![]() |
Meluasnya persebaran virus flu babi Afrika, Indonesia jajaki peluang perbesar ekspor babi. (Foto: Pixabay) |
Seiring meluasnya persebaran
virus African Swine Fever (ASF) atau
flu babi Afrika di sejumlah negara produsen, Indonesia tengah giat menjajaki
peluang untuk memperbesar pangsa pasar ekspor babi. Sejauh ini, kasus kematian
akibat virus tersebut belum ditemukan di Indonesia meski telah ditemukan di
negara Asia Tenggara lain seperti Vietnam, Laos, dan Kamboja.
"Peluang untuk memperluas
ekspor sangat besar. Kami sedang dalam upaya ke arah itu," kata Direktur
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Fini Murfiani, Kamis (22/8).
Fini tak merinci negara mana saja
yang masuk dalam daftar penjajakan ekspor. Namun, tak memungkiri terdapat
peluang ke negara-negara yang tengah menghadapi koreksi produksi akibat wabah
virus flu babi Afrika.
"Produksi babi sendiri
tentunya surplus. Negara tujuan ekspor mana pun, selama ada peluang kami akan
kejar," sambung Fini.
Pasar utama ekspor babi baik
dalam bentuk hidup maupun daging sendiri masih dipegang Singapura. Kementerian
Pertanian mencatat nilai ekspor babi ke negara tersebut sejak 2014 sampai
semester I/2019 mencapai nilai Rp3,04 triliun.
Sementara nilai total ekspor babi
hidup yang telah dicatat Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan nilai Rp4,31
triliun (kurs Rp14.000/US$) sepanjang sepanjang 2013-2017.
Berdasarkan dat BPS, rata-rata
konsumsi daging babi di Indonesia berkisar di angka 0,22 kg per kapita per
tahun selama periode 2013-2017 dengan konsumsi tertinggi pada 2017 di angka
0,26 kg per kapita per tahun.
Terlepas dari statistik tersebut,
konsumsi daging babi tak bisa dibilang sedikit. Ketua Gabungan
Usaha Peternak
Babi Indonesia (GUPBI) Bali Ketut Hari Suyasa menyebutkan konsumsi daging babi
juga merupakan bagian dari budaya yang tak terpisah dari masyarakat Bali.
Hal ini terlihat pula pada tren
konsumsi di sejumlah provinsi sentra produksi daging babi seperti Sumatera
Utara, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.
Rencana untuk memperluas pasar
ekspor pun disambut baik oleh Hari selaku peternak. Kendati demikian, dia mengharapkan
pemerintah dapat memberi bimbingan lebih kepada peternak rakyat agar manfaat
perluasan pangsa ekspor tersebut tak hanya dirasakan segelintir pelaku usaha.
(Sumber: bisnis.com)
0 Comments:
Posting Komentar