermin kualitas dan pengabdian kerja dari setiap bagian di feedmill.

(Ditulis kembali dari artikel Suharja Wanasuria, http://feedindonesia.wordpress.com/2007/11/25/mengukur-kualitaspakan)

DIRJEN PKH LANTIK PENGURUS GOPAN 2015-2020

Setelah sukses menyelenggarakan Musyawarah Nasional (MUNAS) III dan Diskusi Nasional Perunggasan, dengan tema ”Revitalisasi Perunggasan Nasional; Membangun Perunggasan Berkeadilan yang Mensejahterakan Peternakan Rakyat”pada 30 September s/d 1 Oktober 2015, Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), segera melaksanakan pelantikan pengurus, sekaligus menggelar Dialog Nasional, pada Kamis  5 Nopember 2015,  di IPB International Convention Center-Botani Square Bogor.

Pengurus GOPAN Periode 2015-2020 yang baru dilantik berfoto bersama Dirjen PKH Muladno.


Pelantikan pengurus GOPAN dilakukan langsung oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Prof Dr Ir Muladno MSA, yang juga sekaligus menjadi narasumber dalam Dialog Nasional. Selain Dirjen Muladno, narasumber dialog yang hadir lainnya adalah Pembina GOPAN, Ir Tri Hardiyanto, yang merupakan Ketua Umum GOPAN periode sebelumnya (kini digantikan oleh Ir. Herry Demawan, Ketua Umum Gopan periode 2015-2020), dan Sekjen Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Chandra Gunawan. 
Dialog nasional mengambil tema yang relevan saat ini yaitu ”Membangun Sinergi Masyarakat Perunggasan untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”. Dialog nasional dilakukan dalam format talkshow interaktif yang dipandu oleh moderator. 
Acara pelantikan dan Dialog Nasional yang dihelat di IPB International Convention Center, Botani Square ini dihadiri tamu undangan dari berbagai pihak, antara lain perusahaan pembibitan, pabrik pakan, dunia kampus, pemerintahan dan kalangan internal GOPAN sendiri. (wan) 

SUSUNAN PENGURUS PERIODE 2015 – 2020
GABUNGAN ORGANISASI PETERNAK AYAM NASIONAL (GOPAN)


DEWAN PEMBINA :
1. Dr. Ir. Anton Aprijantono
2. H. Tri Hardiyanto
3. H. Bagus Setiabudi
4. H. Dudung Durajit
5. H. Sudirman Boer
6. Ir. Ruri Sarasono MBA.
7. H. Ajat Darajat

DEWAN PAKAR
       1.    Prof. Dr. Ir. AliAgus
       2.    Prof. Dr. Ir. Bustanul Arifin

PENGURUS HARIAN :
1. Ketua Umum : H. Herry  Dermawan
2. Ketua Harian : S. Sigit Prabowo
3. Sekretaris Jenderal : H. Sugeng Wahyudi
4. Sekretaris I : Eko Prasetio
5. Sekretaris II : Raditya Harioseno
6. Bendahara Umum : H. Setya Winarno
7. Bendahara I : Jenny Soelishani
8. Bendahara II : Ketut Yahya Kurniadi
9. Ketua Bidang Organisasi dan Antar Lembaga : Taufik Junaedi
10. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Antar Lembaga : Joko Susilo
11. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Antar Lembaga : Eko Puspohadi
12. Ketua Bidang Hukum dan Humas : Nano Supriyatno, SH.
13. Wakil Ketua Bidang Hukum dan Humas : Hari Wibowo
14. Wakil Ketua Bidang Hukum dan Humas : Budi Arianto
15. Ketua Bidang Pengolahan dan Pemasaran : H.  Suwandi
16. Wakil Ketua Bidang Pengolahan dan Pemasaran : H. Wismarianto
17. Wakil Ketua Bidang Pengolahan dan Pemasaran : Alvi Zuhri
18. Ketua Bidang Sarana dan Prasarana : H. Kadma Wijaya
19. Wakil Ketua Bidang Sarana dan Prasarana : H. Dudung Rahmat
20. Wakil Ketua Bidang Sarana dan Prasarana : Ibnu Fariz
21. Ketua Bidang IT dan Research &Development : H. Yusuf M.
22. Wakil Ketua Bidang IT dan Research&Development : Aif Sidhik
23. Wakil Ketua Bidang IT dan Research &Development : Kim Kim F. Julianto
24. Ketua Bidang Investasi dan Pengembangan : H. Anas Sujatmiko
25. Wakil Ketua Bidang Investasi dan Pengembangan : H. Wahyu Suhadji
26. Wakil Ketua Bidang Investasi dan Pengembangan : Agus Wahyudi

GAMAVET 90 BERBAKTI, MENGUKIR PRESTASI dan MOTIVASI

“Gamavet 90 Berbakti, Dokter Hewan UGM Memimpin” merupakan tema Reuni Perak, 25 Tahun keluarga besar alumni Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, Angkatan 1990, yang tergabung dalam GAMAVET 90. Acara berlangsung di Gedung University Club (UC) UGM dari tanggal 16-17 Oktober 2015 dihadiri oleh sekitar 60 orang alumni yang datang dari beberapa daerah di Indonesia. Acara meliputi seminar motivasi dan tehnical, napak tilas, malam kenangan, dan ziarah ke makam rekan yang sudah meninggal.

Para alumni berfoto bersama didepan Gedung Balairung UGM.

Acara seminar dan diskusi yang merupakan puncak dari rangkaian acara Reuni Gamavet 90 dibuka oleh Dekan Fakultas Kedokteran Hewan UGM, Dr. drh. Joko Prastowo, M.Si di Auditorium Kampus FKH UGM diikuti sekitar 100 orang mahasiswa FKH. Sebagai nara sumber seminar motivasi dari Gamavet 90 adalah drh. Sintong HMT Hutasoit, M.Si (Kepala Balai Veteriner Medan), drh. H. Susilawati, MMA (Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Siak, Propinsi Riau) dan drh. Muhammad Zunaydi (Manajer Area Indonesia Timur PT. Ciomas Adi Satwa). Sebagai Moderator, Dr. drh. Widagdo Sri Nugroho, M.P (Dosen FKH UGM dan Ketua PDHI cabang DIY) yang juga sebagai Ketua Panitia Reuni Gamavet 90.
Untuk seminar tehnical dilaksanakan didalam ruang kuliah. Para alumni Gamavet 90 berbagi pengalaman sebagai Dokter Hewan Profesional kepada para mahasiswa. Untuk bidang perunggasan diberikan oleh drh. Antonius Sigit Pambudi (Manajer Tehnik PT. Romindo Primavetcom) dan drh. Drh. Muhammad Zunaydi (Manajer Area Indonesia Timur PT. Ciomas Adi Satwa). Untuk bidang Manajemen Sapi Perah dan Sapi Potong diberikan oleh drh. Ade Hikmat Buana (Praktisi Dokter Hewan Sapi  Perah di Kabupaten Bandung Selatan) dan drh. H. Pratomo (Penggerak Peternakan Rakyat di Cilacap).
Dibidang Satwa Liar diberikan oleh drh. Made Iwan Dewatama (Aktivis lingkungan, mantan aktivis WWF), drh. Amir Ma’ruf (Praktisi bidang Primata, Dinas Kehutanan Samarinda, Kalimantan Timur).  Dibidang Hewan Kesayangan diberikan oleh AKBP. Drh. R. Chaindraprasta Saleh (Dokter Hewan pada Direktorat Satwa POLRI) dan drh. Hariadi Nugroho (Praktisi Hewan Kesayangan).
Usai seminar, seluruh alumni mengikuti acara napak tilas kampus dan berfoto bersama. Pada malam harinya diadakan malam kenangan 25 tahun Gamavet 90. Semua foto seluruh alumni dan peristiwa 25 tahun yang lalu ditayangkan untuk menyegarkan kembali ingatan para peserta. Kegiatan ziarah ke makam salah satu alumni Gamavet 90 merupakan penutup seluruh rangkaian acara reuni. Para alumni kembali ke daerah masing-masing dengan segala kenangan dan motivasi.  BRAVO GAMAVET 90. (Infovet)

KEMERIAHAN DI ILDEX INDONESIA 2015



Pada tanggal 8-10 Oktober 2015, Hall C1, C2 dan C3 Jakarta Internasional Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta Pusat, dipadati oleh para pengusaha dan perusahaan peternakan. Mulai dari pakan, obat, sampai peralatan di bidang peternakan dari dalam maupun luar negeri ikut memamerkan produk unggulannya.
Semuanya dibungkus jadi satu dalam pameran International Livestock, Dairy, Meat Processing and Aquaculture Exposition atau yang lebih tenar dengan nama Ildex Indonesia, bekerjasama dengan Federasi Masyarakat Perunggasan Indonesia (FMPI) dan VNU Exhibitions Asia-Pacific yang merupakan penyelenggara VIV International dan Ildex International. Ini kali kedua Ildex Indonesia dilaksanakan, setelah sebelumnya pada 2013 Ildex Indonesia juga digelar di JIExpo. 
Banyak yang mengatakan, pameran kali ini lebih meriah dibanding sebelumnya. Ini terbukti dari bertambahnya peserta pameran yang mencapai 140 dari 28 negara yang berpartisipasi, padahal sebelumnya hanya 120 peserta. Hal itu diungkapkan oleh Presiden Direktur PT Permata Kreasi Media, Fitri N Poernomo sebagai penyelenggara Ildex Indonesia. “Pagelaran meningkat dari catatan Ildex Indonesia 2013. Luas area pameran yang dua tahun lalu hanya 4000 m2, kali ini 6000 m2,” ujar Fitri kala memberi sambutan pembukaan Ildex Indonesia, Kamis, 8 Oktober 2015.
Ia menambahkan, pameran ini bisa memberikan kontribusi kemajuan peternakan dan kesehatan hewan, serta ajang saling bertukar informasi dan tempat mengembangkan networking. Selain itu, kata dia, pameran yang dilaksanakan selama tiga hari ini juga digelar acara Festival Ayam dan Telur (FAT) tepat dihari terakhir pameran. FAT ini, lanjutnya, bertujuan untuk memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai pentingnya asupan gizi dan protein dari pangan asal hewan.
Kemudian dikatakan juga oleh Managing Director VNU Exhibitions Asia-Pacific, Nino Gruettke, bahwa industri peternakan bukanlah industri peternakan yang dibangun dengan ‘like’ di media sosial, melainkan dibangun atas dasar kebersamaan sesama pelaku dan tali silaturahmi. Sehingga industri ini memiliki pondasi yang kuat. Karena itu ratusan perusahaan dari 28 negara yang berbeda ikut terlibat dalam hajatan Ildex Indonesia 2015 ini.

Setiap stand berlomba-lomba memberikan penampilan terbaiknya kepada pengunjung.

Dalam pembukaan Ildex Indonesia kemarin, juga dihadiri oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Muladno Basar, yang turut memberikan sambutannya. Ia mengatakan, bahwa industri peternakan di Indonesia sangat menjanjikan. “Buktinya, selama empat bulan menjabat, sudah ada tujuh orang duta besar asing yang melakukan kunjungan dan menyatakan ingin mengekspor produk peternakannya ke sini (Indonesia),” kata Muladno dalam sambutannya.
Kendati begitu, di sektor unggas, Muladno mengaku sudah saatnya berorientasi eskpor. Sebab produksi unggas dalam negeri sudah berlebih. Namun, ia menyayangkan beberapa aturan birokrasi yang masih mempersulit perijinan eskpor dalam batas tertentu.
Terkait mengembangkan sektor peternakan, ia kembali bicara soal program yang tengah digagasnya yakni Sentra Peternakan Rakyat (SPR). Konsep tersebut diumpakananya seperti beternak berjamaah demi keuntungan yang lebih baik. Tekadnya untuk membawa dunia peternakan menjadi lebih baik lagi, dikatakan Muladno, terinspirasi dari stasiun kereta api. “Dulu perkertaan api di Indonesia sangat semerawut, banyak pedagang, pengamen dan pengemis di stasiun maupun di dalam kereta. Tapi kini sudah menjadi rapih, tertib dan tertata. Kalau menata secara menyeluruh jangan tambal sulam, peternakan juga tidak bisa hanya ditambal sulam,” tukasnya.
Selain Muladno, turut hadir dan memberi sambutan pula Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Perdagangan dan Transportasi, Sutanto Soehodho, yang mewakili Gubernur DKI Jakarta dan juga Direktur Bahan Pokok dan Barang Strategis (Bapokstra) Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Robert J Bintaryo.
Di tengah-tengah pembukaan Ildex Indonesia, juga diberikan beberapa penghargaan bagi tiga tokoh media peternakan lewat Lifetime Achievement  Awards 2015, dan Indonesian Poultry Veterinarian Awards (Inpova) 2015 oleh Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia (ADHPI) bagi insan-insan dokter hewan yang telah berjuang untuk kesehatan unggas di Indonesia, dan peluncuran Lembaga Sertifikasi Profesi.

Seminar teknis yang diselenggarakan perusahaan menjadi daya tarik tersendiri.

Usai pembukaan dan pemberian penghargaan, secara simbolis Dirjen PKH memukul gong yang menandakan pameran secara resmi dibuka, yang kemudian rangkaian pembukaan Ildex Indonesia ditutup dengan menyantap daging ayam dan berfoto bersama.
Setelah menuntaskan pembukaan, Dirjen PKH, penyelenggara Ildex Indonesia, dan para stakeholder langsung menuju pintu utama pagelaran Ildex Indonesia untuk melakukan sesi pemotongan pita yang disaksikan oleh para pengunjung dan tamu undangan lain. Dari situ, Dirjen PKH langsung menyambangi booth-booth pameran yang sudah siap menampilkan produk-produk terbaiknya.
Selamat atas terselenggaranya Ildex Indonesia 2015, semoga bisa menjadi pameran yang selalu mengedukasi masyarakat khususnya untuk para peternak, serta selalu menghadirkan produk-produk yang inovatif, dan menjadi pameran yang ditunggu-tunggu oleh para pengusaha dan perusahaan di bidang peternakan. (rbs)

Lifetime Achievement Awards 2015 :
1. Alm. Wahyudi Mochtar (pendiri Majalah TROBOS).
2. Alm. Sutikno Wiryawan Sigit (pendiri Majalah Poultry Indonesia).
3. Alm. Tjiptardjo Pronohartono (pendiri Majalah Infovet).

Indonesian Poultry Veterinarian Awards (Inpova) 2015 :
1. Charles Rangga Tabu untuk Bidang Keilmuan.
2. Bagus Setia Budi untuk Bidang Budidaya dan Enterpreneurship.
3. Gowinda Sibit untuk Bidang Poultry Business Management.
4. Nawang Widoretno untuk Bidang Technical Services.

NOVINDO GROUP GELAR CSR

Dalam memperingati Hari Ulang Tahun Novindo Agritech Hutama yang ke-7 dan PT Dwimitra Agritech Hutama yang ke-5, Novindo Group menggelar kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) bertemakan “Ayam dan Telur Meningkatkan Gizi dan Prestasi Anak Bangsa: Raihlah Prestasi Setinggi Mungkin” di Madrasah Tadzibul Athfal, Desa Setu, Tangerang Selatan.
Pada kesempatan itu, Presiden Direktur Novindo, Drh. Irawati Fari, dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini adalah bentuk kepedulian bagi masyarakat. “Kegiatan ini sebagai wujud rasa syukur sekaligus kepedulian terhadap lingkungan sekitar dan juga tanggung jawab untuk terus mengkampanyekan manfaat dari mengkonsumsi ayam dan telur,” ujar Ira.
Kegiatan yang digelar pada Jumat, 9 Oktober 2015 ini, diisi dengan program edukasi mengenai manfaat ayam dan telur yang disampaikan oleh Team Marketing Novindo, Drh. Yana Ariana, tentang pentingnya gizi yang terkandung di dalam daging dan telur ayam sebagai sumber protein murah, menyehatkan dan mencerdaskan.
Pada acara tersebut, Novindo Group juga memberikan bantuan kepada pihak Madrasah berupa fasilitas, diantaranya alat kebersihan, alat sholat, perbaikan sanitasi (WC), pemasangan poster edukasi, pembenahan perpustakaan dan perbaikan gedung sekolah. Sedangkan untuk memeriahkan acara, diadakan pula lomba menggambar, Hafalan Juz’ama dan rangkaian acara ditutup dengan pemberian hadiah dan santunan anak yatim. (all/rbs)

DAGING WAGYU

Jepang merupakan negara asal mula daging Wagyu. Mengingat daratan Jepang yang tidak rata dan banyak daerah yang terisolasi, maka berbagai teknik pembiakan dan pemberian jenis pakan yang unik diterapkan di sana. Begitu juga perlakuan lain seperti pemijatan atau penambahan bir atau sake ke dalam pakan dilakukan di Jepang. Tujuannya untuk membantu proses pencernaan dan menambah nafsu makan saat musim hujan. Pemijatan dilakukan untuk mencegah kram otot.
Ada empat ras sapi di Jepang untuk mendapatkan daging wagyu, yaitu sapi hitam Jepang (Kuroge Washu), sapi cokelat Jepang (Akage Washu), sapi tanpa tanduk Jepang (Mukaku Washu), dan sapi tanduk pendek Jepang (Nihon Tankaku Washu). Sapi hitam Jepang mencakup 90% dari seluruh populasi sapi yang digemukkan di Jepang. Galur sapi hitam Jepang meliputi Tottori, Tajima, Shimane, dan Okayama. Sapi cokelat Jepang, dikenal sebagai sapi merah Jepang, adalah ras utama lainnya; memiliki galur Kochi dan Kumamoto. Sapi tanduk pendek Jepang mencakup kurang dari 1% dari seluruh populasi sapi di Jepang.
Dari perkembangan berikutnya, di luar Jepang, di negara lain, Australian Wagyu Association mendirikan asosiasi ras wagyu. Sapi ras murni dan silang wagyu diternakkan di Australia untuk kebutuhan pasar, termasuk Indonesia sebagai negara pengimpor. Sapi wagyu Australia diberi pakan gandum dicampur anggur merah selama 300-500 hari masa produksi yang diternakkan di kawasan Margaret River, Australia Barat. Amerika Serikat juga melakukan penyilangan sapi wagyu Jepang dengan sapi Angus dan diberi nama American Style Kobe Beef.
Pola makan sapi wagyu di AS diberi pakan campuran jagung, alfalfa, barli, dan jerami gandum. Di Colorado, daging wagyu dipasarkan oleh satu peternakan di dekat Basalt dan Rush. Menurut Amerika Journal of Clinical Nutrition, daging wagyu memiliki banyak manfaat. Hasil riset dari University of Wisconsin, daging wagyu memiliki sifat mencegah arteriosklerosis.
Kini, Pemda Bali juga ingin coba-coba membuat sapi bali yang menghasilkan daging setaraf wagyu. Mungkinkah itu bisa terjadi? Tentunya sebelum belajar membuat sapi bali bisa menghasilkan daging wagyu, tentunya harus belajar terlebih dahulu tentang susunan genetik sapi bali.
Kemudian kita harus belajar kembali bahwa sapi itu hewan herbivora. Layakkah jika sapi diberi pakan atau minuman yang mungkin bisa memabukkan? Ingat, kasus madcow di Inggris. Gara-gara sapi diajari kanibalisme dengan diberi pakan tepung darah, tepung tulang, tepung daging yang juga berasal dari limbah sapi, biri-biri, maka Tuhan memberi pelajaran dengan munculnya penyakit madcow (sapi gila).
Tetapi, kalau hanya sekedar ingin uji coba diberi bahan pakan atau minum yang mengandung khamar, bisa saja diberi ampas bir, ampas brem, ampas tape, dan lain-lain khas Indonesia, bukan sake atau sejenisnya.
Di era 1980-an, peternakan sapi perah di daerah Surabaya dan sekitarnya yang pernah saya teliti saat penyusunan skripsi, sapi diberikan ampas bir agar produksi air susunya bisa melimpah. Tetapi, jika ampas bir tidak ditambahkan sebagai bahan pakan tambahan, maka produksi air susu akan menurun. Apakah Pemerintah, termasuk Pemda Bali ingin mencoba menerapkan untuk sapi potong agar tercipta daging wagyu? Bisa saja dicoba, tetapi konsekuensinya kemungkinan akan muncul penyakit baru. ***

Rubrik diasuh oleh Drh. Masdjoko Rudyanto, Wartawan Infovet Bali yang juga staf pengajar di FKH Univ. Udayana.  

Ir. H. Herry Dermawan, KETUA GOPAN GENERASI III

Kecintaanya dengan suasana pedesaan yang khas oleh nuasa pertanian dan peternakan, membuat pria yang baru saja dilantik menjadi Ketua Umum (Ketum) Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (GOPAN), 30 September 2015 kemarin, memutuskan untuk menekuni dunia peternakan, yang menurutnya kala itu masih minim saingan.
Ditemui secara singkat di depan loby Botani Square, Bogor, Jawa Barat, usai makan siang hari kedua Musyawarah Nasional (Munas) III GOPAN, Ir. H. Herry Dermawan sedikit-banyak bercerita seputar pengalaman hidupnya, khususnya di bidang peternakan unggas.
Mengawali perbincangan siang itu, pria kelahiran Sidoarjo, 30 September 1960 ini, mengenyam bangku pendidikan SD-SMA nya di Surabaya. Usai lulus, ia melanjutkan pendidikan formalnya di Univesitas Mataram (Unram) mengambil jurusan Fakultas Peternakan. “Awal terjun ke dunia peternakan, karena Saya menyenangi pedesaan dan menurut Saya peternakan bidang yang paling mudah, dan sedikit saingannya. Namun ternyata perkuliahaannya tidak semudah yang diperkirakan,” tutur Herry sembari tertawa mengingat hal itu.
Kendati begitu, ia berhasil menyelesaikan kuliahnya dan lulus pada tahun 1984. Setelah lulus, pria yang juga Ketua Perhimpunan Peternak Ayam Nasional (PPAN) ini, langsung bekerja di PT. Bamaindo yang merupakan perusahaan pabrik pakan di Sidoarjo dari tahun 1985-1992. “Saat itu sebagai Technical Service, kemudian menjadi Supervisor, dan terakhir sebagai Marketing Manager,” ujarnya.
Setelah memutuskan behenti dari pekerjaannya pada tahun 1993, Herry yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Jenderal GOPAN ini, memulai usahanya sendiri dengan membangun peternakan broiler yang sampai sekarang terus berkembang di daerah Priangan Timur dan sekitarnya.
Selain mengupas tentang sekilas perjalanan hidupnya, kesibukan pria yang satu ini juga patut diacungi jempol. Dia sangat aktif di berbagai organisasi. Diantaranya, Ketua PPAN, pengurus Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar), Litbang Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI), Ketua Komite Penyuluh Pertanian Kabupaten Ciamis, Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kab. Ciamis selama 10 tahun dan sekarang menjadi Sekretaris Partai PAN provinsi Jawa Barat (komisi II) yang juga salah satunya membidangi sektor peternakan, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kab. Ciamis, dan berbagai organisasi lain diluar bidang peternakan.
Sesuai motto hidupnya ‘menjalankan apa yang sudah direncanakan’ semua yang telah ia lakukan, merupakan hasil dari perencanaanya yang matang. Ia berharap, kedepan jalannya bisa terus mengalir bagai air. “Ya, tetap on the track saja,” harapnya singkat.

Rencana dalam memimpin GOPAN
Usai pelantikannya sebagai Ketum GOPAN periode 2015-2020, perioritas utama yang akan dilakukannya adalah menyempurnakan kepengurusan berikutnya. “Sebagai pemimpin, sebelum berbicara eksternal kita bicara internal dulu, untuk membangun kekompakan yang sudah dijalin sebelumnya agar menjadi lebih baik lagi. Sebab di daerah, organisasi juga sudah berkembang, dimana nanti akan kita data dan kita ajak bersama agar bisa satu suara,” tutur Herry.
Ia menambahkan, untuk bisa menjadi organisasi yang baik harus mampu merangkul semua anggota di seluruh wilayah. “Ke depan semoga GOPAN menjadi organisasi yang bisa mensejahterakan anggotanya, untuk itu kita akan memantapkan organisasinya dulu. Untuk memantapkan organisasinya, dibutuhkan orang-orang yang rela mengorbankan waktu, tenaga dan dana-nya. Sebenarnya kepengurusan yang lama sudah baik, kita ingin membuat lebih baik lagi,” ungkapnya.
Selama kepemimpinannya di GOPAN, ia juga bertekad untuk mengangkat kembali para peternak kecil agar bisa kembali meraup untung. Karena sebagian anggota GOPAN juga merupakan para peternak kecil dan mandiri. “Karena saat ini petenak rakyat hanya tinggal 20 persen saja, kita ingin ke depan bagaimana caranya bisa tercapai 60-70 persen kembali dipegang peternak rakyat, namun tanpa mengurangi eksistensi peternak besar,” katanya
Oleh karena itu, kata dia, dalam Munas kemarin, ada beberapa butir yang dijadikan rekomendasi untuk pemerintah. Salah satunya mendesak pemerintah membuat regulasi pasar unggas di Indonesia yang sudah dikuasai peternak besar. dan secepatnya segera menerbitkan aturan tentang perunggasan.
Sebab, kondisi perunggasan saat ini memang sedang ‘sakit’. Tak adanya aturan, sampai ketidakjelasan data, membuat bisnis ini semakin carut-marut. Menurutnya, harus benar-benar ada pendataan supply-demand yang jelas, jika hal itu bisa diselesaikan maka ke depan ia yakin perunggasan bisa berjalan mulus.
Semoga apa yang sudah ia pikirkan bisa berjalan sesuai rencana. Selamat berkarya untuk Ir. Herry Dermawan, semoga dapat mengemban amanah Munas dengan sebaik-baiknya dan bisa mengangkat GOPAN menjadi lebih baik lagi. (rbs)

Biodata :
Nama         : Ir. H. Herry Dermawan
Alamat         : Jln. Siliwangi No.63, Ciamis
Tempat, tanggal lahir : Sidoarjo, 30 September 1960
Agama         : Islam
No. telepon & email : 0813-9505-5181 / dermawan.herry@yahoo.com
Pendidikan         : • SD GIKI Surabaya
                                          • SMP N 1 Surabaya
                                          • SMA N 2 Surabaya
                                          • Fakultas Peternakan Universitas Mataram
Riwayat Pekerjaan : • Tahun 1985-1987 : Technical Service PT. Bamaindo
                                  • Tahun 1987-1989 : Supervisor PT. Bamaindo
                                  • Tahun 1990-1992 : Marketing Manager PT. Bamaindo
                                  • Tahun 1993-Sekarang : Wiraswasta
Motto hidup : ‘Menjalankan apa yang sudah direncanakan’

KISRUH JAGUNG LOKAL VERSUS JAGUNG IMPOR

Setelah gejolak daging sapi dan unggas beberapa bulan kemarin, kini giliran jagung mengalami hal yang sama. Beberapa hari kemarin, Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat surat dari Gabungan Perusahaan Makan Ternak (GPMT) perihal kelangkaan jagung akibat pengendalian impor.
Mengetahui hal itu, Kementan lewat Direktur Pakan Ternak, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nasrullah, langsung menggelar jumpa pers guna meluruskan kisruh jagung ini. Menurutnya, dari informasi yang ia himpun dari media massa, sebagaimana diungkapkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) pabrik pakan memborong jagung petani karena khawatir akan kehabisan pasokan. “Berarti ini ada dua statement yang kontradiktif, sebab buktinya ini ada yang bisa borong jagung,” ujar Nasrullah mengawali konferensi pers di kantornya, Kamis 22 Oktober 2015.
Poin lain yang juga ia sampaikan adalah mengenai data produksi jagung pada tahun ini. “Berdasarkan Aram I yang dikeluarkan BPS, produksi jagung kita sampai Desember tahun ini 20,6 juta ton, ini meningkat dari tahun lalu yang hanya 19 juta ton,” ungkapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bila dirunut kembali kebutuhan jagung dari 20,6 juta ton bukan hanya untuk kebutuhan pakan ternak, melainkan untuk beberapa kebutuhan lain. Seperti kebutuhan benih sebanyak 104-105 ribu ton, konsumsi langsung 398 ribu ton, kebutuhan pakan ternak 14,86 juta ton yang terbagi dua dengan pabrik pakan (industri) 8 juta ton dan peternak (self mixing) 6,6 juta ton. Kemudian kebutuhan lain 4 juta ton, dan losses produksi 1 juta ton. “Jika ditotal maka masih ada surplus 174 ribu ton,” kata Nasrullah.
Padahal awal tahun ini, dari data yang berhasil ia dapat, adalah puncak panen jagung lokal yang berbarengan dengan masuknya impor. “Periode Februari-April adalah puncak produksi jagung lokal mencapai 2-3 juta dan tertinggi dalam setahun. Tapi disaat yang sama puncak masuknya impor juga tertinggi. Impor Februari 328 ribu ton, Maret 305 ribu ton dan April 310 ribu ton,” jelasnya.
Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa para pengusaha pakan ternak belum terlalu serius menyerap produksi rakyat. “Pelaku bisnis belum terlalu serius menyerap produksi lokal. Kalau mereka serius, harusnya di tiga bulan (Februari-April) itu adalah titik terendah impor, bukan malah yang tertinggi. Mungkin kalau di Agustus impor kembali tinggi wajar karena mulai kekeringan,” paparnya.
Perilaku tersebut, menurutnya dinilai membuat para petani jagung rugi. Impor jagung yang melimpah membuat harga jagung lokal anjlok dan membuat petani gigit jari. “Kalau produksi meningkat tapi impor meningkat, harga pasti turun. Beberapa bulan lalu harga jagung petani kita rendah sekitar Rp 1000, kalau ada produksi 1 juta ton saja, berapa petani mengalami kerugian,” terang dia.
Nasrullah mengkhawatirkan anjloknya harga jagung akibat permainan impor dan membuat petani tak mau lagi menanam jagung, sehingga Indonesia makin bergantung pada impor. Karena itulah impor perlu dikendalikan.‎ “Karena jagung ini sangat spesifik, berbeda dengan padi. Kalau padi ketika harga anjlok petani tetap menanam karena merupakan kebutuhan utama/pokok. Sedangkan jagung berbeda, ketika harga anjlok petani akan berhenti menanam dan pindah ke komoditas lain. Karena itulah jagung ini harus kita pelihara harganya,” tuturnya.
Dengan pengendalian impor tersebut, lanjut dia, kemungkinan akan mampu menstabilkan harga jagung dan memberi nafas bagi petani. Menurutnya, Kementan tetap mempersilahkan impor, namun berdasarkan kebutuhan bukan berdasarkan keinginan. “Kita mempersilahkan impor jagung berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Kalau impor berdasarkan kebutuhan tidak begini jadinya,” ucapnya.
Kendati begitu, diakui juga olehnya bahwa jagung lokal memang sulit diperoleh ‎meski produksinya melimpah, karena sentra-sentranya berada jauh dari industri pakan ternak. Namun, itu bukan alasan kuat untuk mengimpor jagung.
“Berbagai macam persoalan muncul, termasuk aksesibilitas memperoleh jagung. Tapi disinilah upaya jika kita ingin pro terhadap bangsa. Memang jagung lokasinya tersebar, impor lebih mudah. Tapi tidak mencerminkan pro terhadap bangsa ini kalau impor. Kita harapkan industri pabrik pakan atau non industri bisa lebih melebarkan sayap dan mengintensifkan untuk mencari, membeli produksi jagung rakyat,” ucapnya.

Kemungkinan ada permainan para spekulan
Ia menambahkan, kelangkaan ini dinilai bukan karena kekurangan produksi, melainkan ada permainan dari para spekulan. “Kalau sekarang ada kelangkaan, itu mungkin spekulasi orang-orang yang ingin mengambil keuntungan saja,” tambahnya.
Sebab, ia menduga banyak para pedagang besar yang memiliki modal dan infrastruktur yang memadai untuk menyimpan jagung. “Peternak lokal tidak mampu beli jagung dalam jumlah besar karena tidak memiliki silo. Silo kan mahal, mungkin kalau pedagang besar beli borongan dan disimpan dalam silo, itu bisa saja,” kata dia.
Namun, pihaknya tak mau membeberkan lebih jauh siapa yang mungkin melakukan penimbunan jagung. “Soal spekulan itu, saya tidak mau banyak berkomentar, saya hanya melihat mungkin saja,” tukasnya.

Impor sepenuhnya dikuasai Bulog
Ia juga mengatakan, bahwa pihaknya melarang masuk ratusan ribu ton jagung impor yang sudah mendarat di pelabuhan, dengan alasan stok jagung di dalam negeri masih mencukupi. “Izinnya baru diminta ke kita saat kapal sudah jalan. Kalau perlu impor, tidak boleh barangnya sudah ada baru diusulkan. Harus izin dulu dong,” jelasnya.
Dalam rapat dengan Kementan sebelumnya, GPMT mengusulkan kuota impor jagung sebanyak 500 ribu ton untuk kebutuhan Oktober-November. Namun hanya direalisasikan lewat Surat Persetujuan Pemasukan (SPP) sebanyak 250 ribu ton. Sampai saat ini Kementan belum berencana menerbitkan SPP lagi. “Belum ada keputusan berapa yang diizinkan, kemarin hanya dikeluarkan sekitar 250 ribu ton. Keinginan industri pakan masuk 250 ribu ton lagi,” terang dia.
Menurut perhitungan Kementan, produksi jagung di dalam negeri sudah dapat mencukupi seluruh kebutuhan untuk Oktober sampai akhir tahun ini. Namun bila ternyata ada kekurangan pasokan, impor akan dilakukan oleh Perum Bulog, bukan oleh swasta. Sebab sampai akhir tahun ini tidak ada lagi jatah impor jagung untuk swasta.
“Kan wajar saja, pemerintah harus mengendalikan impor dan pemerintah menunjuk Bulog untuk melaksanakan itu. Bulog adalah refresentatif dari pemerintah. Kalau masih ada kekurangan pasokan, maka impor hanya akan dilakukan oleh Bulog,” jelas Nasrullah.
Ia mengklaim bahwa pemberian kewenangan kepada Bulog untuk menguasai impor jagung sudah disepakati bersama oleh pemerintah dan pihak GPMT pada rapat 5 Oktober lalu. “Mekanisme kenapa Bulog sudah diberi peran itu sudah kesepakatan bersama, dihadiri perwakilan GPMT juga. Terakhir kita rapat 5 Oktober 2015. Bahwa bila ada kekurangan stok, yang mengimpor Bulog. Nanti industri pakan ambil di Bulog,” paparnya.
ia menyatakan bahwa penugasan yang diberikan kepada Bulog untuk mengambil alih impor jagung dalam rangka pengendalian sudah sesuai dengan Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan. Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) untuk aturan pelaksanaannya juga akan segera diterbitkan. Begitu Permentan terbit, izin impor jagung untuk Bulog bisa dikeluarkan. “Payung hukumnya UU Pangan, kemudian kita masukan dalam Permentan‎. Permentan akan segera keluar, berlaku 1 Oktober 2015,” ucapnya.
Penguasaan impor sepenuhnya yang dilakukan oleh Bulog, dikatakan Nasrullah, Bulog tidak mengambil keuntungan sama sekali. Hanya ada biaya tambahan sebesar Rp 10 per kg untuk biaya evaluasi dan penggunaannya pun akan dipertanggungjawabkan. “Rp 10 itu bukan fee Bulog, itu biaya pengecekan dan pengendalian, itu kesepakatan forum, nanti pengunaannya akan dipertanggungjawabkan untuk apa saja,” tandasnya.
Sebagai informasi, dari rencana total impor jagung tahun 2015 sekitar 3,5 juta sampai akhir Desember dengan melihat produksi jagung dalam negeri, dan impor yang sudah terealisasi sampai hari ini tercatat sebanyak 2,5 juta ton.‎ Sedangkan total impor jagung sepanjang 2014 lalu sebesar  3,1 juta ton.

Kendalikan impor untuk jaga harga jagung petani
Pihak Kementan terus berupaya mengendalikan impor guna memperbaiki harga jagung. Kali ini Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Hasil Sembiring, menyatakan harga jagung tahun ini masih lebih rendah ketimbang tahun lalu. Bahkan bila tak ada pengendalian impor, harga jagung lokal akan makin merosot. “Kalau nggak ada kebijakan pengendalian impor, harga jagung domestik 2015 akan jauh lebih rendah dibanding tahun 2014, sehingga dikhawatirkan mengurangi minat petani. Apa mau, harga jagung lokal jatuh lagi?,” ujarnya saat menggelar konferensi pers di kantornya, Jumat 23 Oktober 2015.
Ia menambahkan, harga jagung tahun 2015 masih lebih rendah dibanding tahun lalu. Dari data yang dikeluarkan Badan Ketahanan Pangan (BKP), harga jagung nasional pada September 2015 tercatat Rp 3.268 per kg, masih lebih rendah dari September 2014 sebesar Rp 3.430 per kg.
“Harga jagung tertinggi tahun 2014 terjadi pada bulan Juni Rp 3.576, sedangkan harga tertinggi 2015 terjadi pada bulan Juli yaitu Rp 3.408. Jadi masih lebih rendah dari tahun 2014. Kalau ada klaim harga mencapai Rp 4.000 per kg, itu hanya terjadi di Banten dan pola harga itu serupa dengan pola tahun-tahun sebelumnya. Jadi sudah biasa diantisipasi oleh indutri pakan di Banten,” tambahnya.
Ia menegaskan kembali bahwa, Kementan akan tetap melakukan kebijakan pengendalian impor. Kebijakan pengendalian impor dimaksudkan untuk memperbaiki pola impor yang selama ini tidak mendukung produksi jagung lokal. Tahun ini impor jagung melonjak bersamaan dengan musim panen.
“Data Maret 2014-Juni 2015 menunjukkan volume impor bulanan relatif tetap bahkan pada puncak panen raya. Namun, harga jagung pada saat puncak panen raya tahun ini selalu melemah dan naik lagi pada periode sesudahnya," pungkasnya. (rbs)

SEKELUMIT MANAJEMEN PRODUKSI AYAM BROILER

Type ayam ras pedaging atau istilah kerennya ayam broiler, sebelumnya merupakan hasil sampingan (by product) dari ayam petelur. Namun saat ini industri peternakan ayam ras pedaging sudah banyak berdiri khususnya untuk menghasilkan ayam pedaging, meliputi budidaya ayam broiler (farming operation) dan industri pengolahan daging ayam.
Tidak ada data yang jelas mengenai jumlah dan skala usaha di berbagai negara di dunia ini. Namun yang pasti, perkembangan jumlah dan skala usaha budi daya ayam selalu  bertambah dari tahun ke tahun sejalan dengan pertambahan populasi penduduk yang membutuhkan produk peternakan ayam broiler dan peningkatan mampu dan sadar gizi masyarakat.
Problem yang dihadapi peternakan ayam pedaging adalah keterbatasan lahan, sehingga peternak yang bersangkutan harus menyiasati perencanaan dan pembangunan kandangnya, antara lain dengan membangun kandang modern yang dilengkapi peralatan serba otomatik. Dengan cara ini kandang mampu menampung jumlah ayam lebih banyak dengan tenaga kerja yang dipakai lebih sedikit. Tenaga kerja pada usaha budi daya ayam broiler hampir 95% dilakukan dengan Sistem Kontrak Per Periode. Tenaga kerja dibayar berdasarkan berat daging ayam yang dipanen atau ayam yang dijual per ekor. Sistem upah borongan merupakan cara yang paling sederhana dan saling menguntungkan antara pemilik modal (inti) dan peternak pelaksana (plasma).

Berbagai Jenis Permodalan
1. Modal Mandiri : permodalan usaha ayam broiler murni menggunakan modal peternak sendiri, tidak meminjam ke Bank atau pihak lain.
2. Pola Kemitraan : yaitu beternak ayam broiler dengan cara menjalin kerjasama, baik dengan pemodal, perusahaan pakan, maupun perusahaan pembibitan (yang memproduksi DOC).
Pola Kemitraan antara lain dapat dalam bentuk
a) Pola Simpan Pinjam, yaitu peternak meminjam modal untuk  usaha budidaya ayam broiler kepada pihak pemodal seperti Bank. Pada akhir periode atau dalam jangka waktu tertentu, pinjaman harus dikembalikan dengan tambahan prosentase bunga atau prosentase keuntungan, yang jumlahnya telah disepakati terlebih dahulu.
b) Pola Kemitraan dengan Perusahaan Pakan : dimana peternak bermitra hanya sebatas suplai pakan ternak, selebihnya peternak yang menyediakan. Peternak memiliki wewenang penuh untuk mengelola usahanya, namun peternak memberikan jaminan senilai pakan yang akan digunakan kepada perusahaan pakan ternak tersebut.
c) Pola Kemitraan Bagi Hasil : dimana  prosentase pembagian hasil (keuntungan) untuk peternak 20% dan untuk pemodal 80%, peternak hanya hanya menyediakan kandang dan peralatannya, sedang hal-hal lain seperti biaya operasional, pakan, obat-obatan, vaksin disuplai dari pemodal atau perusahaan peternakan.
d) Pola Kemitraan Inti Plasma : peternak berperan sebagai plasma dari perusahaan pemodal/perusahaan peternakan yang berperan sebagai inti yang mensuplai biaya operasional, pakan, obat-obatan dan vaksin. Pada pola ini ditawarkan bagi hasil atau kontrak harga, biasanya hasil panen broier diambil (“ditangkap”) oleh pihak inti dan kemudian dilakukan hitung-hitungan pembagian hasil sesuai kesepakatan awal. Segi positif pola ini ialah terjadi transfer teknologi dari pihak inti ke plasma agar lebih maju dan kelak bisa mandiri dalam usahanya.

Skala Usaha Broiler Komersil
Terdapat 3 macam skala usaha peternakan ayam broiler, antara lain : 1) Skala Kecil (Peternakan Rakyat), jumlah ayam  yang dibudidayakan 1.000 – 50.000 ekor, tetapi umumnya  5.000 – 25.000 ekor. Karakteristik Peternanakan Rakyat  ialah modal terbatas, kontinuitas usaha sepanjang tahun tidak berjalan lancar, perkandangan dibangun sederhana, lokasi dekat perumahan penduduk dan kepemilikannya bersifat perorangan.
2) Skala Sedang (Peternak Mapan / Peternak Besar), jumlah ayam yang dimiliki 50.000 – 500.000 ekor, status kepemilikan masih perorangan, manajemen pemeliharaan lebih maju dibanding peternakan rakyat, secara legal belum membentuk perusahaan berbadan hukum.
3) Skala Besar (Skala Perusahaan), peternakan ayam broier ini sudah bernaung dibawah perusahaan yang secara legal sudah memiliki Badan Hukum (PT atau CV), jumlah ayam yang dipelihara bervariasi, umumnya diatas 100.000 ekor sampai juataan ekor. Operasional perusahaan ada yang dikelola sendiri, ada juga yang bermitra dengan peternakan rakyat dengan pola kemitraan.

Perencanaan Skala Usaha
Suatu peternakan ayam broiler sebenarnya adalah “pabrik daging ayam”, dimana berlaku prinsip-prinsip manajemen pada umumnya sebagaimana yang berlaku di pabrik/industri, hanya yang membedakannya peternakan ayam broiler mengelola “benda bernyawa” yang memerlukan ketelitian ekstra dibandingkan pabrik yang mengelola benda mati. Salah satu yang dituntut agar teliti ialah dalam perencanaan produksi dan perencanaan pembangunan kandang, agar perputaran “roda pabrik daging ayam” berjalan normal dan sesuai target produksi yang diharapkan serta memberikan keuntungan (profit) semaksimal mungkin.

Selengkapnya silahkan baca Majalah Infovet eds November 2015

JAPFA EKSPOR INDUK AYAM KE MYANMAR

PT Japfa Comfeed Indonesia (JCI) pada Agustus ini telah mencapai kata sepakat untuk mengekspor Parent Stock Hatching Eggs (PS HE) atau telur tetas bakal induk broiler ke Myanmar. Hal tersebut diungkapkan Executive Vice President PT JCI Harwanto kepada Infovet saat jumpa pers usai acara pelepasan perdana ekspor telur tetas (hatching eggs) ke Myanmar yang dihadiri Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Muladno pada Selasa, 6 Oktober 2015 di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang. 
Menurutnya, PT JCI telah meraih kontrak ekspor 1,9 juta butir telur tetas untuk telur tetas bakal induk broiler ke Myanmar selama 2015-2017. Perusahaan berkode saham JPFA ini menargetkan nilai ekspor telur tetas ke Myanmar pada tahun ini US$ 34.471 dari 348.905 butir telur untuk tahap pertama.  
Harwanto menerangkan keseluruh PS HE (348.905 butir) itu akan menjadi sekitar 93.500 ekor PS betina. PS inilah yang kelak akan menjadi induk penghasil Final Stock (FS), yaitu ayam broiler komersial. 
Lebih lanjut, kata Harwanto, pengiriman tahun ini akan terbagi menjadi 3 pengapalan, yaitu pertengahan September, pertengahan Oktober, dan awal Desember. Ia menyebut nilai ekspor tahap pertama ini berkisar Rp 5,5 milyar. 
Selain tahap pertama tersebut, sejumlah komitmen telah disepakati. Untuk 2016, PT JCI akan mengekspor PS HE sebanyak 704.982 butir setara jumlah PS betina 195.500 ekor. Dan 2017 akan mengekspor PS HE sebanyak 808.329 butir setara jumlah PS betina 221.000 ekor. 
Harwanto mengaku tak ada alasan khusus menjadikan Myanmar sebagai target pasar bagi Japfa. Menurutnya, “Ini hanya soal kesepakatan bisnis. Potensi pasar di Myanmar cukup menggiurkan. Myanmar memiliki jumlah penduduk sekitar 70 juta jiwa sehingga kebutuhan daging ayam cukup signifikan. Selain itu biaya transportasi dari Indonesia ke Myanmar relatif murah.”
Sebelumnya delegasi Pemerintah Myanmar pada 30 Juni  2015 telah melakukan negosiasi dan menginspeksi Japfa dan peternakan penghasil PS HE nya. “Cukup sulit memang untuk menembus pasar negara tersebut. Hambatan yang muncul terkait dengan syarat dari Myanmar bahwa impor hanya bisa dilakukan dari negara yang sudah dinyatakan bebas flu burung. Akhirnya Myanmar bersedia mengimpor telur tetas untuk induk ayam broiler dari Tanah Air dengan melihat rekam jejak Indonesia dalam mengatasi flu burung. Kasus flu unggas di dalam negeri tercatat turun dari 2.751 kasus pada 2007 menjadi 56 kasus sampai dengan Mei tahun ini.” Jelas Harwanto. 
Hal ini dibenarkan Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Muladno yang pada kesempatan tersebut ikut melepas ekspor telur PS HE perdana PT JCI. Menurut Muladno, Kementerian Pertanian menginginkan pelaku industri perunggasan terus memperluas pasar ekspornya melihat fakta bahwa pasar telur tetas cukup potensial di Asia khususnya di Asia Tenggara. 
Muladno berpendapat, seluruh negara bisa menjadi target ekpor telur tetas asal Indonesia. Ia mencontohkan Laos, Kamboja dan Vietnam bisa juga menjadi pasar potensial. Perluasan pasar ekspor mampu mengatasi persoalan kelebihan suplai di dalam negeri. “Semua tergantung komunikasi yang dijalin,” pungkasnya. (wan)

ROMINDO PRIMAVETCOM, 40 Tahun Sebagai Complete Customer Solution


Selama ini banyak sekali penggemar bangunanbangunan unik berkunjung ke kantor pusat Romindo di Jalan Sahardjo. Mereka mengagumi desain bangunan kantor yang unik yang mirip dengan paruh ayam. Berangkat dari sanalah terlintas ide untuk membawa desain kantor tersebut untuk ditampilkan pada acara pameran ILDEX 2015. Demikian diungkapkan Drh. Antonius Sigit Pambudi, Technical Department Manager PT. Romindo Primavetcom saat ditemui Infovet di stannya.
“Konsep utamanya mengambil tema Complete Customer Solution. Romindo sebagai perusahaan obat hewan dengan pengalaman selama 40 tahun, selalu siap sedia melayani para pelanggan dibidang kesehatan hewan dan nutrisi pakan ternak. Selalu setia memberikan support untuk kemajuan industri peternakan kepada seluruh pelaku bisnis perunggasan, livestock, pet animal dan juga pemerintah. Selalu mendukung program pemerintah, misalnya program pemberantasan penyakit Rabies dan Surra dengan cara selalu ikut ambil bagian dalam menyediakan produk vaksin Rabisin dan Trypamidium,” jelas Drh. Sigit. 
Romindo tidak hanya menyediakan produk semata tetapi mengutamakan keberagaman jenis produk dengan kualitas terbaik dan terjangkau, yang ditunjang oleh servis dan pelayanan, kelengkapan tim pemasaran dan program kesehatan hewan yang lengkap. Selain itu juga didukung dengan layanan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan serologis, histopatologis, asam amino dan pemeriksaan mikotoksin pada bahan baku pakan.
Layanan ini diberikan secara khusus untuk semua pelanggan Romindo baik pelanggan besar maupun kecil, pelanggan lama maupun baru bahkan peternak prospek, dan Romindo selalu berusaha melayani semua pelanggan tersebut sebaik mungkin. “Hal ini dilakukan karena kami menyadari bahwa kerjasama saling menguntungkan ini merupakan kemitraan bisnis jangka panjang. Bagi kami semua pelanggan adalah mitra yang sejajar dan saling menguntungkan untuk bersamasama meraih masa depan,” terang Drh. Sigit.
Anggapan peternak bahwa produk Romindo merupakan produk premium berkualitas tinggi dan dinilai mahal, coba ditepis Drh. Sigit, “Sebetulnya harga mahal atau murah itu relatif. Sebagai contoh, ketika penggunaan obat lain tidak memberikan manfaat, upaya terakhir dalam mengobati penyakit selalu menggunakan produk kami. Disini terlihat jelas bahwa penggunaan produk Romindo yang diberikan sedari awal untuk menangani kasus penyakit, peternak tidak akan terlalu banyak mengeluarkan biaya pengobatan dan lebih hemat waktu serta uang.”

Dukungan Penuh Prinsipal
Pada pameran ILDEX 2015 yang diselenggarakan tanggal 8-10 Oktober 2015 di JI Expo kali ini, Romindo mendapatkan dukungan penuh dari para prinsipalnya. “Kami didukung penuh oleh semua prinsipal demi suksesnya kegiatan ini dan demi kemajuan perusahaan di masa depan,” papar Drh. Sigit.
Untuk seminar teknis Romindo menyediakan tiga sesi seminar sebagai sarana memberikan edukasi dan sharing ilmu kepada para pelanggan yaitu “Update Penyakit MS pada Layer dan Breeder di Indonesia” oleh Drh. Antonius Sigit Pambudi, “Total Mycoplasma Control with Vaxsafe MG TS-11 and Vaxsafe MS” oleh Dr. Michael Lee dan “How to Control Effectively Necrotic Enteritis and Coccidiosis with Biomin Solution” oleh Dr. Randy Payawal.
Melalui keikutsertaannya dalam acara ILDEX 2015 ini, diharapkan dapat semakin mempererat hubungan Romindo dengan para pelanggannya sekaligus sebagai ajang silaturahmi, sharing informasi dan diskusi antar masyarakat perunggasan Indonesia.
Dari pameran selama tiga hari ini Drh. Sigit mengaku sangat puas khususnya dihari pertama dan kedua. Jumlah pelanggan yang berkunjung dan berdiskusi sangat banyak, sehingga kondisi booth ramai, ceria dan penuh suasana kekeluargaan. Banyak decision maker dan owner farm yang datang demikian juga dari kalangan Pemerintahan dan lembaga pendidikan. 
Antusiasme pengunjung sangat tinggi pada tiga sesi seminar Romindo dapat terlihat dari ruang seminar yang selalu penuh dipadati para peserta. “Apalagi seminar yang diberikan merupakan seminar teknis. Bagi Romindo seminar teknis sama penti ngnya dengan tampilan booth itu sendiri. Karena Romindo selalu menyajikan seminar teknis yang memberikan nilai edukasi terbaik bagi peternak terkait penyampaian produk baru, update penyakit, serta informasi terkait hal-hal teknis penanganan penyakit saat ini,” ujar Drh. Sigit.
Berkat tampilan stan Romindo yang unik dan menarik didukung oleh para petugas jaga yang ceria, hangat dan familiar serta dengan konsep Complete Customer Solution ini, Panitia Penyelenggara ILDEX 2015 mengganjar stan Romindo dengan penghargaan The Most Inspiring Stand. (adv/wan)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer