![]() |
BET Cipelang, Bogor (Foto: Ditjen PKH) |
Embrio
ternak (pedet unggulan) hasil produksi Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, Bogor salah satu unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan (Ditjen PKH), Kementerian Pertanian menarik minat pemerintah Bangladesh.
Hal
ini terbukti pada saat kunjungan delegasi Kementerian Perikanan dan Peternakan
Bangladesh ke BET Cipelang, Senin, 21 Oktober 2019.
Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Kementerian Pertanian, I
Ketut Diarmita ketika dikonfirmasi membenarkan hal tersebut dan mengatakan
bahwa Kementan selalu mendorong kegiatan ekspor berbagai produk peternakan dan
kesehatan hewan, termasuk untuk produk embrio ternak.
Untuk
ekspor embrio ternak ini, Kementan masih melakukan pembahasan dan persiapan
terkait tarif Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang akan dikenakan,
meliputi perhitungan biaya produksi dan distribusi ke negara lain.
“Setelah
semua siap, kita dorong BET untuk segera ekspor produknya ke mancanegara,”
ujarnya.
Sementara
itu, Oloan Parlindungan, Kepala BET Cipelang menyampaikan bahwa ketertarikan
para delegasi dari Bangladesh ini terlihat dari keinginan mereka untuk
mengirimkan pegawai teknisnya ke BET Cipelang agar dapat belajar tentang embrio
transfer di Indonesia.
Salah
satu yang diminati adalah terkait pengembangan sapi Belgian Blue. Belgian Blue
adalah salah satu sapi unggulan yang dikembangkan di BET Cipelang.
Sampai
September 2019, terdapat 103 kelahiran Belgian Blue di BET Cipelang, dan jumlah
ini adalah kedua terbanyak setelah BPTU-HPT Sembawa dengan jumlah kelahiran
sebanyak 139 ekor.
“Mereka
tertarik untuk belajar dan mengembangkan sapi dengan teknologi embrio transfer,
dan juga belajar tentang pengelolaan kegiatan upaya khusus sapi indukan wajib
bunting (Upsus Siwab),” tambahnya.
Hal
senada diungkapkan oleh Pulakesh Mondal, Senior Assistant Chief, Ministry of
Fisheries and Livestock Bangladesh yang menyatakan banyak hal penting yang
dipelajari oleh delegasi Bangladesh di BET Cipelang ini.
“Kami
punya banyak Balai Inseminasi Buatan di Bangladesh, tapi belum ada unit yang
menangani transfer embrio, dan ini menarik bagi kami,” lanjutnya.
Kunjungan
delegasi Bangladesh kali ini masih merupakan rangkaian dari kegiatan Livestock
& Dairy Development Project (LDDP), suatu program peningkatan kapasitas
dari pemerintah Bangladesh yang didanai oleh Bank Dunia.
Tujuan
dari kunjungan delegasi Bangladesh ke Indonesia ini adalah untuk memahami
beberapa praktek pengelolaan persusuan, strategi produksi, sampai pada
bagaimana peternak mendapat manfaat dari industri persusuan di lndonesia. Di
BET Cipelang mereka belajar bagaimana menciptakan sapi perah yang mempunyai produksi
susu tinggi melalui teknologi embrio transfer dan inseminasi buatan.
“Ini
adalah kali kedua dalam tahun ini, Kementerian Perikanan dan Peternakan
Bangladesh mengirimkan para pejabat dan stafnya untuk belajar ke Indonesia. Hal
ini menunjukan bahwa sistem pengembangan sapi dan pengelolaan persusuan di
Indonesia diakui kualitasnya,” pungkas Ketut. (Sumber: monitor.co.id)
0 Comments:
Posting Komentar