Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini PDHI | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

MUKERNAS PB PDHI SUKSES DIGELAR

Para peserta berfoto bersama Gubernur Bengkulu


Dalam rangka mengetahui progress dan evaluasi kinerja pengurus pusat dan daerah selama setahun, PB PDHI menggelar Musyawarah Kerja Nasional (MUKERNAS) di Villa Erema, Cisarua, Bogor pada 13 – 15 Maret 2020 yang lalu. Lebih dari 150 orang peserta yang terdiri dari 47 pengurus cabang, 8 organisasi non – territorial, dan Persatuan Istri Dokter Hewan Indonesia (PIDHI) hadir dalam acara tersebut.

Drh Suli Teruli selaku ketua panitia mengucapkan rasa terima kasihnya kepada para peserta yang hadir, sekaligus meminta maaf apabila ada hal yang kurang berkenan dalam pelaksanaan acara tersebut. “Saya mengapresiasi para peserta dan turut gembira karena hampir seluruh cabang dapat mengikuti MUKERNAS ini, mudah – mudahan ini pertanda baik dan semoga acara ini dapat lebih mengeratkan tali silaturahmi antar cabang,” tutur Suli kepada Infovet.

Ketua Umum PB PDHI Drh Muhammad Munawaroh dalam sambutannya juga mengungkapkan kebahagiaannya lantaran pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Gubernur Provinsi Bengkulu yang juga seorang dokter hewan. “Saya berharap dengan suasana seperti ini, PB PDHI semakin solid dan dapat bersatu dalam menghadapi tantangan kedepannya sesuai tuntutan zaman,” kata Munawaroh.

MUKERNAS kali ini bertema “Penguatan Organisasi dan Finansial Organisasi Untuk Menuju PDHI yang Maju dan Modern”. Hal ini ditujukan agar PB PDHI dalam mandiri dalam hal finansial dan kuat luar – dalam. “Jika organisasi dan finansial sehat, maka kita tentu akan lebih semangat dalam berorganisasi, oleh karenanya saya rasa temanya enggak muluk – muluk amat,” kata Munawaroh.

Wejangan Dari Gubernur Bengkulu

MUKERNAS PB PDHI terasa spesial, hal tersebut karena kehadiran Gubernur Provinsi Bengkulu yang juga seorang dokter hewan. Pria bernama Dr Drh Rohidin Mersyah tersebut menyempatkan waktunya untuk menjadi keynote speaker di acara MUKERNAS PDHI.

Dalam pidatonya Rohidin mengangkat beberapa isu terkait profesi kedokteran hewan, diantaranya tentang ketersediaan pangan asal hewan yang ASUH, penanganan dan pencegahan penyakit zoonosis, kesehatan hewan kesayangan, serta medis konservasi. Menurutnya keempat isu tadi menjadi salah satu tantangan utama bagi Perhimpunan Dokter Herwan Indonesia (PDHI) di era industri 4.0.

“Oleh karenanya PDHI harus benar-benar menunjukkan eksistensinya agar lebih dikenal dan lebih diperhitungkan oleh pemerintah dan masyarakat,” Jelas Gubernur Rohidin. Selain itu lanjut Gubernur Rohidin, PDHI juga diharapkan mampu menjadi organisasi yang kompeten dan andal di bidangnya. “Kompeten itu punya empat ciri yakni kritis yang didasari ilmu pengetahuan,data valid dan mementingkan kepentingan orang banyak, memiliki sifat kreatif, komunikatif dalam menyumbangkan berbagai solusi, dan juga bersifat kolaboratif kepada semua pihak,” tutur alumni FKH UGM tersebut.

Ia juga melanjutkan bahwa keempat hal tadi juga harus menjadi perhatian bagi anggota PDHI di seluruh daerah, supaya terus bersinergi dan berkomuniasi aktif dengan pemerintah pusat. Sehingga jika terjadi permasalahan terkait hewan ternak dan lainnya, PDHI bisa berperan sebagai garda terdepan.

Dalam acara MUNAS tersebut, Ketua Umum PB PDHI beserta para perwakilan PDHI daerah dan pengurus organisasi non – territorial PDHI juga menyampaikan laporan pertanggung jawaban kerja selama setahun yang kemudian dievaluasi bersama. Ada juga paparan mengenai penguatan finansial organisasi, sosialisasi yayasan KDHI, revisi kode etik, dan sosialisasi RUU Keswan. Masih dalam acara yang sama, diluncurkan pula program AYO KE DOKTER HEWAN, dimana nantinya PB PDHI akan lebih menggaungkan kepada masyarakat akan pentingnya peran dokter hewan terhadap kesehatan hewan terutama pet animal. (CR)

PERNYATAAN PDHI TERKAIT KASUS KEMATIAN BABI DI SUMATERA UTARA









PEMBELAJARAN WABAH ASF DI CHINA DAN VIETNAM


 
Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD sebagai salah satu pembicara seminar ASOHI Jateng (Foto: Istimewa)

Virus African Swine Fever (ASF) disebut-sebut sebagai top killer industri babi. Suatu penyakit virus yang menyerang babi dan ditemukan pertama kali di Kenya pada 1921. Virus ASF membunuh babi dengan menyebabkan demam hemoragik yang ekstrim dan menghancurkan limfosit secara masif dalam jaringan limfa.

Pembahasan ASF dikupas secara menarik dan mendalam dalam Seminar “Strategi Antisipasi Penyebaran Virus ASF” di Studio Dreamlight World Media, Ungaran yang diselenggarakan ASOHI Jateng dan PDHI. Seminar berlangsung pada Sabtu, 12 Oktober 2019. 

Pembicara dari Komisi Ahli Kesehatan Hewan, Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Karantina Hewan, Drh Tri Satya Putri Naipospos MPhil PhD menerangkan penyebab ASF adalah virus yang unik, satu-satunya anggota keluarga Asfarviridae yaitu virus DNA yang dapat ditularkan oleh caplak (tick-borne DNA virus).

“Genom yang besar, dengan setengah dari proteinnya tidak diketahui fungsinya. Siklus penularan yang unik di antara babi-babi domestik, babi hutan liar dan caplak lunak, belum lagi virus ini punya daya tahan (survivability) in vitro yang tinggi,” lanjutnya.

Lebih lanjut Tri Satya Putri Naipospos memaparkan presentasinya yang berjudul "African Swine Fever: Pembelajaran dari Wabah di China dan Vietnam".  

Sejak ditemukan pada Agustus 2018, ASF menyebar ke setiap provinsi di daratan China. ASF diperkirakam menjangkiti 150-200 juta ekor babi, dugaan kerugian produksi daging babi mencapai 30%.

Penyebab penyebaran ASF di China diantaranya lalu lintas jarak jauh babi hidup dan produk babi 16,3%, transportasi kendaraan dan orang 40.8%, sisa-sisa makanan untuk babi (swill feeding) 42,9%. Uraian presentasi Tri Satya bersumber dari Dr Shengqiang Ge dari China Animal Health and Epidemiology Center.

Pembangunan kembali industri babi di China akan berjalan lambat dan butuh bertahun-tahun. Produsen akan tetap waspada mengingat resiko kontaminasi ulang dan difokuskan kepada peningkatan biosekuriti pada operasi yang tersisa.

Populasi babi di China sekitar 440 juta ekor babi, lebih dari 90% rumah tangga di China memelihara babi.  

“Seringkali dengan biosekuriti terbatas, sedikit atau tidak ada mekanisme pengendalian yang dapat digunakan untuk memastikan virus tidak ditularkan lewat truk, melalui pakaian orang yang masuk ke peternakan, atau dalam pakan dimana virus bertahan untuk jangka waktu lama,” jelasnya.

Sementara kasus wabah ASF di Vietnam pada Februari 2019 pertama terdeteksi di Provinsi Thai Binh dan Hung Yen, yang lokasinya di tenggara ibukota Hanoi kira-kira 160 km dari perbatasan China.

Vaksin yang dikembangkan di National University of Agriculture menunjukkan sukses awal dalam memerangi ASF, tapi para ahli skeptis dan mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian.

Sementara Ketua Umum Asosiasi Monogastrik Indonesia (AMI) Dr Sauland Sinaga SPt, MS sebagai narasumber berikutnya memaparkan presentasi berjudul “Strategi Manajemen Pemeliharaan Mencegah ASF”.

Imbauan AMI dalam mewaspadai penyebaran ASF antara lain negara harus menghentikan impor babi dan olahan dari negara terduga, peternak menghindari membawa olahan babi di kandang, bandara harus menghanguskan sisa makanan pesawat di pelabuhan dan di bandara yang berasal dari negara terduga.

Diuraikan juga lima elemen biosekuriti diantaranya isolasi/pemisahan, sanitasi dan desinfeksi, pengendalian lalu-lintas, pengendalian hama, dan pembuangan bangkai babi. (NDV)

PERESMIAN ANIMAL CENTER HINGGA HADIRNYA DRH TV

Peluncuran DRH TV. (Foto: Infovet/Septiyan)

Peresmian animal center Drh Nugroho di Kota Semarang menjadi harapan baik bagi pecinta hewan, sebab ini akan menjadi pusat layanan kesehatan hewan satu-satunya di Indonesia. Harapannya, animal center ini akan mudah diakses bagi seluruh pecinta hewan yang ada di Semarang maupun di kota-kota lainnya. Animal center diresmikan di Jalan Imam Bonjol 184, Kota Semarang, rabu (21/8). 

Peresmian ini dihadiri oleh LansiaVet (doter hewan senior) yang berasal dari beberapa wilayah seperti Semarang, Makasar, Lampung, Surabaya, Bandung, Jabodetabek dan Jogjakarta. Peresmian animal center ditandai dengan adanya penandatanganan MoU antara pihak animal center, Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PB PDHI) dan Semarang Zoo.

Ditemui tim Infovet di sela-sela acara, Eko Nugroho selaku putra dari Drh Nugroho, menyatakan bahwa pendirian animal center ini diinisiasi atas cita-cita mulia sang ayah yang pada tahun 1970-an pernah membuka klinik kesehatan hewan di Semarang. “Sehingga adanya animal center ini melanjutkan apa yang sudah pernah dilakukan oleh ayah sejak dulu,” kata Eko. Pendirian animal center ini merupakan bukti kuatnya persahabatan antar dokter hewan yang ada di Indonesia.

Sementara, Ketua PB PDHI, Drh Muhammad Munawaroh, menyambut baik adanya pendirian animal center yang memiliki fasilitas cukup lengkap, seperti adanya laboratorium diagnosis, tempat rawat inap hewan, ruang operasi, serta bisa dijadikan sebagai sarana belajar bagi dokter hewan muda maupun mahasiswa kedokteran hewan di Indonesia.

Usai peresmian animal center, malam harinya dilanjutkan dengan peluncuran DRH TV. Sebuah channel yang berisi informasi seputar dunia kedokteran hewan dan kesehatan  hewan. Ketua PB PDHI, Munawaroh, mengatakan bahwa martabat kedokteran hewan di Indonesia harus semakin naik, salah satunya dengan upaya memberikan informasi kepada masyarakat yang membutuhkan pengetahuan seputar dunia kesehatan hewan, sehingga dapat dicapai kondisi sehat bagi hewan dan juga pemiliknya. 

“Segala sesuatu yang akan menang di dunia ini adalah mereka yang menguasai media informasi, oleh karena itu adanya DRH TV diharapkan mampu menjadi portal berita yang aktual mengupas informasi seputar kesehatan hewan. Adapun progam rutin yang akan diadakan dalam DRH TV diantaranya Diary DRH, VETPEDIA, VetNews, VetTips dan VetTalk.

DRH TV diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah (Jateng). Melalui sambutan tertulisnya, Gubernur Jateng berharap agar DRH TV dapat dioptimalkan untuk promosi potensi hewan agar bisa dikenal lebih masif. Selain itu, diharapkan juga dengan adanya DRH TV bisa menjadi kanal dalam mempromosikan potensi hewan di Jateng. Sambutan tertulis tersebut dibacakan oleh Kabid e-Goverment Dinas Kominfo Prov Jateng, Drs Muhammad Agung. (SNE)

PELANTIKAN PENGURUS PDHI CABANG JATENG III PERIODE 2019-2023



Pelantikan pengurus PDHI Cabang Jateng III (Foto: Istimewa)

Bertempat di Aula Politeknik Pembangunan Pertanian Magelang, Minggu (4/8) lalu diadakan pelantikan Pengurus Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Tengah (Jateng) III periode masa bakti 2019-2023.

Pelantikan dilakukan langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB PDHI) PDHI Drh H Muhammad Munawaroh MM. Terpilih sebagai Ketua Cabang PDHI Jateng III Periode 2019-2023 yaitu Drh Esti Dwi Utami MSi.

Berdasarkan Surat Keputusan Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia No Skep-41/KU-PBPDHI/VII/2019 tentang pengesahan susunan pengurus PDHI Cabang Jateng III periode masa bakti 2019-2023.

Drh Esti Dwi Utami MSi resmi dilantik menjadi ketua PDHI cabang Jateng III yang kedua kalinya bersama 30 pengurus. Pelantikan diawali pembacaan dengan keputusan dari PB PDHI kemudian pengambilan sumpah. PB PDHI Cabang Jateng III membawahi wilayah kerja Kabupaten Kebumen, Kabupaten Purworejo, Kabupaten temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kabupaten Magelang dan Kota Magelang.

Foto: Istimewa

Dalam sambutannya, Ketua Umum PB PDHI mengatakan jika PDHI sudah harus mengikuti perkembangan jaman dengan dimulainya industi 4.0, sehingga program-program yang berkaitan dengan kesehatan hewan harus selalu terkait dengan industri 4.0.

Lebih lanjut Munawaroh mengatakan jika sudah saatnya PDHI menunjukkan peran sertanya kepada pemerintah daerah dalam hal memberikan kontribusi kepada masyarakat, sebagai contoh mencegah penyakit Zoonosis seperti rabies.

“Industri 4.0 ini terkait dengan beberapa hal yang menyangkut peningkatan kompetensi dokter hewan, kemudian aplikasi-aplikasi yang berkaitan dengan kesehatan hewan, kemudian harapan saya agar PDHI Cabang Jateng III dapat memberikan kegiatan yang berdampak langsung pada masyarakat,” ujarnya.

Terkait hal tersebut, Ketua PB PDHI Cabang Jateng III, Esti Dwi Utami dalam program kerjanya ke depan untuk mendukung Industri 4.0 akan membuat sistem pembuatan kartu digitalisasi secara online.

“PB PDHI Cabang Jateng III saat ini memiliki anggota 200 dokter hewan, yang tersebar di 5 wilayaah. Karenanya untuk mempercepat kepengurusan kartu anggota harus dilakukan secara online. Selain itu, dalam program kerja yang akan dilakukan ke depan adalah dengan kegiatan-kegiatan nyata untuk masyarakat,” tandasnya.

Usai acara pelantikan, dilanjutkan dengan seminar dan workshop pemeriksaan hewan kurban oleh Drh Iskandar Muda MSc. (Sumber: magelangekspres.com/INF)


INFOVET TEKEN MOU BERSAMA PB PDHI



Majalah Infovet sebagai majalah kesehatan hewan dan peternakan di Indonesia menandatangani MOU kerjasama dengan PB PDHI. Acara tersebut dilangsungkan di Hotel Santika TMII , Jakarta Minggu 16 Juni 2019 bersamaan dengan acara halal bihalal PB PDHI.

Ketua Umum PB PDHI drh Muhammad Munawaroh berharap bahwa dengan ditandatanganinya MOU ini, PB PDHI dan INFOVET dapat berkontribusi lebih dan menjadi partner dalam membangun profesi dokter hewan, khususnya di bidang peternakan. "Namanya saja Infovet, ada kata vet nya, yang saya yakini itu adalah kepanjangan dari veteriner, oleh karena itu saya harapkan kita bersama bisa berkolaborasi dan saling mengisi satu sama lain, terutama di sektor peternakan," imbuh Munawaroh. Ia juga berharap kepada Infovet agar tetap menjaga netralitas serta independensinya sebagai media.

Sementara itu, drh Rakhmat Nuryanto yang mewakili Infovet pada hari itu mengatakan bahwa dirinya merasa senang dengan ditandatanganinya MoU tersebut. "Dengan ditandatanganinya MOU ini artinya secara resmi kita diakui oleh PB PDHI dan menjadi partner mereka, khususnya dalam pemberitaan mengenai dunia peternakan dan kesehatan hewan. Mudah - mudahan kita semua dapat memenuhi ekspektasi dari PB PDHI, dapat mewakili serta menjadi wadah berbagi untuk dokter hewan Indonesia yang berkecimpung di dunia peternakan," tutur Rakhmat.
Penyerahan plakat penghargaan dari PB PDHI kepada Majalah Infovet (Foto : CR)

Selain Infovet, ada 19 stake holder lain yang juga menandatangani MOU dengan PB PDHI. ke-19 stake holder tersebut berkecimpung dalam berbagai bidang seperti perusahaan distributor obat hewan, yayasan sosial, bahkan perusahaan event organizer di bidang peternakan dan kesehatan hewan. 

Dengan adanya penandatanganan MOU kerjasama tersebut, PB PDHI berharap agar kedepannya sebagai organisasi PB PDHI bisa semakin maju dan memberikan kontribusi bagi masyarakat, sesuai dengan semboyan yang sering didengungkan di dunia kedokteran hewan manusya mriga satwa sewaka. (CR)

HALAL BIHALAL PB PDHI



Suasana khas Idul Fitri masih kental terasa pada acara halal bihalal PB PDHI di Hotel Santika TMII, Minggu 16 Juni 2019. Animo para dokter hewan yang hadir pun terbilang tinggi. Para dokter hewan yang berkecimpung di dunia peternakan, hewan kecil, satwa liar, dosen, PNS bahkan pensiunan hadir dalam acara tersebut. 

Mewakili ketua panitia pelaksana acara tersebut, drh Jack Ruben Simatupang dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi semua dokter hewan yang telah hadir, serta pihak sponsor yang telah membantu menyukseskan acara tersebut. Tidak lupa ia juga meminat maaf kepada semua yang hadir apabila ada tutur kata dan tindakannya yang salah, utamanya pada pengurus PB PDHI cabang Jabar V.

Sementara itu, Ketua Umum PB PDHI drh Muhammad Munawaroh dalam sambutannya mengatakan bahwa acara halal bihalal ini bertujuan sebagai ajang menjalin silaturahmi antar dokter hewan lintas daerah khususnya PB PDHI di Jabodetabek.

Selain itu dirinya juga menjabarkan program - program PB PDHI yang telah dan sedang dipersiapkan dalam mengikuti perkembangan revolusi industri 4.0. "Dokter hewan juga harus open minded, kita adalah profesi yang selalu terbuka akan perubahan, oleh karenanya kami dari PB PDHI akan terus berusaha semampu kami agar selalu mengikuti perkembangan zaman," tukasnya.

Wacana mengenai memiliki kantor sendiri juga menyeruak dalam sambutan drh Munawaroh. Menurutnya dengan biaya sekitar 5-6 Miliar rupiah PB PDHI bisa memiliki kantor sendiri. "Kita akan galang dana dari anggota, sponsor, bahkan stakeholder lainnya, Insya Allah nanti kita punya gedung sendiri," kata Munawaroh. Namun ketika ditanya mengenai kapan realisasinya oleh Infovet ia sendiri belum dapat memastikannya, namun akan berusaha mewujudkannya dalam kepengurusan yang ia pimpin. 

Acara berlangsung meriah dan antusias, selain dihibur dengan musik, tidak lupa juga tausyiah agama yang menyegarkan namun mencerahkan. Selain itu acara berlangsung semakin meriah dengan dibagikannya beberapa doorprize bagi peserta yang hadir. (CR) 

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer