Gratis Buku Motivasi "Menggali Berlian di Kebun Sendiri", Klik Disini RELATIVE GROWTH BROILER MODERN | Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan -->

RELATIVE GROWTH BROILER MODERN

“PARAMETER PERFORMA YANG TERLUPAKAN” (DALAM PERSPEKTIF DENSITY NUTRISI PAKAN)

Ternak ayam broiler. (Foto: Dok. Infovet)

Seiring ketatnya persaingan dan dinamika usaha budi daya broiler modern menuju titik efisiensi optimal belakangan ini, diperlukan upaya lebih untuk memonitor dan mengevaluasi performa ayam yang dipelihara secara berkala. Peternak tidak hanya disibukkan oleh perkembangan genetik broiler modern yang tumbuh cepat dengan teknologi perkandangan modern yang terus berkembang, namun juga harus memahami perkembangan teknologi pakan terbaru sehingga bisa disesuaikan penggunaannya dengan lebih tepat sasaran.

Pemahaman terkait dengan spesifikasi nutrisi pakan yang dihubungkan dengan pola pertumbuhan ayam saat periode berjalan menjadi suatu hal penting. Ini bertujuan untuk mendapatkan performa ayam mendekati potensi genetiknya, menghindari risiko negatif dari dinamika pertumbuhannya, juga untuk mendapatkan harga pokok produksi (HPP) yang seefisien dan serendah mungkin. Bagaimana tidak? Komponen terbesar dari  HPP  berasal dari pakan (berkisar 63-68%). Titik efisiensi bisnis jelas dipertaruhkan pada komponen ini. Sehingga strategi penggunaannya harus benar-benar disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan fase awal broiler itu sendiri, faktor pendukung/sarana dan prasarana produksi, serta perencanaan panen tahap I (penjarangan) yang akan dilakukan bahkan ketika terjadi badai harga live bird yang semakin susah diprediksi.

Apabila salah dalam mengaplikasikan teknologi pakan, akan berakibat fatal tidak hanya pada tingginya HPP, namun akan menimbulkan dampak performa produksi yang justru malah semakin tererosi. Seperti contoh kasus tingginya spesifikasi density nutrisi pakan diantaranya heat stress, sudden dead syndrome, atau penyakit metabolik lain oleh tingginya metabolisme sehingga ayam mengalami kesusahan membuang keluar sisa energi panas dalam tubuhnya. Atau bahkan kasus lambat tumbuh, pertambahan berat harian yang lambat, slow growth bahkan kasus difisiensi lanjut oleh faktor status nutrisi pakan yang marginal.

Definisi Relative Growth/RG (Nilai Pertumbuhan Relatif) 

Merupakan cerminan dari mesin metabolisme (hiperplasi sel tubuh) pada fase awal pertumbuhan sampai ayam berumur tujuh hari. Mesin metabolisme yang mantap di awal akan memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian performa ayam dan perkembangan kondisinya sampai minggu-minggu berikutnya. Dengan demikian potensi yang dimiliki ayam broiler modern bisa terekspresikan dengan baik.

BB = Berat Badan; DOA = Day On Arrival  (pada saat DOC sampai di lokasi farm). Target RG : > 380 (kandang open), >400 kandang closed house (broiler modern, 2018)BB = Berat Badan

RG ini mempunyai pengaruh signifikan terhadap perkembangan ayam pada fase berikutnya. Semakin tinggi nilai RG maka kecepatan metabolisme ayam juga semakin meningkat. Pembelahan sel pada fase hiperplasi (perbanyakan jumlah sel) bisa berjalan optimal saat nilai RG-nya tinggi. Tidak hanya sel-sel usus di sepanjang saluran pencernaan yang terdampak baik untuk penyerapan nutrisi selama hidupnya, namun juga sel-sel yang ada di sepanjang saluran pernapasan sebagai sarana vital kebutuhan oksigen untuk pertumbuhan. Demikian juga sel-sel yang ada di organ pertahanan tubuh primer (bursa fabrisius, tymus dan sumsum tulang) yang bertanggung jawab terhadap keberhasilan program vaksinasi dan pembentukan zat kebal (antibodi) sebagai upaya tubuh mempertahankan stabilitas stamina terhadap berbagai serangan penyakit.

Di sisi lain, tingginya nilai RG ini menuntut perlakuan penyesuaian tata laksana manajemen fase berikutnya dengan lebih detail dan rinci. Fase pertumbuhan awal yang cukup tinggi harus diikuti oleh pemenuhan semua hal sebagai persyaratan kenyamanan ayam (kebutuhan ventilasi/oksigen yang lebih tinggi, percepatan pelebaran, fase pergantian pakan yang lebih smooth, kualitas sekam yang rendah amonia, kepadatan semu yang minimal dan lain-lain). Bisa dibayangkan saat pertumbuhan awal sudah cukup tinggi, sementara daya dukung sarana pemeliharaan dan daya topang kandang  tidak mampu mengimbanginya, maka dampak performa jangka panjang ke depan bisa terancam. Menurut beberapa penelitian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi ketercapaian RG, diantaranya:... (Selengkapnya baca di Majalah Infovet edisi September 2020)


Drh Eko Prasetio

Praktisi perunggasan (commercial broiler farm consultant)



Related Posts

0 Comments:

Posting Komentar

ARTIKEL TERPOPULER

ARTIKEL TERBARU

BENARKAH AYAM BROILER DISUNTIK HORMON?


Copyright © Majalah Infovet I Majalah Peternakan dan Kesehatan Hewan. All rights reserved.
About | Kontak | Disclaimer