Center for Indonesian Veterinary Analytical Studies (CIVAS), kembali menyelenggarakan seminar
nasional tahunan dan sekaligus merayakan hari jadi CIVAS yang ke-10, pada 27
Februari 2016, Infovet yang berkesempatan menjadi media partner turut hadir di
Gedung Kusnoto, Bogor, Jawa Barat. Kali ini tema yang diangkat adalah
“Penguatan Peran Masyarakat dan Swasta Sebagai Mitra Menuju Indonesia Bebas
Rabies”.
![]() |
Drh. Tri Satya Naipospos (tengah) dan pengurus CIVAS lainnya bersama dua pembicara seminar Drh. I Ketut Diarmita (ketiga kiri) dan Dr. Luuk Schoonman (kedua kanan). |
Mengawali acara seminar, selaku
Ketua Badan Pengurus CIVAS, Drh. Tri Satya Naipospos, mengatakan, selama satu
dekade CIVAS berdiri, merupakan momentum yang baik karena tidak mudah
mencapainya. Menurutnya, CIVAS yang merupakan sebuah organisasi mitra di bidang
pengembangan kajian dan studi kesehatan hewan, selalu berkontibusi dalam
mengembangkan dan melakukan kajian dan studi di bidang kesehatan hewan,
kesehatan masyarakat veteriner, kesejahteraan hewan dan lingkungan.
Selama berdiri dari tahun 2005, dijelaskan
olehnya, CIVAS selalu memberikan dukungan dan mendorong tindakan dan
pelaksanaan ‘good veterinary govermance’
melalui kemitraan pemerintah dan swasta (KPS), dengan kajian lapang, publikasi,
seminar lokakarya, public awareness
dan pelatihan. “Kita bangun jaringan dan kemitraan dengan pemerintah lewat
jejaring apa saja yang bisa kami dekati. Dan kita banyak menemukan permasalahan-permasalahan
yang sangat kompleks baik teknis maupun non-teknis,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, banyak program
yang sudah dilakukan CIVAS, diantaranya studi-studi kasus penyakit Avian Influenza
(2006-2010) bersama FAO, Colorado State Uni, USDA APHIS dan Wageningen UR, yang
dilanjutkan dengan studi mengenai Ecohealth Rabies di Bali (2011-2014) bersama
IDRC/ILRI, kemudian studi Resistensi Antimikrobial (2013-2016) bersama IDRC.
Terkait penyakit rabies yang masih
marak, ia menyatakan, perlu adanya upaya khusus yang ekstraordinari untuk
menanganinya. “Tidak selalu hanya dengan vaksin, perlu ada perhatian khusus
seperti sumber daya manusianya, dan bagaimana menggalang banyak dokter hewan
untuk ikut serta mengatasi rabies. Harus kita rubah polanya, dengan strategi
yang tepat untuk mencapai bebas rabies,” pungkasnya.
Sebagai informasi, pada acara
seminar nasional CIVAS turut hadir sebagai pembicara Direktur Kesehtan Hewan
Kementerian Pertanian Drh. I Ketut Diarmita, FAO-ECTAD Chief Technical Adviser Dr. Luuk Schoonman, dan Ketua Yayasan
Yudistira Swarga Drh. Ni Made Restiati, serta Ketua Badan Pengurus CIVAS Drh.
Tri Satya Naipospos. (rbs)
0 Comments:
Posting Komentar