-->

PELOPOR PETERNAKAN KAMBING PERAH DI SAMARINDA

Memerah Kambing, Menjadi Wisata Alternatif Bagi Anak Usia SD
(Foto : Istimewa)

Sudah besar niat Gusti Addy Rijani untuk mengembangkan peternakan kambing perah di Kota Tepian. Walau sempat dicibir, itu bukan soal. Setelah ilmunya dirasa cukup, empat ekor kambing etawa dia ternakkan. Dua tahun sudah, kini sedikitnya 50 ekor kambing perah siap memenuhi kebutuhan pasar.

Susu kambing memang tidak setenar susu sapi. Namun, hal itu yang justru ingin Gusti edukasi. Dari segi kesehatan, manfaatnya begitu banyak. Dia pun bertolak ke Jawa untuk belajar mengenai peternakan kambing perah. Ingin dia aplikasikan di Samarinda.

“Dari awal ya ada saja yang memadamkan semangat. Padahal, keinginan untuk ternak kambing perah itu besar. Ya dibilang kalau di Kalimantan, kambing perah itu enggak bakal bisa hidup. Soalnya, memang dari segi suhu, kambing perah itu cocoknya di suhu agak dingin,” jelasnya.

Sebelum memutuskan membangun peternakan pada 2022, berbagai riset dilalui Gusti. Peluang dari segi ekonomi menurutnya besar. Sebab, kambing yang banyak ditemui di Samarinda adalah kambing potong.

“Minum susu kambing juga termasuk dari sunah Rasulullah. Jadi, dari awal berdiri juga niatnya edukasi, bahkan sampai sekarang. Di Samarinda ini, yang saya lihat benar-benar fokus peternakan kambing perah itu cuma saya. Ada tapi enggak fokus dan enggak rutin,” lanjutnya.

Usaha yang dia beri nama Abah Antung Farm itu memiliki rumah produksi di Jalan M Said, Loa Bahu Samarinda. Sedangkan kandangnya, berada di Km 8 Loa Janan. Beragam jenis kambing dia ternakkan selain etawa.
“Yang mencibir atau nyinyir enggak hanya yang di Samarinda, tapi juga orang di Jawa. Soalnya, memang dari segi perawatan enggak segampang kambing potong. Ada perhatian khusus. Tapi alhamdulillah, jadi bukti kalau sekarang usaha saya berjalan sudah dua tahun,” beber pria kelahiran 1985 itu.

Dalam perjalanannya juga diakui tak mudah. Meski begitu, usahanya dalam edukasi mulai berbuah. Kini peminat produknya tak hanya dari Samarinda. “Balikpapan dan Berau ini permintaan cukup banyak. Jadi baru-baru ini ada agen di sana. Di Tarakan sudah jalan,” sambungnya.

Ada dua jenis susu fresh yang diproduksi. Yakni raw milk dan pasteurisasi. Dengan berbagai ukuran mulai 200 mililiter (ml) hingga 1 liter. Saat ini juga mulai merambah produk susu bubuk. Segala peralatan sudah siap untuk produksi.

“Ini tinggal tunggu proses dari BPOM untuk layak edar yang susu bubuk. Kapasitas produksi dari 50 ekor kambing itu belum semua bisa diperah. Soalnya kan hanya untuk kambing yang menyusui. Yang produktif itu ada 15 ekor, 5-10 liter per hari. Nah yang 35 ini lagi proses, alhamdulillah ada yang siap kawin, ada yang lagi hamil, ada yang masih menyusui. Jadi, ke depan bisa lebih siap untuk memenuhi kebutuhan pasar yang perlahan mulai naik,” paparnya.

Masa laktasi kambing perah pun hingga satu tahun. Tentu dengan perawatan khusus. Berdasarkan pengalaman, perlahan Gusti juga mulai bisa menemukan celahnya. Semua cibiran berhasil dia tepis. Kambing perah miliknya terbukti menghasilkan.

Saat ini, diakui yang perlu pembenahan adalah penjualan. Sebab, stigma susu kambing masih dianggap hanya untuk pengobatan atau orang tua. Sehingga kebanyakan, pelanggannya adalah mereka yang memang tahu manfaat susu kambing.

Peluang pasar yang tinggi, Gusti juga membuka peluang untuk siapa saja yang tertarik memiliki usaha serupa. Sehingga, nantinya bisa membangun ekosistem peternakan kambing perah di Samarinda.

“Ambil kambing, ambil pakan bisa dari saya. Nanti dibantu untuk pengembangannya. Tantangannya juga masih di mindset, ternak kambing potong kan lebih gampang jadi sedikit yang melirik kambing perah. Harapannya memang semoga semakin teredukasi,” sebutnya.

Bahkan di awal, Gusti sempat ragu untuk promosi. “Soalnya, takut permintaan banyak tapi ketersediaan sedikit. Sekarang sudah sesuai lah antara kebutuhan dan stoknya,” tutup dia. (INF)

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL POPULER MINGGU INI

Translate


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer