Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Efek Nigella Sativa Terhadap Respon Kekebalan dan Patogenisitas H9N2 | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Efek Nigella Sativa Terhadap Respon Kekebalan dan Patogenisitas H9N2



Nigella Sativa
Tanaman Nigella sativa termasuk kerajaan Plantae, clade Angiosperma, subclade Eudicots, ordo Ranunculales, keluarga Ranunculaceae, genus Nigella, spesies N. Sativa, nama binomial Nigella sativa dan sinonimnya Nigella cretica mill.

Dari berbagai artikel ilmiah yang telah diterbitkan tentang manfaat Nigella sativa (NS), diketahui bahwa NS mempunyai kemampuan untuk penyembuhan luar biasa dan mengejutkan dan hampir tidak ada efek samping.

Nigella sativa yang disebut black caraway, juga dikenal sebagai black cumin, nigella dan kalonji (BSBI List, 2007 dan Nigella sativa, 2017) adalah tanaman berbunga tahunan termasuk keluarga Ranunculaceae, berasal dari wilayah barat daya dan selatan Asia.

Nigella sativa bisa tumbuh sampai setinggi 20-30 cm, dengan daun yang terbagi halus, linier (bukan benang). Bunga-bunganya lembut dan biasanya berwarna biru pucat dan putih, dengan 5-10 kelopak bunga.

Buahnya berbentuk kapsul besar yang terdiri dari tiga sampai tujuh folikel bersatu, masing-masing mengandung banyak biji yang digunakan sebagai bumbu, kadang-kadang sebagai pengganti jinten hitam (Bunium bulbocastanum).

Efek Nigella Sativa
Umar S., et al. (2016) telah melakukan penelitian tentang efek Nigella sativa terhadap respon kekebalan dan patogenisitas virus H9N2 reassortant A/chicken/Pakistan/10RS3039-284-48/2010 pada kalkun. Infeksi virus H9N2 menimbulkan gejala klinis ringan sampai sedang pada unggas yang terinfeksi virus ini, akan tetapi gejala klinis berkurang pada kalkun yang diberi pakan yang mengandung NS. Temuan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang mengungkapkan adanya infeksi ringan virus LPAI H9N2 yang diinokulasi secara eksperimental pada unggas (Lee et al., 2007 dan Umar et al..,2015a). Hal ini mungkin karena NS menimbulkan peningkatan kekebalan dan NS sebagai anti-virus seperti yang telah dijelaskan oleh para peneliti sebelumnya (Dorucu et al., 2009, Shewita dan Taha, 2011, Ahmad et al., 2013 dan Umar S. et al., 2015b). Oleh karena itu, bisa diduga bahwa NS dapat menekan tingkat keparahan gejala klinis LPAI H9N2.

Terdapat kenaikan berat badan yang signifikan pada kalkun yang diberi pakan dengan campuran NS (6%), apabila dibandingkan dengan kalkun yang terinfeksi dengan H9N2 saja.  Berat badan kalkun meningkat (P> 0,05) pada kelompok yang diberi pakan NS (2% atau 4%) dibandingkan dengan kelompok H9N2. Dalam penelitian menggunakan (2%, 4% dan 6%) NS pada kalkun, suplemen NS tidak menimbulkan efek samping (Umar S., et al., 2016).

Efek pemberian NS terhadap berat badan kalkun mirip dengan penelitian lainnya. Hasil penelitian El-Bagir et al. (2006) menunjukkan, bahwa pemberian pakan yang mengandung NS (2% atau 4%) secara signifikan dapat meningkatkan berat badan pada ayam petelur.  Pemberian suplemen NS pada pakan kalkun dapat berdampak positif tehadap kenaikan berat badan.

Sementara, Shewita dan Taha (2011) melaporkan, penambahan NS dalam pakan ayam broiler dapat meningkatkan rasio konversi pakan (FCR) pada dosis rendah. Berbeda dengan penelitian ini, El-Nattat dan El-Kady (2007), telah melaporkan bahwa pemberian NS dalam pakan sebanyak 17% (dosis tinggi) justru bisa menurunkan produktivitas ayam broiler.

Ayam broiler yang diberi pakan dengan NS mengalami peningkatan aktivitas trypsin dan amilase pada pankreas dan usus kecil (Durrani et al., 2007 dan Umar et al., 2015b). NS menyebabkan proses pencernaan dan penyerapan nutrisi lebih baik, sehingga pertumbuhan tubuh membaik. Pada kalkun setelah diinfeksi dengan H9N2 LPAI, pada kelompok kalkun yang diberi pakan yang mengandung NS terjadi peningkatan kadar IFNγ dan peningkatan sel T sitotoksik.

Telah dijelaskan bahwa NS meningkatkan sel T-helper dan sel sitotoksik yang menghambat penyebaran virus influenza (Ahmad et al., 2013, Al-Mufarrej,et al, 2014 dan Umar S et al., 2015b). NS telah dilaporkan dapat meningkatkan proliferasi splenocyte dan ekspresi interferon, penurunan pro-sitokin inflamasi, protein virus (integrase, protease) dan RNA polimerase II, yang berperan penting dalam dalam replikasi virus (Ahmad et al., 2013), sehingga dapat mengurangi efek patogen virus tersebut.

NS berperan menginduksi stimulasi dan proliferasi sel T yang dapat menurunkan jumlah virus pada kelompok perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa NS berperan sebagai antiviral dan imunomodulator. Temuan ini sesuai dengan penelitian yang sebelumnya bahwa sel T sitotoksik dapat menurunkan jumlah shedding virus LPAI H9N2 pada kalkun. Mekanisme ini berperan penting dalam perlindungan unggas terhadap infeksi virus pada tahap awal (Dorucu et al., 2009, Shewita and Taha, 2011, Al-mufarrej, 2014 dan Umar et al., 2015b).

Pada uji HI, titer antibodi kalkun kelompok perlakuan NS lebih tinggi dari pada kelompok kontrol. Titer rata geometris kelompok perlakuan NS secara signifikan lebih tinggi (P <0,05) dan berkembang lebih cepat dari pada kelompok kontrol. NS berperan sebagai imunostimulan dan antioksidan (Umar S. et al., 2015b). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Shewita dan Taha (2011) yang melaporkan peningkatan titer antibodi yang signifikan terhadap serangan Newcastle Disease (ND).

Drh. Pudjiatmoko, Ph.D
Medik Veteriner Madya

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer