PERBAIKAN TATA LAKSANA
Mencegah Kerugian di Farm dari yang Non-Infeksius
(( 63 tahun sudah negeri ini terlepas dari kungkungan penjajahan bangsa asing. 63 tahun sudah bangsa ini mulai bangkit dari keterpurukan ekonomi, gradasi moral, namun secara totalitas bangsa ini masih membutuhkan waktu untuk memulihkan semangat kemerdekaan bersama dengan semangat juang tokoh bangsa terdahulu. Beternak salah satu profesi jalan keluar itu. ))
Saat ini, 63 tahun sudah bangsa ini bebas bergelut dengan waktu, dengan berbagai profesi yang bertujuan untuk menghasilkan uang demi kelangsungan hidup keluarga tercinta. Salah satu profesi dimaksud adalah peternak, yakni orang yang menghabiskan waktunya untuk memelihara unggas seperti ayam ras dan jenis unggas lainnya yang lolos dari seleksi dan adaptasi lingkungan yang dipelihara manusia untuk memperoleh produk yang bernilai gizi tinggi.
Namun tahukah kita (red; bangsa ini) bahwa unggas bukanlah mesin-mesin produksi yang dapat menghasilkan barang dengan kapasitas yang diharapkan manusia. Unggas adalah makluk hidup yang membutuhkan sentuhan kreativitas dan seni yang terangkum dalam manajemen pemeliharaan yang mumpuni unggas-unggas tersebut hidup dan berkembangbiak dengan baik.
Berdasarkan ini, maka peternak sebagai garda terdepan pemasok daging sebagai sumber protein hewani untuk calon generasi bangsa ini, perlu belajar terus, up date semua ilmu yang dimiliki dengan informasi-informasi baru bersama Infovet yang tetap terdepan sebagai media penyaji informasi peternakan dan kesehatan hewan.
Memelihara ayam terutama ayam komersial yakni ayam ras petelur dan pedaging membutuhkan kreativitas dan seni. Peternak yang kreatif biasanya mampu mengahasilkan produk melebihi dari standar yang diharapkan.
Peternak kreatif artinya peternak yang menemui sendiri jawaban atas permasalahan yang dihadapi, artinya disini peternak harus rajin membaca, bertanya dan mengikuti berbagai kegiatan seminar yang berhubungan dengan usaha yang digelutinya.
Hal ini pernah dikatakan Prof drh Charles Rangga Tabbu MSc PhD dalam sebuah seminar Perunggasan Indonesia Terkini. Menurutnya peternak Indonesia harus lebih pintar, baik terkait manajemen pemeliharaan maupun pemasaran yang dikatakan sebagai indikator keberhasilan berusaha di bidang ini.
Lebih lanjut dikatakan mantan Dekan Fakultas FKH UGM Yogyakarta ini bahwa saatnya peternak menemui sendiri jawaban dari permasalahan yang mereka hadapi. Namun ini tetap sesuai dengan batasan-batasannya, artinya disaat permasalahan tersebut tak jua kunjung mendapatkan pemecahan, maka peternak jangan sungkan berdiskusi dengan Technical Services dari berbagai perusahaan pakan, obat-obatan dan vitamin di lapangan serta dengan instansi terkait lainnya.
Lalu mengapa peternak kreatif dan pintar diidentikan dengan peternak yang suka mengikuti seminar? Dikatakan Prof Charles bahwa melalui seminar tersebut peternak dapat mengetahui perkembangan terkini dunia perunggasan Indonesia bahkan dunia, sehingga tradisi beternak dengan hanya memanfaatkan modal tanpa kepandaian akan berpotensi besar merugi dapat dianulir meskipun saat ini tersedia tenaga-tenaga kerja dengan basic peternakan dan kedokteran hewan.
“Peternak jangan sekali-kali menyerahkan sepenuhnya persoalan seputar usaha peternakannya kepada anak kandang dan atau petugas lainnya, artinya peternak tetap menjadi barrier atau penghalang berbagai tindakan yang dapat menimbulkan kerugian pada usahanya,” jelas Prof Charles.
Kemudian, untuk mencapai produksi ayam broiler dan layer maksimal diperlukan pemeliharaan yang sesuai dengan standar yang dianjurkan. Hal ini terkait dengan kemajuan-kemajuan yang diraih ayam broiler dan layer yang semakin baik dari waktu ke waktu. Kemajuan dimaksud seperti ditampilkan pada Tabel.
Berdasarkan pada kemajuan yang dicapai di bidang perkembangan evolusi genetik tersebut maka peternak juga harus menyeimbangkannya dengan cara meningkatkan manajemen pemeliharaan. Banyak yang bisa dilakukan peternak untuk meningkatkan produksi ayam broiler dan layer yang dipelihara, antara lain memilih bibit yang baik yakni bibit yang benar-benar berasal dari induk dengan mutu genetik yang tinggi.
Kemudian, memperbaiki sistem perkandangan apakah dengan menggunakan kandang sistem terbuka (open house) atau dengan kandang sistem tertutup (closed house) yang lagi ngetrend saat ini. Lalu memperbaiki sistem perpakanan, mulai dari gudang pakannya, asal pakan dan cara pemberian pakan pada ayam broiler dan layer yang dipelihara.
Satu hal yang perlu juga mendapatkan perhatian adalah manajemen kesehatannya karena hal ini dapat berdampak buruk terhadap capaian produksi ayam broiler dan layer tersebut. Di samping itu, pengetahuan pasar dan teknik pemasaran juga harus dimiliki oleh peternak. Ini diperlukan karena pada saat produksi melimpah, pasar tidak siap menerima maka peternak akan mengalami kerugian dari usahanya tersebut.
Untuk ayam broiler dan layer performannya dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain aspek kesehatan yang menjadi indikator keberhasilan di lapangan. Produksi yang maksimal hanya dapat dihasilkan dari ayam broiler dan layer yang maksimal pula kesehatannya.
Menurut Bambang Agus Murtidjo dalam bukunya Pengendalian Hama dan Penyakit Ayam menjelaskan bahwa ayam yang sehat dicirikan dengan berjalannya fungsi fisiologis tubuh secara normal. Ayam yang sehat terlihat aktif mendapatkan makanan, air minum dan berinteraksi positif dengan lingkungannya bila dibandingkan dengan ayam broiler dan layer yang sakit.
Hal yang perlu dipahami peternak adalah bagaimana caranya menekan angka kesakitan (morbidity) lebih rendah dari standar yang dikeluarkan pembibit. Salah satunya adalah melalui peningkatan nilai gizi pakan yang diberikan kepada ayam-ayam tersebut.
Di samping itu, jumlah pakan yang diberikan juga harus sesuai dengan kebutuhannya. Terkait kandungan gizi pakan ini, banyak kejadian yang berhubungan dengan kekurangan gizi pakan yang dikonsumsi oleh ayam broiler dan layer, antara lain penyakit akibat defisiensi vitamin dan mineral atau nutritional deficiency. (Daman Suska).
Beranda
› PERBAIKAN TATA LAKSANAMencegah Kerugian di Farm dari yang Non-Infeksius
PERBAIKAN TATA LAKSANAMencegah Kerugian di Farm dari yang Non-Infeksius
Yonathan Rahardjo
Januari 20, 2009
Related Posts
ARTIKEL POPULER MINGGU INI
-
Cara Menghitung FCR Ayam Broiler. FCR adalah singkatan dari feed convertion ratio, yaitu konversi pakan terhadap daging. FCR digunakan untuk...
-
Sumber: Balitbangtan Kementan Ayam KUB adalah ayam kampung galur (strain) baru, merupakan singkatan dari Ayam Kampung Unggul Balitbangtan. A...
-
Di dunia ini terdapat beberapa jenis ayam terbesar di dunia. Baik dari segi tinggi badannya, ukuran badannya, maupun berat badannya. Di anta...
-
Artikel ini membahas secara singkat anatomi ayam (struktur tubuh ayam) meliputi bagian tubuh ayam dan fungsinya. Juga organ tubuh ayam dan f...
-
Prof Dr Ismoyowati SPt MP, dari Unsoed, membawakan materi Mekanisme Kemitraan dalam Budidaya Ayam Broiler, dalam webinar Charoen Pokphand In...
-
Dalam dunia peternakan bebek, proses penetasan telur menjadi salah satu kunci utama keberhasilan produksi Day Old Duck (DOD). Terdapat dua c...
-
Salah satu komponen penting beternak bebek petelur adalah memilih jenis bebek petelur yang tepat. Tingginya produktivitas bukan satu-satunya...
-
Ayam abang adalah ayam ras petelur yang sudah memasuki masa “pensiun” bertelur. (Foto: Dok. Infovet) Ayam abang menjadi salah satu bisnis “s...
-
Salah satu ciri telur asin yang berkualitas adalah bagian kuning telurnya yang tampak masir. (Foto: Istimewa) Bukan hanya cara menyimpannya,...
-
Vaksin ASF Asal Vietnam, Siap Didistribusikan ke Seluruh Dunia (Sumber : Vietnampuls.vn) Vaksin demam babi Afrika (ASF) dengan merk AVAC AS...
0 Comments:
Posting Komentar