Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini Menghapus Stigma Negatif Sulfa | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

Menghapus Stigma Negatif Sulfa

kembali ke Infovet


Info Iptek Edisi 150 Januari 2007

Era sebelum antibiotik ditemukan, keberadaan sulfonamide (sulfa) dalam duniamedis sangat memegang peran penting dalam berbagai terapi infeksi bakterialbahkan disebut sebagai kemoterapeutik utama. Ada lebih 4000 jenis golongan sulfatetapi yang secara klinis dipakai hanya sekitar 30-an.

Setiap sulfonamide dan metabolitnya memiliki jenis parameter yang unik, walaupunpertimbangan secara umum berlaku bagi semua anggotanya. Berdasarkan absorpsi danekskresinya dibagi menjadi 3 golongan utama : sulfa dengan absorpsi dan ekskresicepat, sulfa yang hanya diabsorpsi sedikit bila diberikan per-oral karena itukerjanya dalam lumen usus dan sulfa yang hanya diberikan secara topikal.

Sulfonamide didistribusikan ke seluruh tubuh dan masuk keberbagai jaringan dancairan tubuh, walaupun penyebarannya secara pasif kedalam cerebrospinal dancairan synovial. Dalam tubuh, sulfa ini mengalami asetilasi dan oksidasiterutama terjadi di dalam hati. Bentuk asetil pada N-4 merupakan metabolitutama. Yang menarik pada poultry N-deasetilasi adalah penting.

Pada domesticpoultry N-asetilasi lebih sedikit daripada mamalia. Senyawa utama metabolit inidiekskresikan via urine. Pengeluaran direnal dan kelarutan hampir semua sulfaadalah sangat pH-dependent. Pada pH rendah dan konsentrasi tinggi akan terjadiadanya kristalisasi yang dapat menyebabkan kerusakan pada tubulus renalis ataukapiler.

Sehubungan dengan farmakokinetik daripada sulfonamide secara umum, dibawah inibeberapa riset yang telah dilakukan untuk menganalisa farmakokinetik Sulfaklozin(sulphachloropyrazine).Struktur formula sulfaklozinMetode Analisis Pendeteksian Sulfaklozin dan N-4 AsetilsulfaklozinStudi farmakokinetik 3 GLP-conforming telah dilakukan di poultry.

Berikut adalahpenjelasan singkat dari metode analisis yang dilakukan. Pada riset inisulfaklozin dan metabolitnya N-4 asetilsulfaklozin, dihitung dengan menggunakanHigh Performance Liquid Chromatography (HPLC) dengan deteksi spektrofotometri.Metode ini sangat sensitif, dengan batas deteksi 0.02 ppm baik untuk sulfaklozindan metabolitnya pada jaringan ayam dan 0.05 ppm pada jaringan kalkun. Metodeyang digunakan pada setiap studi ini divalidasikan.

Pengulangan assay contohdari berbagai jaringan diperiksa kembali nilai yang diperoleh dianalisa secarastatistic. Ketahanan contoh dari setiap jaringan yang diketahui jumlahsulfaklozin dan N-4 asetilsulfaklozin kemungkinan efisiensi recovery dihitung.Analisa residu dihitung berdasarkan kriteria definisi kemampuan tahan uji danreproduksi.

Analisa Sampel Jaringan dan Plasma Ayam

Plasma diencerkan kemudian diekstraksikan dengan acetonitril dan setelahsentrifugasi bagian supernatan diencerkan dan dihitung dengan HPLC. Sejumlahsampel jaringan (circa log), bersama dengan anhydrous sodium sulphate,diekstraksi dua kali dengan ethyl acetate (lemak, kulit), ethyl acetate :methanol (hati), atau dichloro-methane : methanol : acetic acid (otot). Sampelyang diekstrak diuapkan sampai kering dan digantung dalam dichloro methane.

Untuk N-acetilsulfaklozin, seluruh jaringan pertama-tama diekstraksikan dalamethyl acetate dan digantung dalam aceton : chloroform : acetic acid. Ekstrakjaringan dimurnikan dengan melewatkan pertukaran kation, eluting dengan ammoniumacetate : acetonitril, sebelum dimasukkan dalam HPLC.

Larutan elution jugadigunakan sebagai fase aktif pada HPLC. Puncak ODS kolom 5 ยต, menggunakanrata-rata aliran 1 ml/ menit dan pendeteksian digunakan pada 272 nm untukmenghitung sulfaklozin dan metabolitnya.

Analisa Jaringan Kalkun

Jaringan kalkun yang sudah hancur diekstraksikan dalam campuran buffer acetate,ethyl acetate dan diethyleter. Setelah sentrifugasi, lapisan organikdipindahkan, diuapkan sampai kering dan dilarutkan dalam fase aktif(acetonitrile : acetate acid, acetate buffer). Digunakan spherisorb 3 ODS kolom2 dan pendeteksian dilakukan pada 266 nm.


Validasi MetodePada setiap assay (uji), validasi (pembuktian) dilakukan dengan penentuanstatistik kurva kalibrasi, dan menentukan kemiringan (B), standar residual eror(Sr), % koefisien variasi (CV) dan standar eror kemiringan (Sb).

Kandungan bahantambahan ditentukan oleh besarnya konsentrasi. Penentuan residu dibuat saatkurva kalibrasi bertemu dengan kriteria yang telah didefinisikan. Hasilpenentuan sulfaklozin pada otot kalkun bisa dilihat pada Tabel 1.Pada ayam persentase kandungan sulfaklozin dari plasma sangat bagus yaitu90-100% dan dari jaringan nilai berada pada kisaran normal 74-92%.

Namun padakalkun kandungan yang ditemukan lebih rendah, berkisar 26.0 ± 5.8% pada jaringanhati, 45.6 ± 12.4% pada ginjal, 49.7 ± 2.8% pada otot, 46.5 ± 3.7% pada kulitdan 76.8 ± 11.7% pada plasma (n=5-12). Susunan/ pola kandungan yang mirip jugateramati dengan metabolit N-4 asetil.

Ketepatan pemeriksaan, dinilai oleh penampakan analisa replika pada sejumlahsampel kalkun dan penentuan CV, berkisar dari 1.75% (plasma) sampai 4.3% padaginjal, tapi nilai CV lebih tinggi pada kulit (lebih dari 17.2%).

Penelitian Farmakokinetik pada Ayam : Dosis Tunggal70 ekor broiler Cobb (unsexed), umur 4 minggu, dibagi menjadi 10 kelompok dandiberikan dosis tunggal 2ml 16.67% (w/v dalam air) Sulfklozin (lot 5693 S) peroral, setara dengan 100 mg sulfaklozin sodium, tiga kali lebih besar dari dosisrekomendasi 50 mg/ kg BB atau 1.5 kali dari level dosis maksimum yangdisarankan.

Pada jam ke-1, 2, 4, 8, 12, 24 dan 48 setelah perlakuan, sampeldarah diambil melalui jantung dari setiap kelompok ayam kemudian ayam dibunuhdan diafkir. Dua kelompok kontrol diambil darahnya sebelum perlakuan dan 48 jamsetelah perlakuan. Sampel plasma dipisahkan dan digabung dengan lima ayam persampling dari 2 kelompok. Jaringan tidak dikoleksi. Konsentrasi sulfaklozin danN-4 asetilsulfaklozin ditentukan dengan HPLC. Data ditunjukkan pada Tabel 2.

Data yang diperoleh menunjukkan Sulfaklozin mampu mencapai kadar maksimum dalamplasma setelah 4-8 jam dengan waktu paruh (half-life) 19 jam, dengan modelkinetik ruangan tunggal. Kurang dari 2% berada dalam bentuk asetilasi padadarah, dan perbandingan sulfaklozin yang terasetilasi tidak bergantung padawaktu pengambilan sampel. Analisa kinetik yang lebih detil tidak dapatditunjukkan karena sampel menjadi satu.

Studi Farmakokinetik pada Ayam: perlakuan selama 5 hariCobb broiler umur 4 minggu diberi perlakuan selama 5 hari berturut-turut denganESB-3 (batch 5693) dengan dosis 2 g/lt via air minum. Berdasarkan berat badandan konsumsi air kira-kira mengandung 200 mg/ kg sulfaklozin perhari, dua kalilebih besar dari dosis rekomendasi. Kadar sulfaklozin dalam plasma dan jaringanditentukan dengan HPLC. Dalam tiap-tiap group dimasukkan 5 atau 6 ayam.

Kadar sulfaklozin dalam plasma mencapai188 ppm 72 jamsetelah perlakuan dan turun dengan cepat menjadi 5.8 ppm 24 jam setelahperlakuan tidak dilanjutkan.

Pada masa akhir pemberian konsentrasi sulfaklozindalam jaringan sangat tinggi (12.4 ppm pada kulit/ lemak, 22.3 ppm pada otot,34.1 ppm pada hati), tetapi satu hari setelah akhir pemberian, konsentrasimenurun drastis menjadi (2.5, 0.8 dan 2.0). Kemudian kadar konsentrasisulfaklozin dalam jaringan turun secara perlahan, dan beberapa aktivitasresidunya dapat terdeteksi 10 hari setelah pemberian akhir melalui air minum.

Jelas bahwa pemberian sulfaklozin via air minum akan lebih cepat diabsorpsi. Dansulfaklozin juga tidak terakumulasi, hal ini dapat dilihat konsentrasinya dalamplasma tidak mengalami peningkatan selama masa perlakuan. Sulfaklozin jugadieliminasi dengan cepat, dapat dilihat dengan turunnya konsentrasi dalam plasmadan jaringan secara drastis dalam 24 jam setelah akhir pemberian.

Studi Farmakokinetik pada Spesies lain

Seperti yang dilaporkan oleh Jabert, farmakokinetik sulfaklozin juga ditelitipada hewan domestik lain. Pada anjing dengan dosis terapeutik sulfaklozin,kadarnya dalam plasma meningkat cepat untuk mencapai puncaknya dalam 1 sampai 3jam. Pada ternak dengan pemberian oral, kadar puncak dicapai dalam 1 sampai 6jam dan kemudian turun dengan cepat, dalam 18 jam setelah perlakuan sulfaklozintidak dapat terdeteksi.

Pada babi, dengan diberikan intramuskuler, konsentrasimaksimum sulfaklozin dalam darah tercapai dalam 30 menit, dan tetap stabilselama 3 jam, konsentrasi menurun dan tidak terdeteksi setelah 12 jam.Metabolisme pada hewan ini sama, dan metabolit utamanya adalah derivat N-asetil,namun pada kelinci glucoro-konjugat adalah metabolit utamanya.

Konklusi dari Studi Farmakokinetik

Ketika diberikan secara oral, baik dengan alat atau melalui air minum ataudengan jalan lain, sulfaklozin dengan cepat diabsorpsi pada unggas dan hewanlainnya dan konsentrasi plasma yang stabil dapat dicapai. Sulfaklozin tidakterakumulasi selama perlakuan namun lebih cepat diekskresikan. Hanya sebagiankecil (<2%)>

Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer