Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) Jawa Tengah (Jateng), pekan lalu menyelenggarakan Seminar Strategi Antisipasi Penyebaran Virus African Swine Fever (ASF) di Studio Dreamlight World Media, Semarang.
Kendati belum terindikasi adanya virus ASF di Indonesia, tapi
penyakit eksotik pada babi ini telah penyebabkan keresahan para peternak di
Jateng.
"Karena
apapun, Jateng salah satu penyangga kebutuhan daging babi untuk provinsi yang
lain. Maka posisi ini harus dipertahankan untuk kesejahteraan warga di
Jateng,"
Hal tersebut diutarakan Drh Abdullah, Kabid Veteriner Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Disnakkeswan) Provinsi Jateng.
"Jateng memiliki 10 pos lalulintas ternak yang memeriksa semua ternak,
termasuk babi. Kami khawatir jika kendaraan pengangkut ternak ini tidak melalui jalur yang umum.
Misalnya jika lewat jalan tol saja, sudah tidak terpantau. Maka dinas akan
memperketat izin pengangkutan ternaknya di kabupaten/kota," terangnya.
Untuk
antisipasi ASF, maka dilakukan biosekuriti, yaitu melalui isolasi/pemisahan,
sanitasi, pengandalian lalulintas, pengendalian hama, dan pembuangan bangkai
babi. Virus ASF pertamakali ditemukan di Kenya, Afrika pada 1921 dan belum ada
obat maupun vaksinnya. (Sumber: www.suaramerdeka.com/INF)