Foto bersama usai diskusi perkandangan yang dilaksanakan di Tasikmalaya, Jawa Barat. (Foto: Istimewa) |
Atap merupakan infrastuktur yang sangat penting dalam pembuatan kandang. Pemilihan bahan atap kandang juga tak sembarangan, mengingat akan bepengaruh pada kondisi ternak unggas yang dipelihara, baik untuk boiler maupun layer.
Hal tersebut seperti dikupas pada acara diskusi seminar teknis bertajuk “Meningkatkan Produktivitas Peternakan Ayam dengan Atap yang Kuat dan menguntungkan” yang dilaksanakan di Graha Resto Plaza Asia, Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin, 24 Juni 2019.
Saat ini, jumlah kandang ayam di wilayah Priangan Timur seperti Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan Garut cukup banyak. “Hanya kandang- kandang tersebut sudah berumur sekitar 20-30 tahun dan umumnya menggunakan atap genteng dan rumbia. Untuk atap genteng kurang efisien karena harus menggunakan struktur tahanan yang kuat dan rawan bocor. Sedangkan rumbia, masa ketahanannya tidak lama dan mudah terbakar,” ujar Ajat Darajat, tokoh perunggasan Priangan Timur, dalam keterangan tertulis yang diterima Infovet, Senin (24/6/2019).
Pada kesempatan yang sama, salah satu praktisi perunggasan yang menjadi pembicara, Setya Winarno, menambahkan, model atap kandang yang digunakan peternak mandiri atau UMKM kebanyakan menggunakan bahan rumbia dan genteng. Karena itu harus ada alternatif penggunaan atap kandang yang lebih baik, seperti bahan fiber semen.
“Penggunaan atap rumbia memang sejuk, tapi sulit didapat dan tidak tahan lama. Sedangkan atap fiber semen kontruksinya mudah dan tahan lama. Pada intinya saat ini bahwa peternak UMKM terkait modernisasi perkandangan adalah sebuah keharusan,” kata Winarno.
Lebih jauh mengenai atap berbahan fiber semen disampaikan Chief of Marketing Officer PT Djabesmen, Pepy Alamsjah. Ia mengklaim, atap kandang sangat baik jika menggunakan fiber semen, sebab Indonesia merupakan negara tropis sehingga dibutuhkan konstruksi atap kandang yang kuat dan ekonomis.
“Atap fiber semen adalah bahan paling ekonomis untuk atap agar dapat bertahan selama 40-50 tahun. Atap produksi kami berdasarkan pengalaman peternak sangat cocok untuk kandang dan hasil produksi ternak tetap baik,” kata Pepy.
Pada diskusi tersebut juga dihadirkan pembicara lain yang merupakan Ahli Kesehatan Unggas dari TRI Group, Eko Prasetio, yang menyampaikan materi mengenai “Tingkatkan Performa Kandang Ayam Demi Meningkatkan Performa Ayam”. Diskusi pun berjalan cukup ramai dengan dihadiri sekitar 100 orang peternak yang terdiri dari peternak broiler, technical service obat hewan, peternak ayam pejantan dan layer di sekitar wilayah Priangan Timur. (INF)
0 Comments:
Posting Komentar