Menyatu Bersama Keluarga di Annual Meeting
Indo Livestock merupakan pameran industri peternakan dan pakan ternak terbesar di Indonesia yang dipersembahkan oleh Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian. Pameran ini digelar dua tahun sekali dan diikuti oleh peserta dan pegunjung dari dalam dan manca negara. Pameran Indo Livestock merupakan ajang temu bisnis para pengusaha industri peternakan, kalangan ahli kesehatan hewan, peternak, pengelola pakan ternak, pemrosesan makanan, pemasok dan distributor. Selain itu diselanggarakan juga seminar, forum diskusi, paparan dan peragaan produk gratis yang dapat menambah wawasan di bidang peternakan, baik bidang kesehatan hewan maupun bidang lainnya yang terkait dengan kemajuan teknologi peternakan. Jakarta kembali menjadi tuan rumah untuk pameran dan forum industri peternakan dan pakan ternak internasional terbesar di Indonesia-Indo Livestock 2010. Lebih dari 250 peserta dari 33 negara dan 10.000 pengunjung akan berkumpul di Jakarta Convention Center, Indonesia pada tanggal 6-8 Juli 2010. Informasi lebih lanjut mengenai pameran www.indolivestock.com
Indo Livestock 2010 secara resmi didukung oleh Direktorat Jenderal Peternakan, Departemen Pertanian dan mendapat dukungan penuh dari organisasi-organisasi terkait di industri peternakan, termasuk media-media publikasi internasional seperti Asian Poultry, Internationals Hatchery Practice, Far Eastern Agriculture dan media-media publikasi nasional seperti Trobos, Infovet, Poultry Indonesia, Agrina dan Sinar Tani.
Penghargaan Pahlawan Ketahanan Pangan
April 2010, Pemotongan Unggas Hanya Boleh di Lima Lokasi
Tahun 2015, Industri Perikanan Indonesia Bisa Terbesar di Dunia
Memaknai Satu Abad Dokter Hewan Indonesia
VIRUS SEBAGAI SI CANTIK DAN SI BURUK RUPA
SETELAH TUJUH TAHUN BERSAMA FLU BURUNG
Tahun Baru 2010 Bersama Medion
Quo Vadis Kebijakan Vaksin AI di Indonesia
- A/Chicken/West Java/PWT-WIJ/2001
- A/Chicken/Pekalongan/BBVW-208/2007
- A/Chicken/Garut/BBVW-223/2007
- A/Chicken/West Java (Nagrak)/30/2007
- Berasal dari subtipe H5N1,
- Sifat immunogenisitas tinggi,
- Sifat antigenisitas dengan cakupan geografis yang luas,
- Sifat genetik dan antigenik yang stabil, serta
- Tingkat proteksi yang tinggi terhadap uji tantang dengan beberapa isolat virus yang berbeda karakter genetik dan antigeniknya.
- Apa urgensinya?
- Bagaimana argumentasinya?
- Bagaimana aplikasinya?
- Serta apa konsekuensinya?
Agrinex Expo Kembali Digelar
Temu Ilmiah Mahasiswa Peternakan Indonesia
Prospek Agribisnis 2010,Bisa Lebih Baik
Kunjungan Tim GMP Inspection dari Pakistan ke Medion
Anthrax Masih Ancam Wilayah Nusa Tenggara
- Masih rendahnya cakupan vaksinasi (<50>
- Jumlah dosis vaksin yang tersedia masih kurang (NTB 62%, NTT 65,9%).
- Tidak optimalnya pelaksanaan pengendalian karena medan/topografi yang sulit.
- Masa proteksi yang pendek sehingga diperlukan ulangan setiap 6 bulan.
- Vaksinasi anthrax di wilayah endemis sebagaimana yang tercatat dalam peta penyebaran penyakit anthrax harus dilakukan secara masif (cakupan 100%).
- Kajian epidemiologi dalam upaya pemetaan kasus anthrax 30 tahun terakhir harus segera dilakukan guna menunjang kebijakan skala prioritas lokasi vaksinasi.
- Pengawasan lalu-lintas ternak harus dilakukan dengan ketat, terutama larangan ternak peka masuk ke daerah tertular dan ternak dari daerah tertular yang keluar harus sudah divaksinasi.
- Meningkatkan sarana dan prasarana laboratorium dan Puskeswan dalam pengendalian penyakit anthrax melalui kesepakatan pembiayaan bersama antara pemerintah Pusat, Propinsi dan Kabupaten/Kota.
Di Akhir Tahun,Telur Ayam Dirundung Kelam
Akhir tahun 2009 ini, dunia perunggasan Indonesia nampaknya layak untuk di dikatakan sebagai sebuah kondisi yang ”sangat-sangat” tidak menggembirakan. Karena, setidaknya ke 3 (tiga) komoditi perunggasan yang potensial menggerakkan perekonomian riil di tengah masyarakat, yaitu daging ayam negeri, daging ayam kampung dan telur negeri, harganya telah jatuh mendekati titik nadir dalam sejarah perunggasan Indonesia selama ini.
Keamanan Pangan Asal Hewan
IRONI HARI PANGAN SEDUNIA
Usaha Ternak Sapi di Tasikmalaya Belum Optimal
Potensi usaha ternak sapi di Kabupaten Tasikmalaya belum dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakat daerah itu. Hingga kini kebutuhan konsumsi daging sapi masyarakat di Tasikmalaya, baru dipasok oleh peternak lokal pada kisaran 18% saja.
“Padahal kebutuhan daging sapi warga Kabupaten Tasikmalaya mencapai 4.873 ekor setiap tahunnya. Peternak lokal baru bisa memasok sekitar 18% saja. Adapun sisanya, masih mengandalkan daging sapi dari luar daerah,” ungkap Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DPPK), Maman Dali.
Kepala DDPPK menambahkan, sampai sekarang aktifitas produksi daging sapi asal Kab. Tasikmalaya, dihasilkan dari pola usaha peternaknya secara rumahan bahkan tak sedikit yang hanya dijadikan sebagai usaha sambilan. Sementara, dari usaha mereka juga, produksinya masih terserap masyarakat di wil. Kota Tasikmalaya, dengan kebutuhan hingga 12 ribuan ekor setahunnya.
Menurut Maman, dari data angka potong sapi setahunnya, konsumsi warga Kab. Tasikmalaya sekarang sebanyak 4.873 ekor. Namun baru sekitar 18 % terpenuhi produksi sapi lokal, sedangkan sekitar 88% didatangkan dari daerah-daerah di |awa Tengah, Jawa Timur hingga NTB. Kecilnya angka produksi sapi potong, jelas dia, lantaran sampai sekarang belum ada pola usaha ternak besar.
Padahal areal untuk petemakan.di wilayahnya sangat berpeluang. Wilayah Kab. Tasikmalaya memiliki hamparan areal cukup luas mulai tanah pengangonan, areal berstatus tidak produktif atau lahan-lahan milik warga yang belum dimanfaatkan.Maman sempat mencontohkan, untuk lahan pengangongan saja dengan status milik desa itu sedikitnya tercatat ada 8.434 hektar, produksi rumputnya 164.733 ton bahan kering/-tahun. Kapasitas tampung untuk satuan ternaknya bisa mencapai 176.482 ekor.
Terus Dipacu
Adapun usaha mempertahankan angka produksi lokal terus dipacu pemda ini halnya dengan membangun unit pelayanan inseminasi buatan (IB) berikut bangunannya di tiap kecamatan sentra, melakukan tambahan quota ternak lewat kegiatan-kegiatan proyek tiap tahun, serta melatih petugas teknik IB di sejumlah kecamatan.
Daerah penghasil sapi potong dengan sekala rumahan di kabupaten ini masing-masing Kec. Salopa, Cikatomas, Pancatengah, Cibalong, Karangnunggal, Bantarkalong serta Kec. Cikalong. Jumlah kelompok peternaknya sebanyak 100 kelompok, tiap kelompok beranggotakan 20-30 orang. Jumlah pemeliharaan peternak dalam tiap kelompok, berkisar 2 - 3 ekor sapi saja Sementara, dari luas areal lahan yang cukup potensial dijadikan beternak sapi potong, hingga kini baru termanfaatkan sekitar 23,02 %. (sumber: neraca)
ARTIKEL TERPOPULER
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk ...
-
Manajemen pemberian pakan ayam petelur sangat penting. Mengingat biaya operasional terbesar adalah pakan (70-80%). Jika manajemen pakan buru...
-
Acara pendampingan pakan untuk peternak sapi perah yang dilaksanakan AINI dan KPSBU melalui daring. (Foto: Istimewa) Dalam acara Pendampinga...
-
Kenali Penyebab Turunnya Produksi Telur (( Dengan mengetahui faktor-faktor penyebab turunnya produksi telur, diharapkan peternak dapat m...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Peran brooder sangat penting untuk menjaga suhu dalam kandang saat masa brooding , agar ayam nyaman dan pertumbuhannya bisa optimal. ...
-
Peternak unggas terutama self-mixing harus cerdas dalam memilih imbuhan pakan feed additive maupun feed supplement. (Foto: Dok. Infovet) Sej...
-
TIDAK ADA CERITANYA PETERNAK BROILER RUGI? (( Ayam pedaging, usaha peternakannya dihitung per periode. Perhitungannya ada kalah menangnya. M...
-
Karena kekeringan yang berkepanjangan, ketidakpastian yang diciptakan oleh pandemi Covid-19, dan pemadaman listrik yang berkelanjutan, peter...
-
Seorang peternak bercerita kepada Infovet bahwa ayam broiler umur 12 hari mengalami ngorok atau gangguan pernafasan. Setelah vaksinasi IB...