Ayam broiler modern saat ini secara genetik mampu untuk
tumbuh cepat dengan
tingkat efesiensi tinggi, selama 35 hari pemeliharaan berat badan rata-rata bisa mencapai 2 kg. Ayam petelur modern lebih efesien dengan kemampuan produksi
telur 360-370 butir selama periode pemeliharaan 65 minggu. Namun,
keunggulan genetik saja tidak bisa menjamin sebagai satu-satunya penentu keberhasilan dalam beternak
ayam. Lantas?
Bak mesin produksi daging, broiler modern
yang ada saat ini secara genetik mampu untuk tumbuh cepat dengan tingkat
efesiensi pemakaian pakan cukup tinggi, di mana masa pemeliharaan selama 35 hari mampu tumbuh dengan
berat badan rata-rata 2 kg dan feed conversi ratio (FCR)-nya 1,6 poin. Untuk ayam tipe
petelur modern sudah lebih efesien dalam hal konsumsi pakan dengan kemampuan
produksi telur yang cukup tinggi, yakni mampu menghasilkan telur sebanyak 360-370 butir selama periode pemeliharaan 65 minggu dengan FCR-nya 2,05. Namun
demikian, keunggulan secara genetik saja tidak bisa dijadikan jaminan satu-satunya
untuk ayam broiler modern untuk dapat tumbuh cepat dengan FCR rendah. Begitu
pula halnya dengan dengan ayam petelur modern, faktor genetik bukanlah
satu-satunya untuk mampu menghasilkan jumlah telur yang cukup tinggi dengan FCR
yang rendah pula.
Bibit ayam broiler maupun petelur dengan genetik unggul
akan mucul potensinya untuk bisa tumbuh maksimal dengan keseragaman pertumbuhan yang tinggi, bila dalam masa
pemeliharaannya didukung dengan praktek manajemen yang baik. Agar dapat
diperoleh performance optimal, maka
sangat penting untuk diperhatikan keseluruhan aspek manajemen selama masa
pemeliharaan, serta didukung dengan program kesehatan dan vaksinasi dan biosekuriti yang
memadai, sesuai dengan kondisi dan tantangan penyakit yang ada di lapangan.
Berkenaan dengan aspek manajemen, agar ayam broiler dan
petelur yang unggul secara genetik akan mampu tumbuh optimal, dengan tingkat
keseragaman yang tinggi serta menghasilkan performance
maksimal, maka perlakuan pada saat masa brooding
sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan ayam broiler maupun petelur modern
pada tahap selanjutnya. Selama masa brooding
(14-21 hari pertama umur anak ayam) harus diperhatikan dan
diatur sebaik mungkin untuk dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan anak ayam, diantaranya pemanas,
penerangan, pakan dan air minum.
Kondisi optimal masa brooding,
di mana kebutuhan
akan pemanas dan asupan nutrisinya terpenuhi dengan baik (sesuai kebutuhan anak
ayam), akan sangat membantu proses pembelahan dan sekaligus pembesaran sel-sel
dalam tubuh anak ayam. Sehingga dengan pembelahan dan sekaligus pembesaran
sel-sel yang maksimal (sesuai dengan potensi genetiknya), dengan sendirinya
ayam akan mampu tumbuh cepat dengan pencapaian berat badan optimal, tingkat
keseragaman yang tinggi serta tingkat efesiensi pakan yang maksimal pula.
Pentingnya Perlakuan Masa Brooding
Permulaan yang baik
adalah faktor penting dalam memaksimalkan keuntungan pada pemeliharaan ayam
broiler maupun petelur modern. Pada anak ayam yang baru menetas, cenderung
sistem pertahanan tubuh dan organ pencernaan serta organ vital yang lainnya
belum berkembang dan berfungsi dengan baik, oleh karena itu penanganan yang
baik selama periode awal selama masa brooding
sangat menentukan perkembangan dan pertumbuhan
serta produktivitas ayam pada periode selanjutnya.
Semua perlakuan berkenaan
dengan semua aspek manajemen yang diberikan pada anak ayam selama masa brooding menjadi hal yang sangat
penting, oleh karena semua jenis perlakuan yang dijalankan dengan
sebaik-baiknya selama masa brooding
sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan ayam pada tahap selanjutnya.
Di samping pemberian pakan
dan minum yang baik dan benar, pemberian pemanas, penyinaran yang memadai dan
senantiasa menjaga kelembaban litter, serta ventilasi yang memadai selama masa brooding, akan sangat menentukan
pertumbuhan awal dari anak ayam. Semua perlakuan tersebut di atas selama masa brooding, bertujuan untuk memastikan
ayam senantiasa nyaman untuk melakukan aktivitas makan dan minum (baik siang
maupun malam hari), sehingga nutrisi yang diperlukan untuk pembelahan dan
sekaligus pembesaran sel-selnya menjadi tersedia sesuai kebutuhan untuk mampu
tumbuh optimal.
Sistem Pemanas Ideal Daerah Tropis
Indonesia yang
terlentak pada lintang Khatulistiwa, di mana hampir
keseluruhan wilayahnya memiliki iklim tropis dengan hanya dua kali perubahan
musim sepanjang tahunnya. Kondisi cuaca daerah berikilim tropis memiliki
karakter perubahan temperatur antara siang dan malam yang cenderung ekstrim
dengan tingkat kelembaban yang cenderung tinggi pula, yakni antara 70-85% di siang
hari dan sampai lebih dari 90% dimalam hari.
Kelembaban yang
relatif
tinggi seperti daerah pegunungan ketinggian
300 m di atas permukaan air laut
(dpl) kelembaban udaranya bisa mencapai 80-95% RH, bila
pemanas yang diberikan kepada anak ayam menggunakan alat pemanas dengan sistem
konveksi (udara yang dihangatkan), di mana ventilasi dalam kandang sangat dibatasi atau dengan cara
memasang tirai di dalam kandang yang tertutup cukup rapat,
untuk mencegah agar udara hangat yang dihasilkan oleh alat pemanas tidak
terbuang keluar area brooding. Maka
dengan adanya kombinasi antara kelembaban yang relatif tinggi (diatas 85% RH)
dengan temperatur udara yang cukup tinggi, antara 30o-34o C, bahkan
lebih yang dihasilkan oleh alat pemanas, akan cenderung membuat hawa udara
dalam kandang jadi terasa pengap dan membuat anak ayam jadi nampak tidak nyaman. Hal mana dapat
ditandai adanya reaksi silent panting. Kondisi ini menyebabkan nafsu
makan anak ayam berkurang, maka akibatnya konsumsi pakan berkurang pula,
sehingga pembelahan sel dan pertumbuhan anak ayam selama masa brooding jadi kurang optimal.
Pada daerah
tropis dengan tingkat kelembaban udara yang relatif tinggi, yakni di atas 80% RH, sistem pemanas yang sangat ideal untuk anak ayam
adalah dengan menggunakan pemanas sistem radiasi sinar inframerah (Infrared radiant heating system). Dengan
menggunakan pemanas sistem radiasi sinar infra merah yang dihasilkan oleh alat
pemanas, di mana panas dari pancaran sinar inframerah
yang dihasilkan oleh alat pemanas, tidak secara langsung memanaskan atau
menghangatkan udara ruangan dalam kandang atau brooding area, namun secara langsung memberikan efek rasa hangat
kepada anak ayam dan objek lain yang ada di bawah alat
pemanas. Prinsip kerja alat pemanas dengan sistem radiasi sinar inframerah ini,
meniru prinsip kerja matahari dalam menghasilkan panas yang
dipancarkan dalam bentuk gelombang sinar inframerah ke seluruh objek yang mampu
disinarinya, untuk memberikan efek rasa hangat atau mengurangi kelembaban serta
mengeringkan objek yang disinarinya.
Pemanas
dengan sistem radiasi sinar inframerah, di samping bisa
lebih menghemat pemakaian sumber energinya (lebih hemat terhadap pemakaian gas),
juga sangat optimal bisa memberikan rasa hangat kepada anak ayam tanpa
mengurangi rasa nyaman ayam untuk mendapatkan udara segar yang kaya akan
oksigen. Sekalipun temperatur udara dalam lingkungan brooding cukup rendah, yakni temperatur udara dalam lingkungan area
brooding atau keseluruhan kandang di bawah temperatur ideal yang diperlukan oleh anak ayam, namun
selama alat pemanas yang digunakan secara konstan memancarkan sinar inframerah
dengan intensitas sinar sesuai kebutuhan anak ayam, maka anak ayam akan tetap
merasa hangat.
Pada kandang
sistem terbuka, dengan menggunakan pemanas
sistem radiasi sinar inframerah,
tidak lagi membutuhkan adanya chick guard
(lingkaran untuk brooder) dan tirai
dalam. Dan pada closed house, dengan
menggunakan pemanas sistem radiasi sinar inframerah, bisa lebih banyak memasukkan udara segar ke dalam kandang tanpa
khawatir anak ayam jadi kedinginan, karena alat pemanas secara konstan tetap
memancarkan sinar inframerah, sehingga anak ayam tetap merasa hangat dan nyaman
untuk minum dan makan, karena udara dalam ruangan kandang atau dalam area brooding tidak menjadi pengap.
Aspek Penting Pemberian Pemanas Selama Brooding
Pengaturan dan pemakaian pemanas:
·
Pasang alat pemanas yang
sudah disiapkan beserta perlengkapan lainnya sesuai dengan rekomendasi dari supplier dan sesuai kebutuhan.
·
Pemanas dinyalakan sebelum
DOC ditebar ke dalam kandang, untuk
mengkondisikan lingkungan kandang
dengan temperatur area brooding sesuai kebutuhan anak ayam. Sehingga DOC yang ditebar ke dalam area brooding, diharapkan langsung dapat
beradaptasi.
·
Sesuai kondisi iklim
tropis, lama waktu pemanasan awal (pre-heating)
sebelum DOC ditebar, berkisar
antara ½-2 jam tergantung jenis
alat pemanas yang digunakan dan disesuaikan dengan kondisi iklim, tipe kandang dan sistem pengaturan tirai
kandang. Temperatur udara pada area brooding
saat pre-heating berkisar antara 18o-30o C dan temperatur pada
litter harus sudah didapat antara 32o-38o C (diukur dengan Space Thermometer), posisi di bawah infrared radiant heater (alat pemanas) pada kandang dengan sistem
lokal brooder.
Pengaturan Temperatur Selama Brooding
Pengaturan alat pemanas, tempat pakan dan
minum, serta luas area brooding, sangat mempengaruhi kondisi
ideal dalam area brooding. Untuk
memastikan agar ayam dapat tumbuh sehat dan relatif tahan terhadap gangguan
penyakit, serta memberikan respon yang baik terhadap semua perlakuan manajemen
yang diberikan selama periode awal pertumbuhannya, pastikan ayam ditempatkan
pada brooding sistem (indukan buatan)
selama 2-3 minggu pertama atau
tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca/iklim di lapangan.
Temperatur lingkungan yang dibutuhkan oleh
anak ayam umur 1-7
hari antara 32o-34o C. Temperatur di bawah 30o C membuat anak ayam
menjadi tidak mampu untuk menjaga temperatur tubuhnya, sehingga dapat berpengaruh
pada kondisi kesehatan dan perkembangan selanjutnya dari anak ayam tersebut.
Selama anak ayam ditempatkan dalam indukan
buatan, agar ayam tetap merasa nyaman, beberapa hal berikut harus diperhatikan:
·
Anak ayam (DOC) yang
ditempatkan dalam area brooding, di mana temperatur untuk
menghasilkan rasa hangat sudah diatur sebelumnya, sesuai dengan kebutuhan anak
ayam.
·
Untuk setiap kandang
dengan menggunakan gas brooder radiasi
infra merah sebagai alat pemanasnya, tidak diperlukan lagi adanya chick guard dan tirai dalam untuk
menjaga udara hangat dalam area brooding.
·
Pada umur satu hari, khususnya
pada malam hari anak ayam membutuhkan temperatur pada lantai brooding atau pada level ketinggian anak
ayam antara 32o-38o C dengan temperatur untuk
seluruh ruangan berkisar antara 18o-28oC atau tergantung kondisi
cuaca. Temperatur dalam area brooding
dan lantai kandang dapat
dikurangi 2o C
setiap 4-5 hari, sampai akhirnya disesuikan dengan temperatur seluruh ruangan
pada kandang sistem terbuka.
·
Sebagai indikator yang
baik, apakah temperatur yang dibutuhkan oleh anak ayam sudah sesuai atau tidak,
dapat dilihat dari pola penyebaran anak ayam dalam area brooding. Untuk membuat temperatur yang ideal dalam area brooding sesuai dengan kebutuhan anak
ayam, di samping
dengan cara mengatur intensitas panas dari sistem pembakaran yang dihasilkan
oleh alat pemanas yang dipergunakan, juga dengan mengatur ketinggian alat
pemanas. Pastikan bahwa anak ayam tetap merasa hangat dan terdistribusi merata
dalam area brooding, baik saat siang
mapun tengah malam hari.
Demikian yang dapat penulis sampaikan
berkenaan dengan pentingnya optimalisasi pemakaian pemanas selama periode brooding untuk memaksimalkan
keberhasilan pemeliharaan ayam modern. Semoga artikel sederhana ini, bermanfaat untuk para pembaca, khususnya
para peternak ayam.
Drh Wayan Wiryawan
Asosiasi
Dokter Hewan
Perunggasan
Indonesia (ADHPI)
0 Comments:
Posting Komentar