-->

BADAN KARANTINA INDONESIA DAN FAO GELAR SEMINAR UNTUK PERKUAT BIOSEKURITI NASIONAL

Seminar Badan Karantina Indonesia dan FAO
Foto bersama para peserta sebelum seminar dimulai. (Foto: Istimewa)

Badan Karantina Indonesia (Barantin) bekerja sama dengan Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (FAO) menggelar seminar bertajuk 'The Importance Biosecurity Implementation', Kamis (6/2/2025) di Hotel Mercure, Jakarta.

Dalam agenda acara seminar tersebut juga diumumkan penyelesaian proyek Technical Cooperation Programme (TCP) Support for Improving Biosecurity System (TCP/INS/3906) yang ditandatangani dalam Project Document pada 22 Mei 2023. Program kerjasama antara Barantin dengan FAO ini bertujuan untuk memperkuat sistem biosekuriti nasional.

Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr Sahat M Panggabean yang hadir membuka acara menyoroti kebutuhan mendesak untuk penguatan langkah-langkah biosekuriti dalam upaya mengatasi ancaman yang ditimbulkan hama dan penyakit. Sahat juga menyampaikan apresiasinya atas dukungan FAO serta menekankan pentingnya kolaborasi sektor ini.

Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor-Leste, Rajendra Aryal, memuji penyelesaian proyek ini yang merupakan capaian penting dalam upaya Indonesia untuk memperkuat kerangka biosekuriti.

“Melalui upaya kolektif, kita dapat membangun sistem biosekuriti yang tangguh dan berkelanjutan demi melindungi pertanian dan peternakan Indonesia untuk generasi mendatang. FAO bangga mendukung Indonesia dalam perjalanan ini dan akan terus memberikan bantuan dan keahlian kami untuk memastikan dampak yang berkelanjutan,” kata Aryal.

Deputi Bidang Karantina Hewan, Badan Karantina Indonesia, Drh Sriyanto MSi PhD menjabarkan secara umum hasil yang telah dicapai dalam TCP.

“Tersusunnya Panduan Dekontaminasi yang mencakup panduan dekontaminasi terhadap personel, hewan, IKH, alat angkut darat, serta peralatan kandang hewan dan telah dilaksanakan TOT pada pejabat karantina dari 38 UPT Karantina di seluruh Indonesia,” ujar Sriyanto.

Ditambahkan Sriyanto, hasil berikutnya yaitu telah disusun Policy Brief Sistem Ketertelusuran untuk hewan, produk hewan, serta koordinasi strategis dalam rangka importasi pakan ternak dan penguatan biosekuriti pada perdagangan online. Penguatan kapasitas laboratorium melalui harmonisasi pengujian untuk Bovine Viral Diarrhea dan Foot and Mouth Disease kepada penanggung jawab laboratorium di 38 UPT Karantina. Serta peningkatan public awareness biosekuriti melalui penyusunan materi/bahan sosialisasi dan pelaksanaan seminar biosekuriti.

Dari kiri ke kanan: Wisnu Wasisa Putra, I Wayan Teguh Wibawan, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, Zulfriandi.
Dari kiri ke kanan: Wisnu Wasisa Putra, I Wayan Teguh Wibawan, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, Zulfriandi. (Foto: Istimewa)

Para pembicara berkompeten dihadirkan dalam seminar antara lain Prof Drh Wiku Bakti Bawono Adisasmito MSc PhD dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Prof Dr Drh I Wayan Teguh Wibawan MS dari Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University, dan Zulfriandi SE Ak MM dari Direktorat Pangan dan Pertanian Bappenas.

Seminar ditutup dengan Q & A yang dipandu oleh Dr Drh Wisnu Wasisa Putra MP, Direktur Standar Karantina Hewan Badan Karantina Indonesia. (NDV)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer