-->

AUDIENSI PPLI DENGAN WKU KADIN BAHAS PERBAIKAN INFRASTRUKTUR RANTAI DINGIN

Kegiatan audiensi PPLI dengan WKU Bidang Peternakan Kadin di Ruang Sinar Mas, Menara Kadin, Jakarta. (Foto: INF)

Kepala Bidang Logistik Pendingin Perkumpulan Pelaku Logistik Indonesia (PPLI), Tejo Mulyono menuturkan jumlah kontainer pendingin di Indonesia tidak lebih dari 10 ribu. Perkiraan angka tersebut seiring dengan kebutuhan untuk mengamankan bahan baku pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MGB) yang telah berjalan. 

Dalam kegiatan audiensi dengan Wakil Ketua Umum (WKU) Bidang Peternakan, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia pada Kamis, 2 Januari 2025 di Menara Kadin Jakarta, Tejo menambahkan PPLI mempunyai Cold Chain atau truk pendingin berjalan yang merupakan transportasi pengiriman yang banyak dibutuhkan untuk komoditas pangan. 

Perusahaan logistik dan transportasi memainkan peran penting dalam program MBG. Peningkatan volume pengiriman makanan, menciptakan lonjakan permintaan bagi perusahaan logistik terutama yang memiliki spesialisasi cold chain logistics. Karena makanan bergizi seperti produk susu, daging segar, atau buah-buahan membutuhkan penanganan dan penyimpanan dalam suhu khusus.

Menurut Tejo, tantangan dari sisi pelaku usaha cold chain logistics dalam perannya untuk mensukseskan program MBG yakni ketika menjangkau wilayah-wilayah perairan di Indonesia. Hal ini perlu menjadi perhatian khusus ke depannya.

Drh Cecep Muhammad Wahyudin SH MH selaku WKU Kadin Bidang Peternakan mengemukakan bahwa selama ini terjadi 28% kerusakan bahan pangan yang diakibatkan karena belum maksimalnya penggunaan rantai dingin.

Food losses dalam produk pangan peternakan, perikanan dan hortikultura dapat diminimalisir apabila kita memperbaiki infrastruktur rantai dingin,” ungkap Cecep. 

Lanjut dia, saat ini kapasitas terpasang cold storage di RPA adalah 160.000 ton, sedangkan produksinya telah mencapai 300.000 ton/bulan. Produk yang tidak tertampung berakhir membanjiri pasar dan membuat harga menjadi turun sebab secara dasar hukum ekonomi, harga akan turun apabila barang banyak.

“Pangan sumber protein khususnya ayam terkesan oversupply, padahal apabila kita telisik lebih lanjut penyebabnya adalah kurang baiknya infrastruktur rantai dingin yang kita miliki. Untuk itu, Kadin mengundang para pengusaha logistik, khususnya rantai dingin untuk mencari solusi bersama,” jelasnya. 

Sebelum mencapai swasembada pangan harus ada peningkatkan ketahanan pangan dan kedaulatan pangan. Para pengusaha logistik berperan penting dalam pelaksanaannya. 

WKU Kadin Bidang Peternakan dibentuk khusus untuk menjadi garda terdepan untuk mensukseskan program pemerintahan. Sebagaimana diketahui bahwa 54,6% PDB Nasional berasal dari konsumsi rumah tangga dan 46,7% diantaranya adalah belanja rumah tangga untuk pangan, maka peluang sektor ini sangat menjanjikan. (NDV)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer