-->

KEMENTAN SIAPKAN PETA JALAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN 2025-2035, BERBASIS KAJIAN MENDALAM

Serah terima laporan studi oleh Sophie Roden kepad Dirjen PKH Agung Suganda (Foto: Istimewa)

Membuka seminar diseminasi hasil kajian "Studi Pemetaan Ketersediaan dan Kebutuhan Produk Peternakan di Indonesia 2025-2035”, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian (Kementan) Dr drh Agung Suganda MSi menyampaikan hasil kajian ini sangat penting sebagai referensi untuk menyempurnakan Peta Jalan Pembangunan Peternakan Indonesia 2025-2035 yang sedang disusun oleh Kementan.

Agung juga mengapresiasi tim Universitas Gadjah Mada (UGM), PRISMA Indonesia, Kedutaan Besar Australia, serta seluruh stakeholder terkait yang berperan aktif dan mendukung terlaksananya studi ini hingga selesai dengan baik.

“Hasil studi ini berdasarkan database produk ketersediaan peternakan di tahun 2024. Dari mulai perencanaan studi, kami meminta tim pelaksana untuk berkoordinasi dengan tim data di Kementan dan Badan Pusat Statistik,” ujar Agung di Space Ballroom Hotel Aloft, Jakarta, Rabu (30/10/2024). 

Lanjut Agung, diharapkan hasil studi akan menghasilkan data-data yang relevan dan valid dalam rangka mempersiapkan ketersediaan produk-produk peternakan. Khususnya dalam rangka mendukung program strategis Presiden Prabowo yaitu Makan Bergizi dan Minum Susu yang berjalan pada Januari 2025.

Indonesia memiliki komoditas peternakan yang sangat strategis yaitu telur dan daging ayam ras yang telah mencapai swasembada. Kendati demikian, kata Agung, komoditas susu dan daging sapi masih defisit. 

“Percepatan penyediaan untuk pemenuhan daging dan susu sapi, bukan hanya untuk program Makan Bergizi dan Minum Susu, namun juga memenuhi kebutuhan reguler masyarakat,” tambah Agung. 

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mendukung penuh Kementan dalam meningkatkan produksi daging sapi dan susu guna mencapai swasembada. Bappenas juga telah memasukkan percepatan daging sapi dan susu menjadi program unggulan. 

Seiring dengan studi yang dilaksanakan tim UGM dan PRISMA, Ditjen PKH Kementan menyusun Peta Jalan Pembangunan Peternakan Nasional 2025 - 2035.

Prioritas Ditjen PKH yaitu pelaksanaan percepatan penyediaaan produksi daging sapi dan susu dengan menyusun perhitungan. Dalam 5 tahun ke depan Indonesia harus segera memasukkan 1 juta sapi perah maupun 1 juta indukan sapi pedaging untuk capai target di tahun 2029, yang tentunya dapat berdampak positif dalam hal penurunan impor produk daging sapi dan susu.

Selain penambahan populasi, strategi dalam Peta Jalan Pembangunan Peternakan Indonesia 2025-2035 diungkapkan Agung diantaranya penyelesaian regulasi pemerintah. Baik peraturan presiden, peraturan menteri termasuk regulasi-regulasi yang mendukung kebijakan percepatan produksi daging sapi dan susu tengah disesuaikan guna memperlancar iklim investasi. 

“Kami menargetkan dalam 100 hari Kabinet Merah Putih, beberapa regulasi inti seperti revisi kedua Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2016 diharapkan telah ditandatangani bapak presiden,” tutur Agung. 

Menurut Agung, identifikasi dan survei lokasi telah berlangsung, serta terdapat lebih dari 1,2 juta hektar lahan berstatus idle atau belum dioptimalkan. Sebagian besar lahan umum yang dimiliki BUMN dan pemerintah daerah. Tinjauan lahan-lahan tersebut akan dihubungkan dengan calon-calon investor yang mengembangkan peternakan sapi perah, baik terintegrasi maupun kemitraan dengan peternak rakyat.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Pertama Kedutaan Besar Australia, Sophie Roden juga memberikan apresiasi terhadap hasil kajian tersebut. Ia berharap, "Semoga hasilnya dapat menjadi acuan bagi Indonesia dalam merancang peta jalan yang memastikan keselarasan antara ketersediaan pasokan dan permintaan pasar, serta berkontribusi pada keberlanjutan industri peternakan jangka panjang."

Direktur Pangan dan Pertanian Bappenas, Jarot Indarto, menggarisbawahi tiga prioritas pembangunan nasional yaitu peningkatan ekonomi, pengentasan kemiskinan, dan ketahanan pangan. "Kedaulatan pangan dan peningkatan kualitas makanan bergizi berakar pada pemberdayaan pangan lokal, termasuk pangan akuatik, serta menjaga sumber nutrisi dan penguatan tata kelola sistem pangan," jelasnya.

Prof Dr Ir Ali Agus DAA DEA IPU ASEAN Eng, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, menegaskan potensi Indonesia sebagai salah satu mesin pertumbuhan ekonomi dunia. "Potensi pasar yang besar akan mendorong investasi," ujarnya. Ia juga menekankan perlunya percepatan penyediaan daging sapi dan susu untuk mendukung Program Makan Bergizi serta mewujudkan Indonesia Emas 2025 yang maju, adil, dan sejahtera. 

"Dengan kolaborasi dari berbagai pihak, kami optimis target ini dapat dicapai secara berkelanjutan," tutup Ali.

Serah Terima Laporan Studi

Sesi diskusi dalam seminar

Sesi serah terima studi dari UGM kepada PRISMA kemudian dilanjutkan dari PRISMA kepada Kementan berlangsung dengan khidmat.

Dalam seminar ini berlangsung sesi pemaparan oleh Prof Dr Ir Budi Prasetyo Widyiobroto sekaligus dihadiri Prof Ir Budi Guntoro SPt MSc PhD IPU ASEAN Eng selaku Dekan Fakultas Peternakan UGM. 

Acara ini juga dihadiri Staf Ahli Bidang Perdagangan Kementan, Dr Ir Nasrullah MSc kemudian Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dr drh Nuryani Zainuddin MSi dan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan, Tri Melasari SPt MSi.

Jelang akhir acara, sesi diskusi berlangsung dimoderatori Prof Ali serta dipandu tim PRISMA. Bersumber dari laman LinkedIn, PRISMA merupakan kemitraan inovatif antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia untuk menumbuhkan pasar pertanian di pedesaan Indonesia. (NDV)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer