Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Search Posts | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

ITIK MASTER, BIBIT NIAGA PENGHASIL TELUR

Indonesia memiliki beragam itik unggul yang melalui seleksi untuk pemurnian dan pembentukan galur baru yang memiliki daya adaptasi, kecepatan tumbuh dan produktivitas yang lebih tinggi. (Sumber: bptu)

Krisis ekonomi global menjadikan perekonomian Indonesia terdampak akan hal tersebut. kejadian itu membuat masyarakat berpikir kembali kepada potensi yang dimiliki Indonesia yakni memanfaatkan sumber daya hayati atau sumber daya alam potensial untuk dikembangkan. Salah satunya ternak itik. Saat ini cukup banyak daerah- daerah yang sudah menjadi sentra produksi itik lokal dan menjadi usaha pokok masyarakat.

Potensi bahan pakan itik yang tersedia sepanjang tahun dengan harga relatif murah, menjadi salah satu alasan para peternak. Itik dapat diberi pakan berupa sisa atau hasil sampingan pertanian dan perikanan seperti dedak padi, bungkil kelapa, bungkil kedelai, polard, kepala udang atau tepung ikan. Bahan pakan tersebut tersedia hampir di seluruh Indonesia. Disamping itu, kemajuan teknologi menciptakan pakan konsentrat yang tambah memudahkan peternak menyediakan ransum itik yang efesien dan praktis.

Patut disyukuri pula karena Indonesia memiliki beragam itik unggul yang melalui seleksi untuk tujuan pemurnian dan pembentukan galur itik baru yang memiliki daya adaptasi, kecepatan tumbuh, produktivitas daging dan telur yang lebih tinggi.

Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Kementerian Pertanian yang berlokasi di Ciawi, Bogor, setelah melakukan penelitian bertahun-tahun, sukses menemukan “itik Master” persilangan antara parent stock Mojomaster-1 Agrinak (jantan) dan Alabimaster-1 Agrinak (betina).

Keterangan: 
- Penetapan Galur Itik Alabimaster-1 Agrinak : SK Mentan No. 360/Kpts/PK. 040/6/2015
- Penetapan Galur Itik Mojomaster-1 Agrinak : SK Mentan No. 361/Kpts/PK.040/6/2015

Bermula penelitian yang dilakukan para pakar itik Balitnak diarahkan pada evaluasi kemampuan produksi berbagai jenis itik lokal dan akhirnya diperoleh itik hibrida MA (Mojosari x Alabio) yang dinamakan itik Master. Itik ini diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungan dan berpotensi sebagai bibit penghasil telur dengan sistem pengandangan.

Keunggulan
A. Keunggulan Biologis
Ada beberapa keunggulan biologis dari itik Master yang tidak selalu dimiliki jenis itik lainnya, yaitu:
• Identifikasi jenis kelamin pada saat menetas mudah sekali, hanya berdasarkan warna bulu, dimana DOD (day old duck) jantan berwarna lebih gelap daripada betina.
• Pertumbuhan DOD jantan lebih cepat, sehingga cocok untuk penggemukan sebagai itik potong.
• Warna bulu spesifik dan sangat seragam.
• Warna kulit telur seragam hijau kebiru-biruan.

B. Keunggulan Teknis
Keunggulan teknis yang sangat menunjang perolehan keuntungan beternak itik Master dapat dilihat sebagai berikut:

Karakteristik Produksi Itik Master
Uraian
Ukuran
Keterangan
Rata-rata Produksi Telur per Tahun (butir)
265
15% lebih tinggi
Puncak Produksi Telur (%)
94
10-15% lebih tinggi
Umur pertama bertelur (minggu)
18
4 minggu lebih awal
Masa Produksi Telur (bulan/siklus)
10-12
Tanpa rontok bulu
Rasio penggunaan pakan (FCR)
3,2
-
Tingkat Kematian (%)
≤ 1%
Sangat rendah
Sumber: Balitnak, Ciawi, Bogor (2016).

Rekomendasi Kebutuhan Gizi Pakan
Untuk menunjang keunggulan genetik itik Master, perlu dipenuhi kebutuhan gizi pakannya seperti pada tabel berikut:

Kebutuhan Gizi Pakan Itik Master
Kebutuhan Gizi
Anak Itik
(0-8 minggu)
Dara
(8-20 minggu)
Dewasa
(≥ 20 minggu)
Protein (%)
17-20
16
17-19
Energi (Kkal/Kg)
3.100
2.300
2.800
Kalsium (%)
0,60-10,10
0,60-10,10
2,90-3,25
Fosfor tersedia (%)
0,60
0,60
0,60
Sumber: Balitnak, Ciawi, Bogor (2016).

• Contoh Formulasi Pakan
Pakan yang diberikan dapat dibuat sendiri (self mixing) atau diperoleh dalam bentuk konsentrat yang dibeli dari toko pakan ternak. Selanjutnya dicampur dengan sumber energi (misalnya dedak dan jagung) untuk memenuhi kebutuhan gizi itik. Contoh formula pakan itik bisa dilihat sebagai berikut:

Formula Pakan Itik Master
Bahan Pakan
Jumlah (Kg)
Pakan starter ayam ras
77,50
Dedak halus/polard
13,00
Dikalsium phosfat
2,00
Kapur
5,00
Premiks
0,10
Minyak sayur
2,00
Methionine
0,25
Lysine
0,25
Total
100,10
Kandungan
Gizi
Protein kasar (%)
17,24
Serat kasar (%)
5,85
Energi metabolisme (Kkal/Kg)
2651
Total Ca (%)
3,41
Total P (%)
1,12
Sumber: Balitnak, Ciawi, Bogor (2016).

Pilihan Usaha
Pada usaha ternak itik yang produk akhirnya berupa telur, daging, maupun produksi telur tetas, DOD dan pembesaran (pengemukan). Peternak pemula bisa memilih salah satunya atau kombinasi dari usaha produksi ternak itik.

a. Produksi telur konsumsi
Dihasilkan oleh itik petelur tanpa pejantan yang memiliki pola produksi (dari awal sampai puncak produksi) 2 bulan, akan bertahan 2-3 bulan kemudian berangsur menurun 4-5 bulan, hingga ke titik terendah. Pola ini akan mempengaruhi perencanaan usaha, dimana peternak sebaiknya memasukan itik baya (siap bertelur) 2,5 bulan sebelum prediksi harga telur itik tinggi (bulan puasa/hari besar keagamaan) dengan sistem all in-all out. Sebagai contoh, target produksi puncak diharapkan  5.000 butir/hari dengan prosentase produksi 90%, maka jumlah itik yang harus dipelihara sebanyak 5.650 ekor sudah termasuk dengan prediksi kematian maksimal 1%. Sedangkan untuk melayani customer tetap yang minta disuplai rutin 5.000 butir/hari, maka sistem masuk itik baya dilakukan secara bertahap. Misalnya, dalam satu tahun peternak memasukkan empat tahap itik baya dengan rataan produksi telur 65%/tahun dan waktu pemeliharaan satu periode bertelur, sehingga itik yang dipelihara sejumlah 7.800 ekor dibagi empat tahap menjadi 1.970 ekor tiap tiga bulan sudah termasuk prediksi kematian maksimal 1%. Untuk mencapai target produksi tersebut harus ditunjang dengan manajemen yang baik, luas lahan tersedia, perkandangan, sarana prasarana, peralatan kerja, tenaga kerja, penyediaan obat-obatan dan air minum, serta perlengkapan administrasi.

b. Produksi itik potong
Pada umumnya usaha itik potong berupa pembesaran dari itik petelur jantan dalam waktu 6-8 minggu. Biasanya permintaan pasar ialah itik potong dengan bobot antara 1,2-1,6 kg untuk konsumsi restoran atau warung makan. Peternak menentukan target produksi itik potong terlebih dulu sesuai permintaan pasar/customer, misalnya sejumlah 1.400 ekor dengan bobot 1,4 kg dan prediksi pencapaian bobot badan 45 hari. Maka dibuat perencanaan semua faktor produksi untuk mencapai target dengan memasukan DOD jantan sejumlah 1.450 ekor sudah termasuk hitungan prediksi kematian maksimal 2% dan afkir 1,5%. Misalnya ada permintaan customer setiap hari disediakan 200 ekor itik potong dengan bobot 1,4 kg, maka harus tiap lima hari sekali memasukkan (5 x 200) + (3,5% x 1.000) = 1.035 ekor dengan perhitungan memasuki umur 41 hari mulai dipilih yang besar (bobot 1,4 kg) sebanyak 200 ekor, demikian seterusnya di keluarkan setiap hari, dan setelah 45 hari itik potong sudah habis seluruhnya. Dengan demikian peternak dapat menjaga kepercayaan  customer terhadap suplai yang rutin.

c. Produksi DOD
Usaha produksi DOD (penetasan) merupakan segmen pasar tersendiri, karena para penetas memperoleh telur tetas dari peternak pembibit, walaupun masih dalam ruang lingkup usaha peternakan itik. Peternak dalam hal ini perlu menentukan target produksi DOD yang ingin dicapai, misalkan sejumlah 4.000 ekor/dua hari, kemudian disusun rencana penetasan sesuai target dimana dibutuhkan telur tetas dengan daya tetas 70%, sehingga perlu tersedia telur tetas sejumlah 100/70 x 4.000 butir = 5.715 butir.

d. Produksi itik baya (siap bertelur)
Usaha ini merupakan usaha tersendiri, dimana peternak memelihara itik sampai umur lima bulan kemudian dijual ke peternak telur konsumsi. Bila ada permintaaan itik baya rutin sejumlah 6.000 ekor, maka tidak mungkin untuk memelihara dengan pola digembalakan, tetapi harus dikandangkan. Untuk memenuhi target tersebut perlu diprediksi kematian 3% dan seleksi/afkir 3%, sehingga diperlukan DOD sebanyak 6.000 x 1,06 = 6.360 ekor. (SA)

MENGHINDARI PENYAKIT DENGAN MENGATUR VENTILASI

Tirai dalam kandang. (Foto: Istimewa)

Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil akhir produksi ayam broiler adalah beban panas yang tinggi (heat stress). Hal ini terjadi karena ayam broiler merupakan tipe ayam pedaging yang pada prinsipnya adalah penumpuk lemak di dalam tubuh dalam jumlah besar pada masa produksi akhir (panen). Salah satu penyakit akibat iklim yang ekstrem yakni heat stress. Pada umumnya heat stress terjadi karena penumpukan lemak menjadi penghambat pembuangan panas yang dibentuk oleh tubuh, sedangkan ayam broiler juga mendapat panas tubuh dari hasil metabolisme dan aktivitas lingkungan sekitar.

Aktivitas yang menyebabkan terjadinya panas lingkungan dipengaruhi oleh temperatur, kelembapan dan sirkulasi udara. Ketiga faktor tersebut merupakan elemen penting yang mempengaruhi produksi ayam broiler. Karena ketiga faktor tersebut berperan dalam proses terbentuknya kenyaman pada ayam, dimana akan meghasilkan produksi yang maksimal atau bahkan sebagai predisposisi timbulnya suatu penyakit pencernaan (Colibacillosis) dan pernapasan (CRD/Chronic Respiratory Disease) atau bahkan keduanya (CRD kompleks).

Atur Ventilasi  
Salah satu bentuk upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mengurangi heat stress yang muncul akibat ketiga faktor tersebut adalah manajemen ventilasi. Ventilasi merupakan pergerakan udara yang memungkinkan terjadinya pertukaran antara udara di dalam dan di luar kandang. Dengan manajemen ventilasi yang baik, maka angka temperatur, kelembapan dan sirkulasi udara dapat diatur agar kondisi nyaman ayam dapat dicapai. Dalam sistem kandang terbuka, cara meciptakan pergerakan udara di dalam kandang dapat dilakukan dengan pemberian kipas angin, penerapan sistem buka-tutup tirai kandang, serta pembuatan model kandang monitor.

Manajemen brooding pada sistem pemeliharaan ayam broiler merupakan langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan pemeliharaan hingga satu periode ke depan. Karena di masa ini, DOC akan mengalami pertambahan jumlah sel (hiperplasia) terutama otot. Oleh karena itu, kondisi di dalam kandang harus sangat mendukung. Dimulai dari suhu ideal, kelembapan yang tepat, serta kualitas oksigen yang memadai untuk proses perkembangan.

Kebanyakan peternak melupakan faktor terakhir tersebut, peternak cenderung lebih memperhatikan suhu dan kelembapan saja. Sehingga tidak jarang pada umur 7-10 hari tirai masih tertutup. Hal ini diperkuat oleh fakta yang didapat dari Technical Support PT Gold Coin Indonesia, Drh Rizqy Arief Ginanjar.

“Kenyataan yang terjadi ketika tirai masih ditutup, akan mengakibatkan sirkulasi udara di dalam kandang minimal, bahkan tidak terjadi. Sehingga kelembapan dan amonia di dalam kandang tidak bisa terkontrol. Dengan angka kelembapan dan amonia yang tinggi di dalam kandang akan memicu terjadinya penyakit,” ujar Rizqy. 

Lebih lanjut, manajemen tirai yang baik harus mulai diperhatikan ketika masa brooding. Tirai yang digunakan harus menggunakan metode double screen guard (tirai luar-dalam). Aplikasinya adalah dengan menggunakan dua buah tirai, satu untuk di dalam kandang dan satu lagi untuk di luar kandang. Pada saat DOC chick-in hingga umur tiga hari, tirai dalam masih dapat ditutup rapat agar panas di dalam brooder tercapai.

Ketika memasuki umur empat hingga tujuh hari, tirai luar pada siang hari sudah harus mulai dibuka disertai dengan pelebaran dari sekat (chick guard). Tirai dibuka ±10-20cm yang bertujuan agar terjadi pertukaran udara oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2). Sedangkan untuk tirai dalam masih dipertimbangkan untuk ditutup, namun juga melihat kondisi ayam.

Ketika malam, tirai masih harus ditutup agar ayam tidak terkena cold shock. Pada umur 7-10 hari dengan asumsi pertumbuhan bobot badan yang makin berkembang, maka tirai dan pelebaran sekat juga harus mengikuti. Tirai luar pada siang hari diturunkan ¼ dari tinggi kandang (±40-50 cm), sedangkan untuk tirai dalam sudah bisa mulai dilepas. Pada malam hari tirai dapat ditutup kembali.

Pada umur 10-14 hari, tirai luar pada siang hari sudah dapat dibuka ½ tiang kandang dan pada malam hari tirai dapat dibuka ¼ tiang kandang. Pada umur 15-20 hari, tirai luar pada siang hari sudah dapat dibuka seluruhnya, namun pada malam hari tirai masih ditutup untuk antisipasi stres akibat cuaca dingin. Pada umur 21 hari hingga panen tirai sudah dapat dibuka seluruhnya baik pada siang hari maupun malam hari. Namun masih dengan pertimbangan kondisi cuaca, adakalanya dinaikan (ketika hujan atau angin besar).

Pengaturan Tirai Kandang

Umur
Kondisi Tirai
Keterangan
Luar
Dalam
Siang
Malam
Siang
Malam
1-2
Tutup
Tutup
Tutup
Tutup
* lihat kondisi cuaca
3-6
Buka ¼
Tutup
Buka ½ 
Tutup
7-10
Buka ¼
Tutup
Buka
Buka ½
11-14
Buka ½
Buka ¼ *
Buka
Buka
15-20
Buka*
Buka ½ *
Buka
Buka
21-panen
Buka
Buka *
Buka
Buka

Di samping manajemen tirai, faktor sirkulsi udara juga dapat dibantu dengan penambahan kipas angin dan pembuatan kandang monitor. Pemberian kipas angin sering dipasang di dalam kandang yang memiliki alas litter. Tujuan pemberian kipas angin adalah untuk mempercepat perpindahan udara di dalam kandang. Jenis kipas angin yang digunakan adalah kipas angin pendorong (blower fan) dengan berbagai ukuran 24”, 36” dan 42”. Kipas angin dapat ditempatkan pada ketinggian 50-100 cm dari lantai.

Di daerah tropis jenis kandang tipe terbuka yang memiliki konstruksi panggung diharapkan memiliki atap yang berbentuk monitor. Karena cuaca pada wilayah tropis sangat mempengaruhi dalam tata laksana manajemen ventilasi. Selain dengan manajemen buka-tutup tirai, pembuatan kandang jenis panggung dan atap monitor pada kandang terbuka sangat membantu dalam proses pertukaran oksigen dan karbondioksida atau bahkan pembuangan senyawa berbahya H2S serta NH3. 

Salah satu peternak yang sudah mengaplikasikan manajemen ventilasi adalah Suhardi. Menurutnya, di tengah iklim dan cuaca ekstrem seperti saat ini manajemen ventilasi yang baik akan menunjang performa apalagi jika dibarengi dengan pemeliharaan yang baik.

“Saya selalu rutin dalam mengatur ventilasi, karena saya kurang biaya untuk bikin closed house jadi mau tidak mau saya harus bisa mengatur ventilasi. Paling sebagai tambahan saya sedikit rajin semprot desinfektan, sama memisahkan ayam yang mati. Biar enggak nular penyakitnya,” kata Suhardi.

Pengaturan ventilasi ini, lanjut dia, sangatlah penting. Hal buruk pernah menimpa Suhardi dikala anak kandangnya lupa melakukan maintenance buka-tutup tirai. “Pernah cuaca lagi panas-panasnya lupa buka tirai, ayam malah mati kepanasan semua, mana baru chick-in. Peristiwa seperti ini sudah jadi makanan sehari-hari, makanya saya rutin mengatur ventilasi, supaya ayam tetap oke performanya,” tandasnya. (CR)

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer