![]() |
Mentan Syahrul Yasin Limpo (Foto:Dok. Kementan) |
Menteri
Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo menyatakan siap menyambut potensi
wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk bisa meningkatkan populasi dan produksi
komoditas peternakan.
Menurutnya,
pengelolaan yang maksimal dinilai bisa memberikan dampak signifikan terutama
dalam pemenuhan pasar ekspor. Karena itu, dirinya akan melakukan Gerakan tiga
kali ekspor (Gratieks).
Tak
hanya itu, nota kesepahaman tentang peningkatan populasi dan produksi untuk
percepatan ekspor komoditi peternakan pun telah dilakukan antara Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Gubernur Provinsi NTT Viktor
Bungtilu Laiskodat.
"Kami
sepakat bekerjasama untuk mewujudkan peningkatan populasi dan produksi dalam
rangka ekspor komoditas peternakan. Apalagi NTT merupakan salah satu lumbung
ternak sapi Nasional dan Kabupaten Kupang merupakan salah satu daerah penyuplai
terbesar kebutuhan protein hewani," kata Syahrul melalui keterangan tertulisnya,
Minggu, (15/12/2019).
Dalam
nota kesepakatan ini, Pemprov NTT harus mampu meningkatan produksi komoditas
peternakan antara lain sapi potong dan unggas minimal 7 persen per tahun.
Dorongan ini juga dimaksudkan agar terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja
subsektor peternakan dan kesehatan hewan.
"Kami
mendukung pembangunan pertanian di NTT. Oleh karena itu, sarana prasarana dan
pengembangan komoditas menjadi prioritas, tapi harus sesuai dengan agroklimat
dan ekosistem agar bisa berkembang," ujar Syahrul.
Kementan
akan terus memfasilitasi peternak di berbagai wilayah di NTT dengan memberikan
bibit unggulan untuk bisa dikembangkan. Syahrul menegaskan jumlah bantuan dan
pendampingan akan ditingkatkan pada 2020 sebagai langkah percepatan produksi.
"Semua
peluang upaya harus dilakukan termasuk kerja sama dengan perguruan tinggi,
insemenasi buatan untuk sapi juga perlu digenjot, karena kebutuhan daging
terutama di akhir tahun menjelang Natal dan tahun baru biasanya cukup
tinggi," tuturnya.
Syahrul
juga menekankan para peternak tak ragu memanfaatkan akses permodalan di program
kredit usaha rakyat (KUR). Saat ini, prioritas telah dialokasikan untuk sektor
peningkaan produksi pertanian dan peternakan.
"Kita
ada dana KUR, nilainya Rp50 triliun dengan bunga rendah, hanya 6 persen.
Silahkan Pak Gubernur manfaatkan untuk membantu peternak dan petani. Kostratani
selain dipersiapkan untuk mengelola dan pengawasan, juga dipersiapkan untuk
membuat ekosistem pertanian yang baik dengan teknologi IT membantu pertanian lebih
smart," ungkapnya.
Kebutuhan
daging sapi nasional juga masih besar untuk diisi produk dalam negeri dengan
harga jual yang kompetitif. Dukungan Pemerintah NTT pun diyakini bisa mewujudkan
ketahanan pangan terutama untuk komoditas daging sapi yang masih banyak
diimpor.
“Kita
perlu menggerakkan seluruh sumber daya yang dimiliki termasuk kontribusi daerah
dalam pembangunan peternakan," tuturnya.
Sementara
itu, Gubernur NTT Viktor Laiskodat bertekad menjadikan peternakan di wilayahnya
jadi yang terbesar di Indonesia. Pengelolaan sapi akan dibuat modern agar
memenuhi kebutuhan pasar potensial, termasuk daging premium. Viktor juga
menginginkan kejayaan daging dari NTT yang pernah membanjiri pasar Hongkong
agar bisa kembali diwujudkan.
"Kami
mengharapkan peternak rakyat kedepan menguasai daging premium dan Indonesia
tidak lagi mengimpor daging premium" tandas Viktor. (Sumber: pasardana.id)